280216 (2/3) - Museum Bank Indonesia dan Kota Tua

Bismillahirrahmaanirrahiim
Perjalanan Bogor-Jakarta Kota-TMII untuk sebuah pertemuan masih berlanjut. Alhamdulillah setelah perjalanan satu setengah jam dari Bogor ke Jakarta Kota, sampailah aku di Stasiun Jakarta Kota. Aku telepon Mbak Eva dan dia bilang dia ada di halte busway. Kemudian aku langsung menuju halte busway. Nah…ternyata ada misscom, Mbak Eva menungguku di halte Juanda, ya ampun maafkan, berarti selama dikereta pas telepon sudah misscom, huhu

Alhamdulillahnya Mbak Eva baik dan dia langsung menuju halte Jakarta Kota. Kurang lebih setengah jam menunggu sambil menikmati bakso hangat ditemani gerimis, bertemulah aku dengan Mbak Eva dan Mas Andri. Yey…katanya Tiwi baru sampai Depok dan Mbak Dyan masih di Tangerang. Tak apalah kita tunggu, kapan lagi akan bertemu. Terima kasih ya Allah akhirnya bukan wacana

Sambil menunggu Mbak Dyan dan Mbak Tiwi, kamipun sepakat jalan-jalan dahulu. Rintik hujan tak menyurutkan semangat kami. Memang sangat susah meluangkan waktu disela aktivitas yang berbeda, apalagi mereka bekerja di Kementerian dan Balai Bendungan, pasti padat jadwalnya. Kamipun menuju Museum Bank Indonesia yang ada disamping Stasiun Jakarta Kota. 


Lokasi Museum Indonesia

Trip dadakan pertama ini Mbak Eva akan menjadi guide karena dia yang pernah masuk, sedangkan aku dan Mas Andry hanya pernah lewat didepannya saja.hehe.. Diluar kita berdebat harga tiket masuk Museum BI, dan tebakan kita salah. Ternyata HTMnya untuk umum hanya Rp5000,- dan gratis  untuk yang membawa kartu pelajar atau kartu mahasiswa. Yey..aku dapat gratis karena masih mahasiswa.haha...Kata Mbak Eva "tengsin  dong kalau yang udah kerja ga bayar"

Akhirnya...bisa bertemu...

Kita masuk langsung di sambut mbak-mbak yang memintai tiket. Kemudian mulailah berpetualang mengingat peran Bank Indonesia dan cerita-cerita perekonomian sejak sebelum merdeka hingga setelah kemerdekaan. Disini ada diorama, informasi-informasi mengenai sejarah Bangsa Indonesia yang disajikan dengan cara istimewa. 

Penyajiannya ada yang seperti rumah kaca, ada yang memakai multimedia, memanfaatkan teknologi yang ada. Unik..tapi sayang kalau kamera tak mendukung, dokumentasinya juga kurang sempurna. Alhamdulillah Mbak Eva jadi perantara penolong, dengan HPnya terdokumentasilah perjalanan kita.
Kata Mbak Eva.. "Bang, adek mau maharnya ini..." hehe

Di website Bank Indonesia juga tertera jelas bagaimana latar belakang, sejarah, hingga tujuan dan visi misi serta denah lengkapnya. Kunjungi  Website Bank Indonesia  ya biar tahu bagaimana sejarahnya. Ohya, gedung ini peninggalan De Javasche Bank (DJB). Pastinya kalau ditempat ini jangan bosan membaca, kuncinya itu, karena disini banyak informasi bermanfaat juga mengenai kebijakan-kebijakan yang menyangkut masalah ekonomi dan pengaruhnya bagi Negara Indonesia.
Allah... ijinkan aku hidup 

Paling suka masuk ruang Nurismatik, hehe... Lihat uang negara-negara di Dunia dan penampakan uang-uang Bangsa Indonesia zaman dahulu. Begitu keluar ruangan, jadi kepikiran untuk menjadikan Nurismatik(a) sebagai nama anak.hehe... Sewaktu di ruang emas, ada orang baik yang menawarkan bantuannya untuk memfoto kita bertiga. Terima kasih ya Allah...Mungkin Masnya tahu kami hanya wefie sejak masuk museum, kalau Mas-nya bawa tongsis, dia lebih kece lagi, solotrip, fotonya selfie. Aku tahu kok Mas rasanya trip sendiri dan ga ada yang peka buat memfoto kita. Btw...makasih ya Mas udah mau memfoto kita..

Disini ketemu sama anak-anak yang lagi study  tour, rame seru! Museum Bank Indonesia ini menawarkan beberapa program, diantaranya jelajah museum, forum diskusi, galeri budaya dan ragam interaksi. Tanpa terasa kami berkeliling sambil bercerita, sampailah kita dipintu keluar, eh ketemu Mas baik hati lagi

Wefie...WRE 11 JKT (48) minus Mbak Tiwi

Setelah keluar kami melanjutkan perjalanan di Kota Tua, kali ini kita mengantarkan Mas Andri. Meski masih gerimis kawasan Kota Tua selalu ramai pengunjung. Hanya saja lebih terang karena pedagang tak banyak yang berjualan. Biasanya padat sekali pedagangnya, jadi bisa hampir tak kelihatan antara pedagang dan pengunjung. Dulu pernah ke Kota Tua ini, solotrip dan kesasar sampai hampir Museum Bahari.hehe... 

Makan donat ditengah gerimis...

Kawasan Kota Tua ini lekat dengan sejarah. Dikelilingi bangunan bersejarah seperti Museum Fatahillah, Museum Keramik, Museum Wayang, Cafe Batavia, dan masih ada Kantor Pos. Sejujurnya ke Kota Tua ini mengingatkanku tentang takdir sejarah banjir Indonesia, yang dulunya dipimpin oleh JP.Coen..Ah...ini cerita dibuku Gagalnya Sistem Kanal..lengkap...sejarah bagaimana Jakarta tercipta dan ternyata banjir sudah ada sejak kerajaan. 
Museum Fatahillah ada di belakang kita

Kamipun makan donat bersama dibubuhi air hujan yang menyegarkan.hehe... Ditengah perjalanan dapat kabar kalau Mbak Tiwi harus ke Rumah Sakit karena Budhenya sakit. Mbak Dyan kabar-kabar kalau dia sudah di Stasiun Kampung Bandan. Yey.. 5 menit lagi sampai.

Kemudian aku, Mbak Eva dan Mas Andri memutuskan untuk menjemput Mbak Dyan di Stasiun Jakarta Kota sembari makan siang. Laper...yes..laper..kita bertiga kompak. Akhirnya kami menunggu di K*C, dengan menu sederhana paket winger, murah meriah dapat banyak.hehe

Pertemuan ini disponsori oleh K*C

Bertemulah kami dengan Mbak Dyan dan tambah rame. Nah, karena tempat sangat mendukung, kamipun berbincang, bercerita dengan pekerjaan masing-masing, hanya aku yang tidak bekerja.Huhu... Mbak Dyan di Surabaya, Mbak Eva di Kementerian, Mas Andri di Balai Bendungan dan aku menceritakan tentang hal-hal akademik di Kampus. Jadi kangen Kantor di Ponorogo.
Sebelum berpisah (lagi)

Setelah puas bercerita, kami ke Kota Tua lagi mengantarkan Mbak Dyan dan kami hanya alokasikan waktu 30 menit di Kota Tua karena harus ke Pasar Senen mengantarkan Mbak Dyan kembali ke Malang. 

Abaikan muka kami

Ohya, di Kota Tua ini salah satu yang menarik adalah adanya manusia melayang. Menurut cerita mereka seniman yang ada komunitasnya loh namanya Human Street Levitation.Bagi yang belum tahu akan terheran, tapi yang sudah tahu triknya tetap penasaran.hehe... Kamipun hanya berfoto dengan sosok Bung Tomo dan kembali ke halte busway
Senyum pepsodent...cisss

Momen kebersamaan kami masih berlanjut di Busway, dan kamipun berpisah di Harmoni. Aku ke TMII, Mas Andri ke Lebak Bulus dan Mbak Eva serta Mbak Dyan ke Pasar Senen. Alhamdulillah...bisa diijinlah Allah bertemu. Kemudian aku masih melanjutkan perjalanan untuk sebuah pertemuan lagi di TMII, semoga Allah ridhoi pertemuan ini.
***
RK Pasca SIL, 1 Maret 2016
Vita Ayu Kusuma Dewi

Comments

  1. asyik neh bisa jalan rame-rame, seru banget,
    yg dikunjungi juga museum, ada nilainya

    ReplyDelete
  2. hehe bener banget kakak...jalan jalan ke museum asyik banget...ilmunya dapet juga

    ReplyDelete

Post a Comment

Komentar dimoderasi, yuk sambung silaturahim, saya akan langsung berkunjung balik ke sahabat semua ^^