280216 (1/3) - Dibalik Hujan

Bismillahirrahmaanirrahiim
Pagi pernuh berkah, dengan hujan yang yang terus merekah. Alhamdulillah, salah satu waktu yang dianjurkan untuk berdoa berlangsung lama.

Pagi ini memang sudah kuagendakan bertemu keluarga WRE di Jakarta Kota alias Kota Tua. Kami sepakat untuk bertemu di Stasiun Jakarta Kota. Aku yang menjadi patokan, karena aku yang paling jauh, dari Bogor. Aku berangkat dari Kos sekitar pukul 06.00 WIB ditemani hujan yang terus membuat jalanan seperti banjir. Ah..kesalahan.. harusnya aku prepare sandal juga, karena ternyata sepatuku basah total, dan aku hanya bawa ganti kaos kaki.

Tapi tak apa, pagi ini jalan bersama payung pelangi di sepanjang melalui jalan Babakan Raya aku merasakan arti sebuah perjuangan. Seperti sopir-sopir angkot yang setia menunggu penumpang disaat sopir yang lain memilih tidak narik, pedagang-pedagang pasar kaget Bara yang harus menahan menggelar dagangannya karena ketinggian air di jalan kurang lebih 5-10cm, dan yang paling mengharukan adalah adik-adik yang langsung memayungiku ketika keluar angkot. Aduh dek harusnya kamu libur hari ini, atau belajar saja untuk sekolah esok hari. Ohya juga para karyawan dan pegawai swasta yang masih tetap mengantri kereta untuk menuju Jakarta Kota demi bekerja.

Rasa syukur tak terkira ya Allah, disaat semua orang malas keluar karena hujan, disini banyak juga yang berjuang demi penghidupan. Pun saat sekarang aku duduk manis di KRL, para pejuang kebersihan kereta masih harus ekstra bekerja mengeluarkan sisa-sisa air dari sepatu kami para penumpang. Yaps..beberapa dari mereka masih sangat muda tapi salut mereka tak pernah gengsi dengan pekerjaannya. Yang penting halal kan ya mbak sist, mas bro..hehe
Masih mendung...

Sampai detik ini, di Stasiun Pondok Cina, hujan masih belum berhenti. Mendung masih menghias dilangit meski jam delapan sudah terlewat. Sedangkan didalam kereta bukannya hangat malah kedinginan, bagaimana tidak, kerudung baju, rok, sepatu sudah tak rupa lagi, nyesss.. dingin dingin menyejukkan

Ok, setidaknya pagi ini adalah sebuah perjuangan, melawan kemalasan dikala hujan untuk sebuah pertemuan. Jika hujan dijadikan alasan sebagai penghalang, jangan salahkan jika suatu saat kekeluargaan akan perlahan meregang karena terlalu banyak alasan berdatangan.

Masih sampai Tanjung Barat, sepertinya aku harus menghalau dingin yang terus mengikat dengan istirahat. Semoga sampai di Jakarta Kota semua yang kupakai kembali kering seperti semula dan pertemuan yang dinanti bukan sekedar wacana. 

Eh...tak sabar juga menanti habis dzuhur, karena ada rencana menghadiri Kopdar Backpacker  Jakarta, suatu nikmat Allah  yang harus kusyukuri, masih bisa berjumpa dengan kawan yang membawa kita tak lupa diri. Terkait hari ini untuk jadwal sudah kurencanakan sedemikian rupa agar dapat menghadiri keduanya, namun kembali lagi, biar Allah yang mengaturnya, yang terpenting kita ikhtiar dan meluruskan niat kembali, in syaa Allah akan ada jalan. Ridhoi perjumpaan ini ya Allah, kelak kumpulkan kami di Surga-Mu. Aamiin
***
KRL, 28 Februari 2016
Vita Ayu Kusuma Dewi

Comments