Apakah Dunia Sesempit Ini?

Bismillahirrahmaanirrahiim
Pagi itu (18/12/2015) bersama kawan Wageningers mengunjungi University Farm untuk mencari masalah. Jalan-jalan pagi itu memang dikhususkan untuk mencari apa yang kiranya bisa dibuat penelitian. Alhasil, baru beberapa menit di Kebun sudah banyak dicium nyamuk. Hari itu pun sebenarnya sudah mengagendakan untuk bertemu salah satu sahabat yang dulu pernah satu lingkaran di Wakatobi. Namun pagi itu juga aku menghubungi sahabatku kalau aku belum bisa memastikan karena takut di Kebun akan lama dan menyelesaikan beberapa tugas dahulu. 
Jalan-jalan pagi university farm

Alhamdulillah sebelum Jum'atan selesai, dan Allah ijinkan aku untuk berangkat ke Jakarta. Minggu ini adalah minggu reuni mungkin. Sebelum bertemu Kak Tris, alumni IYF 2014, hari Selasa-Rabu kemarin alhamdulillah dipertemukan dengan keluarga ENJ yang sudah kuceritakan di naskah sebelum ini. Kak Tris dari Kendari dan beliau diterima menjadi Pengajar Muda Indonesia Mengajar angkatan XI yang telah berangkat dini hari kemarin (20/12/2015) ke lokasi penempatannya, Aceh. Kak Tris termasuk dalam 1 dari 50 Pengajar Muda yang terseleksi dari sekitar 8000 pelamar. Keren!

Kami sepakat bertemu di Blok M karena Kak Tris juga sedang keluar bersama kawan-kawan PM ke Blok M di sela acara bebas. Namun waktu bebas yang tersedia hanya pukul 13.00-17.00 WIB, sedangkan aku baru bisa berangkat dari Bogor pukul 12.00 WIB, pasrah saja sama Allah semoga diberikan kesempatan untuk dapat bersilaturahim. 
2013, kita di Wakatobi

Awalnya mau naik APTB Bubulak-Blok M karena lebih efisien tidak pindah-pindah namun ternyata sesampainya di Terminal, pemberangkatan Blok M masih lama, akhirnya aku memutuskan untuk ke Stasiun dan menurut arahan, aku harus turun Stasiun Sudirman lalu naik Transjakarta atau Metromini 19. Alhamdulillah awalnya tidak dapat tempat duduk namun sampai Stasiun Depok dapat tempat duduk dan aku tertidur sampai Stasiun Manggarai.hehe..mungkin saya lelah

Sesampainya di Stasiun Sudirman, aku bergegas tanya ke Satpam yang ada arah ke Blok M, alhamdulillah dikasih tahu dan aku memutuskan naik Metromini karena yang ada pada saat itu Metromini. Waktu semakin mendekat ke angka 3, dan aku bilang  ke Kak Tris kalau misal nanti aku belum sampai beliau sudah mau balik ke Wisma PKBI, tidak apa-apa, mungkin belum rejekinya bertemu.

Sepanjang perjalanan kunyalakan maps, untuk mengetahui seberapa jauh jarak yang akan aku tempuh dan seberapa lama waktu yang dibutuhkan. Kondisi Jakarta yang sangat macet, apalagi ketika sampai Senayan, tambah macet. Takut macetnya lama, namun aku yakin selama kita berusaha pasti Allah akan berikan jalan, entah apapun itu.

Alhamdulillah jam 4 kurang sedikit sampai Blok M dan aku langsung menuju Pasaraya, depatnya di Dapur Raya. Saat itu Kak Tris masih di Lantai 5 sholat, dan aku menunggu di samping penjual serabi, sekalian pesan karena tidak enak duduk-duduk tanpa beli. 

Tak berapa lama dari itu Kak Tris muncul, dan seperti biasa pertama bertemu setelah satu tahun lebih tidak bertemu. Dimulai cerita sahabat-sahabat alumni IYF yang sukses, kemudian cerita seleksi Indonesia Mengajar hingga kembali amanah sertifikat dari Wakatobi yang masih bertahan satu tahun lagi. Saat ketemu Kak Tris aku baru tahu kalau Kepulauan Wakatobi dan Pulau-pulau kecil disekitarnya akan menjadi provinsi baru yang sudah mencapai tahap deklarasi. Silaturahim menambah pengetahuan...
Kita bertemu lagi

Kemudian ada 3 Pengajar Muda lainnya yang menghampiri Kak Tris, a….ternyata… Dunia ini sempit atau ukhuwah kita yang luas? Itu Lia, keluarga FIM dari Yogyakarta. Duh..kaget.. niatnya ketemu satu orang dapatnya lebih. Kita sama-sama melongo, Lia juga tanya ke Kak Tris kok bisa kenal aku, hehe..lingkaran kita ini-ini saja ternyata. Selain Lia, keluarga FIM yang diterima menjadi PM Angkatan XI ini juga ada Eliya dari Bandung dan Kak Mubin. Akupun juga dikenalkan dengan Kak Heni dan Kak Arin, PM XI. Alhamdulillah tambah relasi. 
Mbak Lia, Keluarga FIM

Mereka bertiga akan kembali ke Wisma PKBI karena sudah jam 4 lebih, akhirnya aku dan Kak Tris pindah ke tempat Kak Tris duduk diawal. Ketika sampai, aku dan Mbak-mbak PM teman Kak Tris saling memandang dan nyeplos “kok kayanya ga asing ya” sambil ketawa. Beliau adalah Mbak Indah dari UB, asli Madiun, kuliah di FISIP. Rasanya Mbak Indah dan aku sudah familiar dan pernah ketemu tapi lupa dimana. 

Disana juga ada Mbak Vivi, teman Mbak Indah. Mbak Vivi juga ternyata temannya Mbak Rona, keluarga FIM. Setelah itu kami bercerita tentang kegiatan PM selama pelatihan, disebutlah nama Kak Rizky sebagai assesment, lalu aku bertanya “Kak Rizky PPAN? Jatim? Baru nikah?”, mereka bingung kok aku tahu. Hehe… tuh kan…itu-itu saja… Aku kenal Kak Rizky waktu seleksi PPAN di Dispora Jatim dan beliau menikah dengan sahabatku yang sesama peserta dan sekarang masih sambung silaturahim dengan istrinya Kak Rizky. Mbak Vivi bilang “lingkarannya ya ini ini saja”. Alhamdulillah atas ijin Allah, niatnya hanya ketemu Kak Tris dapat rejeki banyak, rejeki relasi, ketemu keluarga lama, dapat ilmu baru. 

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah 5, dan kamipun segera kembali ke Wisma PKBI. Aku dan Mbak Vivi sengaja ikut ke Wisma PKBI untuk mengantarkan Kak Tris dan Mbak Indah. Singkat memang, tapi Mbak Vivi mengingatkan bahwa persahabatan bukan diukur dari seberapa sering dan lamanya dia bertemu, namun komunikasi selama tidak bertemu dan pertemuan yang berkualitas itulah yang membuat persahabatan semakin bermakna. Keep contact and silaturahim.
Kak Tris, Mbak Indah, Mbak Vivi, sekali dayung beberapa pertemuan terlampaui

Ada satu pembicaraan yang sangat aku ingat.hehe.. Pasal 8 untuk PM, intinya You may falling in like, but not falling in love. Jadi selama bertugas, PM tidak boleh cinlok dengan sesama PM ataupun dengan warga lokal. Aturan yang menurutku membuat PM fokus mengabdi, boleh jatuh cinta tapi nanti setelah mengabdi direalisasikan. Wah..bagus ini untuk organisasi.hehe

Semoga lancar dan diridhoi Allah mengabdinya, kakak-kakak PM XI… 

Aku dan Mbak Vivi berpisah di Wisma PKBI, karena Mbak Vivi akan ke Mall Casablanca dan aku sekalian di sekitar Kemenpupera ingin menemui Mbak Anggun. Aku naik Bajaj ke Kemenpupera, dan sesampainya disana aku langsung menuju Gedung SDA. Hanya selang beberapa menit, Mbak Anggunpun datang, dan kita heboh.hehe..lama tak jumpa.
Semoga bisa berkarya disini suatu saat nanti

Akhirnya mampir dulu ke Kos Mbak Anggun, sekalian cerita-cerita. Disana aku dikenalkan dengan Mbak Intan, Mbak Wida dan Mbak Ulfa. Mereka bekerja di PU dan Mbak Ulfa di Kejaksaan Agung. Alhamdulillah..atas ijin-Mu ya Allah, kawan bertambah. 
Kakak inspiratif, Mbak Anggun

Setelah magrib dan makan, akupun pamit mau kembali ke Bogor mengejar jadwal APTB jam 7, dan aku naik Bajaj ke Terminal Blok M. Jalanan Jakarta macet dan tidak tertib pengendaranya, sempat takut, tapi pasrah sajalah, ajal sudah ditetapkan Allah. Setengah 8 aku dapat bus APTB Jakarta-Bogor dan aku menikmati perjalanan yang macet terutama di Senayan. Jam 10 lebih, aku baru sampai Bogor, dan kata penumpang lain malam itu seperti perjalanan ke Bandung karena macet luar biasa maka terlambat APTB datang.

Aku melihat raut lelah namun bersemangat dari Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang baru pulang kerja. Jam 12 mungkin mereka sampai rumah dan pagi Subuh harus berangkat. Oh..betapa capeknya mereka? Inikah Ibu Kota? 

Hari itu aku banyak mendapatkan pelajaran, terutama tentang silaturahim, dan tentang bersyukur atas kesempatan yang Allah berikan. Tentang mereka yang mau berjuang ditengah kerasnya kehidupan, tentang mereka yang pantang menyerah berjuang ditengah keterbatasan, tentang mereka yang terus mau berusaha menggapai cita-cita meski halang rintang menyapa. 
*** 
Wisma Wageningen-Puri Fikriyyah, 21 Desember 2015 
Vita Ayu Kusuma Dewi

Comments