Tentang Ego dan Cara Melawannya, Kajian Ust. Hanan Attaki

Bismillahirrahmaanirrahiim
Hari ini sangat berarti buat saya pribadi, karena banyak ruang bermuhasabah dengan beberapa hal yang saya alami hari ini :'). Awalnya saya merasa semua beban tertumpu, ada banyak pikiran baik itu tentang akademik, keseharian, organisasi, evaluasi target diri, dll, bahkan saya sampai lupa ada jadwal kuliah hari ini walaupun sudah saya tulis di to do list :'(, hingga akhirnya Allah memberikan kesempatan untuk saya menguraikannya satu persatu. Alhamdulillah :')

Salah satu pertanyaan besar yang saya ajukan ke diri sendiri adalah "kamu egois deh Vit kayanya?". Ya Allah, satu kalimat muhasabah itu benar-benar menghantui saya, takut...takut sekali kalau saya sangat egois, apalagi terhadap lingkungan, egois ingin maju sendiri, memenuhi target-target dan lain-lain. Alhamdulillahnya dalam salah satu jadwal harian ada waktu khusus mendengarkan kajian, dan qadarullah topiknya pas sama yang dirasakan dalam hati :')

Pernah ga sih ngerasa baper atau ngerasa dalam posisi tidak ada respon lalu akhirnya memilih diam, tidak mau memulai menanyakan walaupun dalam hati tidak ingin diam-diaman, atau intinya mah tidak mau mengalah duluan? Kalau saya yang ditanya, ya jujur saja pernah, walaupun akhirnya tidak betah dalam beberapa jam saja :D Nah, hal-hal seperti ini yang ingin saya cari solusinya, karena kalau ego mendominasi, hidup itu rasanya tidak tenang. Ada saja yang terasa mengganjal :"( Alhamdulillah pas, dengan kajian yang dibawakan Ust. Hanan Attaki mengenai bagaimana caranya melawan ego. 

Melawan ego ada banyak macamnya diantaranya dalam hal ego mengakui kesalahan/ meminta maaf, ego untuk memaafkan dan ego menerima nasehat. Obat satu-satunya untuk mengatasi ego ini adalah IMAN.

Salah satu kisah yang mencontohkan untuk mengatasi ego meminta maaf adalah tentang kisah ketika Rasulullah setelah selesai perang Khaibar (perang besar antara muslim dan yahudi). Usai perang  ada tawanan perang dan salah satunya adalah yaitu Shafiyah, yang keluarga besarnya (ayahnya, suaminya, pamannya dan saudara yang lain) banyak yang terbunuh dalam perang Khaibar. Rasulullah datang dan mencari Shafiyah karena Shafiyah merupakan anak kepala suku.
  
"Muhammad adalah orang yang paling aku benci" kata Shafiyah. Namun yang dilakukan Nabi Muhammad SAW adalah mendatangi Shafiyah dan meminta maaf serta menjelaskan kepada Shafiyah. Shafiyah yang awalnya sangat membenci setelah Rasulullah terus meminta maaf dan menjelaskan bagaimana perang itu terjadi, akhirnya Shafiyah perlahan luluh. Kisah ini mengajarkan bahwa tidak ada ego dalam Rasulullah. Bukan berarti Rasulullah SAW yang salah, namun karena kebeningan hati Rasulullah. Pelajaran berharganya, jangan malu meminta maaf, Rasulullah saja yang tidak bersalah mencontohkannya, harusnya kita malu kalau tidak meneladaninya. Siapa sih kita dibandingkan Rasulullah yang sangat mulia? Bahkan Rasulullah minta maafnya sangat serius, salah satu contohnya saat beliau sakit diujung usianya dan meminta maaf di depan jama'ah :'( Meminta maaf mungkin merupakan hal yang sulit, atau bahkan lebih sulit daripada sholat sunnah, namun yang perlu diingat adalah bahwa Allah memberikan balasan tergantung amal perbuatan, al jaza min jinsil amal.  

Salah satu kunci kalau kita sangat berat meminta maaf adalah melakukannya untuk Allah bukan untuk orang yang dituju. Jika masih terasa berat, ingatlah ada yang lebih berat ketika perkara itu diadili di akhirat, jadi lebih baik diselesaikan di dunia, sebab dalam QS. Al Zalzalah surah ke 99 ayat 7-8, Allah menyebutkan kebaikan dan kejahatan sebesar biji dzarrahpun akan ada balasannya. Jadi akankah diri kita masih mendzolimi orang lain atau mendzolimi diri sendiri dengan gengsi untuk meminta maaf terlebih dahulu?

Kisah kedua adalah dari nabi Yusuf AS dengan akhlak yang luar biasa. Ini tentang ego untuk memaafkan. Jadi kisah singkatnya nabi Yusuf ini dijahili saudara kandungnya, dipisahkan dari ayahnya, dikabarkan telah dimakan serigala bahkan dijual ke orang lain, namun sebelum dibawa oleh pedagang tersebut nabi Yusuf meminta untuk berpamitan dengan yang menjual dia (kakak-kakaknya). Nabi Yusuf tidak marah namun justru memeluk kakak-kakaknya dan mendoakannya, "semoga Allah menjaga kalian walaupun kalian menelantarkan saya, semoga Allah memelihara kalian walaupun kalian mengusir saya dan semoga Allah menyayangi kalian walaupun kalian tidak menyayangi saya". Bahkan saat nabi Yusuf sudah sukses dan saudaranya mencari bantuan, nabi Yusuf mengirimkan bantuan tanpa diketahui. Jujur sampai cerita ini saja saya malu kalau ingat diri sendiri :'( Betapa indahnya akhlak nabi Yusuf, membalas kejahatan dengan kebaikan, bukan sekadar memaafkan.  

Sebenarnya pada zaman nabi juga ada kisah-kisah baper walaupun keshalehahnya tidak diragukan lagi, namun bedanya sama zaman sekarang adalah kalau dulu recoverynya gampang, tidak lama bapernya.

Untuk ego yang ke-3 adalah ego dalam menerima nasehat. Salah satu alasan kita tidak menerima nasehat adalah gengsi. Nasehat merupakan kemuliaan dan tidak mungkin nasehat akan menjadikan diri kita hina. Salah satu kisah pada zaman Rasulullah adalah tentang Abu Jahal yang sebenarnya Ia mengetahui kebenaran salah satunya dibuktikan dengan suka mendengarkan Rasulullah mengaji dan pernah suatu kesempatan terkesima dengan Rasulullah saat melantunkan An-Najm hingga diakhir ayat ada ayat sajdah dan semua orang yang disekitar Ka'bah ikut bersujud, namun ketika ditanya apakah beriman, Abu Jahal lari mengingkarinya. Semoga kita terhindar dari sifat demikian, yaitu sombong, yang memiliki dua arti,  menolak nasehat atau kebenaran dan merendahkan orang lain. 

Alhamdulillah, itu beberapa cara melawan ego, dan memang saya tidak menuliskan semua kisah yang dicontohkan. Semoga Allah menjaga kita dan melapangkan dada kita untuk dapat meneladani Rasulullah untuk bisa dengan berani meminta maaf, untuk bisa memaaafkan seperti nabi Yusuf dan bisa mengambil nasehat dari orang lain.  Untuk sahabat semua yang tipe visual dan auditori yang ingin mendengarkan kajiannya bisa ke link ini ya ^^

Alhamdulillah ya Allah, kegelisahan hari ini Allah berikan jawaban melalui kisah-kisah zaman Rasulullah, semoga bisa bermanfaat bagi saya pribadi dan sahabat semua dan kita bisa mengamalkannya :")
***
Puri Fikriyyah, 8 Maret 2018
Vita Ayu Kusuma Dewi

Comments