Pertemuan Perdana Kelas Maryam Sekolah Bidadari Surga

Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah Allah masih memberikan kesempatan menyapa lewat kata. Alhamdulillah, setelah mengikuti launching buku Abroad You(th), Allah masih memberi kesempatan saya untuk menimba ilmu di kelas perdana Sekolah Bidadari Surga yang diselenggarakan di Aula Perpustakaan Balai Kota Depok. Kelas Maryam namanya, kelas tatap muka yang berisi seminar pra-nikah, focus grup discussion dan presentasi. Ohya, bagi yang belum mengetahui Sekolah Bidadari Surga itu apa, bisa kepo di tumblr dan instagramnya. Siapa tau tertarik ikut angkatan selanjutnya ^^. First of all, saya bersyukur sekali Allah berikan kesempatan menjadi salah satu diantara 51 singleLillah terpilih dari 267 singleLillah yang mendaftar. Semoga Allah meridhoi keikutsertaan ini dan bisa menjadi (calon) bidadari penghuni Surga-Nya. Aamiin...


Lokasi kegiatan dekat dengan stasiun Depok Baru, dan alhamdulillah sebelum ashar saya sudah sampai di lokasi. Saya telat memang, tapi alhamdulillah masih dapat ilmunya melalui sesi FGD dan presentasi. Saya terlewat mengikuti seminar pra nikah dari  kak Amalia (Agar Bidadari Surga Cemburu Padamu) serta kak Ummu Balqis (Urgensi Pendidikan Pra Nikah untuk menjadi Istri Shalihah Dambaan). Jadi, pada postingan ini saya akan membagikan cerita selama mengikuti FGD dan presentasi. 

Sesampainya di lokasi, saya bertemu teh Icha, kepala Sekolah Bidadari Surga. Lalu teh Icha mengijinkan saya ikut dalam salah satu kelompok yang ternyata beliau fasilitatornya. Alhamdulillah kelompoknya ramah, sayapun berkenalan dengan teh Mounda, teh Retno, teh Ian dan  teteh lainnya. Lalu saya langsung ikut menyiapkan presentasi walau sudah di akhir-akhir. Tema yang kami dapat adalah "Menikah Muda, Setuju atau Tidak?". Lalu kami menyusun bahannya berdasarkan pro dan kontra dan keputusan akhir kita. Sebenarnya saya cuma bantu-bantu di akhir saja,hehe... tapi in syaa Allah tau arahan konten yang dibuat. Ketika itu ada tambahan waktu lima menit, lalu kami diminta membuat nama kelompok. Aisyah, itulah keputusan akhir kelompok kami. 



Selesai diskusi kamipun kebali ke kursi masing-masing dan mendengarkan presentasi dari kelompok yang di fasilitatori kak Ninette. Lalu kelompok kamipun presentasi di urutan ketiga. Kelompok pertama membahas tentang "No Baper". 

Presentasi di kelompok kami di mulai dengan kotra. Hal yang menyebabkan kami kurang setuju dengan menikah muda adalah pertama mengenai tingginya angka perceraian di Indonesia, kasus KDRT juga meningkat serta bagi yang memiliki rencana untuk studi lanjut terkadang ada yang tertunda atau bahkan tidak jadi. Tahukah teman-teman berapa angka perceraian di Indonesia? Kalau di rasiokan 1 dari 5 pernikahan di Indonesia berakhir perceraian. Kalau mau tau datanya bisa lihat di BPS di angka nikah, cerai dan rujuk walaupun update-annya baru sampai 2015, kalau update terbaru tahun 2016 menyatakan angka perceraian di Indonesia meningkat. Beberapa penyebab perceraian yang diutarakan di surat kabar online diantaranya masalah ekonomi, perselingkuhan, tidak sesuai kriteria, terlalu sibuk dengan pekerjaan, perbedaan, terlalu dini, perubahan budaya, kurangnya komunikasi, kurangnya kepercayaan antar pasangan, kurang perhatian, KDRT dan masalah nafkah batin. Kalau diperhatikan di surat kabar Kompas ada  259150 kasus KDRT. Salah satu penyebab dari penyebab KDRT dan perceraian adalah kurangnya pengetahuan tentang pernikahan. Kalau untuk menunda studi lanjut, biasanya setiap kita punya mimpi lanjut S2 atau S3, ternyata setelah menikah impian itu harus ditunda.



Kalau dari sisi Pro-nya adalah akan menekan angka seks bebas, melatih tanggung jawab dan sebagai sarana ibadah seumur hidup. Sila lihat data KPAI berikut ini terkait data anak yang  melakukan aborsi atau sebagai korban pelecehan seksual, dll. Ngeri juga ya guys?

Nah, berdasarkan pemaparan di atas kelompok kami pro dengan menikah muda dengan syarat : niat menikah adalah karena Allah, sudah "siap" dengan konsekuensi dan tanggung jawab dalam rumah tangga serta mampu. Kalau saya boleh kaitkan dengan mentoring saya, mampu ini terkait dengan "ba'ah". "Ba'ah" ini bukan punya segalanya, namun punya kemauan yang kuat untuk mencari nafkah apapun hasilnya. Ba'ah juga terkait dengan kesiapan suami dan istri. Salah satu tanda seseoarang siap menikah adalah mengerti bahwa akan ada kewajiban yang bertambah setelah menikah. Salah satu parameter siap juga terkait dengan jika pria adalah mencari nafkah dan untuk wanita siap untuk mengandung. 



Begitulah presentasi dari kelompok kami, Aisyah, yang punya jargon "in syaa Allah sholehah (Aamiin)".hehe..Semoga bermanfaat ya sedikit hasil FGD ini. Kalau belum siap menikah bagaimana? Puasa, itu salah satu cara yang dianjurkan sesuai dengan hadits Bukhari-Muslim "Barang siapa belum mampu menikah maka hendaknya ia berpuasa, karena puasa adalah penjaga baginya".

Setelah presentasi masih ada 2 kelompok lagi, jadi kami sepakat untuk break  sholat ashar. Ba'da sholat, kami melanjutkan presentasi. Setelah 2 kelompok terakhir presentasi (tentang memahamkan orang tua untuk pernikahan islami dan tentang proses menuju menikah), kakak panitia mengumumkan kelompok terbaik. Qadarullaah, kelompok Aisyah adalah kelompok terbaik dalam FGD ini. Alhamdulillah, kamipun masih tak percaya takut salah sebut, tapi kata kak Gia memang benar.


Alhamdulillah ternyata benar, lalu kamipun maju ke depan dan menerima seperangkat alat sholat bingkisan berisi hadiah jajan, buku, tumblr. Alhamdulillah jajannya bisa di makan bersama-sama, termasuk panitia lain. Kegiatanpun ditutup dengan tukar kado dan pemilihan ketua angkatan. Sesi tukar kado berakhir sebelum pukul 17.00 WIB. Ada yang unik dan menjadikan kesan berbeda, karena tak ada yang mengajukan diri menjadi ketua angkatan, akhirnya kakak panitia memakai cara yang tak biasa. Pemilihan berdasarkkan yang paling sering puasa sunnah dan menerapkan one day one juz. Masyaa Allah, bersyukur dikumpulkan dengan orang-orang yang menjadikan-Nya dasar atas segala sesuatu :')



Akhirnya, sore itu kelas Maryam berakhir, kelas perdana yang membekas positif diingatan meskipun saya terlambat masih mendapatkan ilmunya. Alhamdulillah, saya bersyukur sekali Allah mengijinkan saya belajar di Sekolah Bidadari Surga :') Sayapun langsung kembali ke Bogor dan menuju Lab Wage malam itu juga. 

Tunggu cerita selanjutnya ya. In syaa Allah ^^
***
Puri Fikriyyah, 17 Agustus 2017
Vita Ayu Kusuma Dewi


Comments