Meet Up Berfaedah dengan Founder Sedekah Buku Indonesia

Bismillahirrahmaanirrahiim
Masih tentang meet up berfaedah. Meet up yang Allah ijinkan terlaksana hari Selasa, 30 Januari 2018 dengan teh Uga, founder Sekolah Buku Indonesia. Saya pertama kali bertemu dan berdiskusi dengan teh Uga saat menghadiri undangan dari CIMB dengan kegiatan program sejuta buku. Disanalah saya berdiskusi dengan teh Uga apa bisa Rintara Jaya berkolaborasi dengan SBI untuk menyalurkan hibah buku dari CIMB tersebut. 
Edisi main berfaedah ke kos teh Uga 

Sejak pertemuan itu, saya mulai kepo juga tentang SBI. SBI ini aktif sejak tahun 2015 dan konsen ke donasi serta penyaluran buku untuk daerah-daerah yang membutuhkan. SBI ini lahir dari ide teh Uga. Saat berkunjung ke kos beliau kemarin, saya terpana dengan kamarnya yang berfaedah sekali, karena banyak sekali tumpukan buku di sana yang siap disalurkan maupun masih di sortir berdasarkan kategorinya. Teh Uga memaparkan kalau dulunya SBI ini masih mengandalkan person to person atau kawan dekat, namun setelah dipikirkan lama kelamaan perlu juga donasi buku mengingat kebutuhan buku lebih banyak daripada donaturnya. Alhamdulillah, mulai saat itu teh Uga juga membuka peluang  volunteer serta perlahan mulai memasukkan proposal ke perusahaan. Sekarang volunteer  SBI tidak hanya di Jabodetabek, namun juga di luar Jawa.

Kemarin saat menuju kos beliau, setelah drama karena saya dan Abang Gojek tidak tau jalan, akhirnya kami sampai di daerah Jatimurni. Di sana sudah ada Putra, rekan di Rintara Jaya, yang lebih dahulu sudah sharing dengan teh Uga. Kami saling sharing tentang SBI maupun dari kegiatan Rintara Jaya. Bermula dari sharing kegiatan dan kita punya mimpi buat acara kolaborasi sampai kita saling share info lokasi yang bisa "gratis" kalau mau membuat suatu acara. Lalu cerita kami berlanjut ke volunteerism. Teh Uga berbagi ilmu dari kegiatan beliau yang bertemu dengan CEO dan founder beberapa komunitas.  
Pertama kali ketemu teh Uga di CIMB

Teh Uga menceritakan tingkatan voluteer, mulai yang hanya datang saat hari H, yang hanya selfi upload saja, yang benar-benar full time dan berbagai macam lainnya, disitulah teh Uga menyampaikan, kita harus saling menghargai dan memaklumi, sebab memang mungkin orang tersebut jiwa volunteernya baru sampai segitu, perlahan in syaa Allah akan terus meningkat. Kalau yang bisa full time alhamdulillah, kalau yang hanya selfi upload saja tidak apa-apa karena itu juga bisa meningkatkan branding komunitas kita. Lalu terkait ada volunteer yang dibalik layar dan ada yang eksis, teh Uga juga menyampaikan yang penting kita tidak sombong apabila menampakkan diri. Apalagi jika kaitannya dengan sedekah, Allah mengajarkan kalau sedekah memang boleh ditampakkan untuk memotivasi yang lain, namun alangkah baiknya disembunyikan untuk menjaga hati. 

Obrolan kami masih berlanjut membicarakan regenerasi, agar komunitas yang kita kembangkan akan tetap  bertahan meskipun kita tidak di sana. Memang terkadang terlalu nyamannya kita, membuat kita betah di komunitas dan melupakan regenerasi. Kami juga saling sharing tentang komunitas atau start up lain untuk belajar dari mereka tentang sistem kerjanya dan brandingnya. Malam kemarin lusa alhamdulillah bisa mengambil ilmu dari teh Uga. Termasuk Putra juga, dia bercerita membuat semacam project acara berbasis olahraga karena dia kuliah di keolahragaan, untuk masyarakat dan mencoba project itu lebih meningkatkan value yang didapat, jadi tidak sekadar acara outbound yang hanya mendapat bahagianya. Teh Uga dan Putra kembali menginspirasi saya. 

Terkait relawan pula ada macam-macam, ada relawan reguler, by event maupun by project. Sifatnyapun ada yang do-ers atau pelaksana ada yang thinkers atau pemikir. Yang terbaik adalah yang ada kombinasi, jadi saling melengkapi untuk menjadikan komunitas atau organisasi lebih baik.

Akhir kata, sebuah ucapan dari Pak Anies untuk seluruh relawan, relawan tidak dibayar bukan karena tak bernilai, tapi karena tak ternilai. Semoga Allah membalas dengan balasan yang terbaik untuk seluruh relawan ^^ 

Semoga sharing singkat ini dapat diambil manfaatnya ya sahabat ^^
***
Puri Fikriyyah, 1 Februari 2018
Vita Ayu Kusuma Dewi

Comments

  1. relawan tidak dibayar bukan karena tak bernilai, tapi karena tak ternilai..
    Kata-kata pak Anis bijak yaa,, tapi aku lbh salut sama mereka traveler dengan konsep bagi2 buku, ngajar dll/

    ReplyDelete
  2. Mantap nih bisa kembangkan minat literasi. Sukseskan yah

    ReplyDelete

Post a Comment

Komentar dimoderasi, yuk sambung silaturahim, saya akan langsung berkunjung balik ke sahabat semua ^^