Tentang Keinginan yang Tak Tersambung Kepada-Nya

Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah pagi ini benar-benar bersyukur karena topik kajian di channel Aa' Gym kemarin benar-benar membuat "plong" di hati. 11 hari di benua baru, saya belum memutuskan untuk main ke suatu tempat seperti biasanya, alasan sederhananya, saya punya target yang harus diselesaikan. Target jurnal, tulisan proyek dan semuanya yang rasanya semua jadi satu. Akhirnya waktu luang saya, saya habiskan di Lab lalu sesampainya di Kos, istirahat. Ada titik jenuh dan sangat rindu Indonesia, sangat. 

Pada titik puncak, rasanya keinginan dan target-target dunia ini memenuhi ruang pikir dan benar-benar membuat hati gelisah, tapi rasanya tak ada manusia yang bisa dipercaya untuk dititipi cerita, ya hanya kepada-Nya T.T Alhamdulillah tak butuh waktu lama, pagi tadi topiknya kok ya pas sekali yang kajian Aa' Gym yang ditayangkan kemarin, pertama tentang yakin kepada Allah, yang bukan hanya sekadar percaya, dan yakin kepada-Nya butuh ilmu. Kalau sudah yakin sama Allah akan sangat tenang hidupnya, tenteram, karena kita yakin bahwa Allah yang menguasai segalanya. Nikmat yakin adalah suatu nikmat besar dari Allah.
Aa' mencontohkan tentang rezeki. Rezeki hanya Allah yang menyempitkan, melapangkan, memberi dan menahan. Jika yakin, seseorang pasti tidak akan sibuk dengan gelisahnya, tidak menakutkan rezeki tapi takut jika rezeki tersebut tidak barakah. Takut kalau saat rezeki tertahan, tidak sabar, takut jika hati ada dengki jika orang lain mendapatkan rezeki. Seseorang yang yakin sama Allah, ia yakin apapun yang diberikan kepadanya tidak akan diambil oleh siapapun, dan yang bukan untuknya tidak akan pernah berjumpa dengannya. Dari sini saja, rasanya pengen nangis, beberapa ni mungkin saya belum sepenuhnya yakin kepada-Nya, astagfirullah, karena masih sibuk dengan gelisah.

Jika seseorang yang yakin pasti akan ajeg dan benar-benar meyakini hanya dari Allah saja, yakin apapun yang dilakukan pasti Allah melihat yang dikerjakan, jadi tugas kita hanya melakukan yang terbaik. Jika yakin, maka saat dihina orang, tidak dihargai, kita akan ajeg, karena yakinnya sama Allah, hanya sama Allah. Ya Allah semoga Engkau mengampuni saya.

Nasehat Aa', untuk yakin kita butuh ilmu. Ilmu yang wajib dipelajari adalah ilmu tentang Allah, yaitu sifatnya Allah, dari guru atau orang yang benar-benar mengenal Allah, yang yakin sama Allah, agar sampai juga ke kita. Apabila dari orang  yang yakin, maka akan ada rasa yang beda, bukan hanya sekadar mengetahui atau percaya. Kok ku jadi pengen nyontohin kalau kita yakin sama seseorang :D Pasti kalian ngerasa lah ya, gimana rasanya, tapi itu mah kadang yakin nafsu :'(

Yang kedua ilmu syariat/fiqh, tentang yang Allah sukai dan tidak Allah sukai. Ilmu ini akan membuat kita mendekat ke Allah di jalan yang benar. Yang ketiga mengenai sunnatullah, seperti ilmu umum kedokteran, teknik, dan ilmu lainnya. 
Setelah dapat ilmu yakin sama Allah lanjut ke kajian selanjutnya tentang teknik agar selalu mengingat Allah. Ini meleleh sungguh, kunci sederhananya, mata kepada ciptaan, hati kepada Pencipta. Seperti halnya saat melihat sesuatu yang indah, mata mungkin ke pemandangan, tapi hati selalu ingat ini ciptaan Allah, jadilah kita akan berdzikir. Lihat dia yang menginspirasi, ingatnya kepada Allah, langsung mendoakan dan tidak akan memuji orang tersebut, memujinya Allah. :") Ya Allah... tiadalah gelisah jika seperti ini diterapkan terus. 

Di kajian ini disinggung juga, apabila kita memiliki keinginan namun tidak tersambung dengan Allah, maka akan gelisah terus di hati, tidak tentram. Bagaimanapun juga, apa yang kita inginkan sepenuhnya pasti milik Allah, dalam kekuasaan Allah dan apabila datang ke kita itu juga atas ijin Allah. Sungguh, apabila Allah memberikan yang terbaik namun tidak cocok dengan kita, ridho kuncinya. Apabila ini diterapkan terus, maka kita akan tau yang paling sulit adalah melupakan Allah, karena semua yang kita lihat ciptaan Allah.  

Termasuk apabila kita mempelajari sesuatu tidak bisa-bisa, bisa jadi, kita mengunggulkan "kita", apa-apa kita sudah berusaha, tanpa mengingat Allah. Termasuk jika stres, karena merasa kita yang bisa hafal, bukan mengandalkan Allah. Harusnya, dengan ijin Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah. Ketemulah akar masalahnya, tidak ingat Allah, tidak sambung dengan Allah. 

Ya Allah, pagi ini sungguh seperti mendapat jawaban-jawaban kegelisahan, alhamdulillah, memang butuh dikuatkan, sangat butuh. Alhamdulillah masih ada kajian live IG, Youtube, setidaknya beberapa hari kemarin tidak kosong :'(

Alhamdulillah, sekian curhatan sebelum beraktivitas, bismillah untuk keinginan yang ada, target yang ada, saya kembalikan kepada Allah :')
***
Garden St., 10 November 2018
Vita Ayu Kusuma Dewi 

Comments