Tentang Penyakit Hati (Rangkuman Kajian Masjid Al Hurriyyah IPB)

Bismillahirrahmaanirrahiim
Halo semuanya, apa kabar iman? Semoga senantiasa dalam ketaatan kepada Allah SWT. Semoga puasa dan ibadahnya masih terus istiqomah ya :") Iya, saya mau bayar hutang.huhu... Memang lama, tapi namanya hutang harus dibayar bukan, daripada nanti ditagih di akhirat dan menjadi penghalang :"(
Di curhat saya yang terakhir, "Jalani Aja Dulu, Nanti Allah yang Tunjukkan" saya menceritakan "ketidaksengajaan" yang berakhir duduk di dalam majelis ilmu di Aula Al Hurriyyah. Ketika itu pematerinya adalah Ust. Achmad, salah satu dosen Fakultas Kehutanan IPB. Materinya "menusuk" untuk evaluasi diri, karena mengenai penyakit hati. Nah, tanpa panjang lebar, ini intisari materinya.

Istilah tentang penyakit hati dapat ditemukan di dalam beberapa ayat Al Qur’an:
  • At taubah: 125 “Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir". Mereka yang hatinya sakit ketika mendengarkan ayat Al Qur’an bukan bertambah tentram tetapi bertambah kekafiran.
  • Al ahzab: 12 “Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata: "Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya". Hikmahnya adalah adanya evaluasi diri, apakah kita termasuk ke dalam golongan tersebut yang jika mendengar ayat Al Qur’an tidak ada perasaaan senang, perubahan di dalam rona wajah atau rasa rindu maka sebenarnya hati kita sedang mengalami penyakit hati yang masuk ke dalam kelompok orang munafik. 
  • Al-Anfal: 2 “Orang-orang yang beriman itu adalah orang-orang yang apabila disebutkan nama Allah maka bergetarlah hati mereka. Apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya maka bertambahlah keimanan mereka. Dan mereka hanya bertawakal kepada Rabb mereka". 
Salah satu penyakit hati adalah riya. Riya dan ikhlas merupakan dua hal yang memiliki perbedaan yang tipis. Amal yang ikhlas ialah amalan yang didasari oleh ridhonya hati terhadap ketentuan Allah dan rasulNya, sedangkan riya merupakan perilaku yang ingin dipuji oleh orang lain bukan oleh Allah. Keduanya terletak di dalam hati, sehingga kita tidak diperbolehkan untuk memvonis orang lain atas niatan yang mereka lakukan. Allah Maha Tahu tentang hati manusia, malaikat tidak mengetahui hati manusia. Malaikat memberikan penilaian yang cerman terhadap apa yang nampak. Malaikat memberikan bisikan yang baik, sementara bisikan yang buruk adalah dari setan. 
  • An-nas : 4-6 “dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia". Hati manusia dikatakan sakit: Jika disebut nama Allah hatinya tidak bergetar. Sebaliknya jika disebut nama selain Allah hatinya bergetar (orang yang dicintai, lawan jenis misalnya). Jika diperdengarkan ayat Al Qur’an (membaca sendiri atau mendengarkan dari radio, televisi dll) tidak bertambah keimanannya, maka hati kita sedang bermasalah, sedang sakit. 
  • Al Ahzab:32 “Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik”. Suara wanita bukan aurat. Berdasarkan ayat tersebut, Allah menjelaskan kepada istri-istri nabi, jika berbicara, berbicaralah secara islami, bicara yang tegas, seperlunya, bicara yang haq. Bukan berbicara dengan mendayu-dayu, dibuat-buat intonasinya, body language yang berlebihan. Orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya maka akan memunculkan respon yang negatif, maka diakhir ayat Allah menambahkan “maka ucapkanlah perkataan yang baik” 

Contoh-contoh penyakit hati yang perlu dihindari:
Penyakit hati yang paling besar dan paling berat adalah syirik. Penyakit hati ini merupakan dosa terbesar yang tidak akan terampuni apabila terbawa mati dan belum tobat dengan tobat nasuha. QS. An nisa: 48 "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar" Sebagai manusia harus betul-betul mennghindari sekecil apapun dosa syirik karena merupakan dosa terbesar. Sejak di dalam alam ruh, manusia diajarkan untuk tidak berbuat syirik. Al-A'raf: 172 “… Bukankah Aku Tuhan kamu ?’ Mereka berkata : ‘Betul ! kami menyaksikan.’ ; Hal ini agar kamu tidak dapat berkata dihari kiamat : ‘Sungguh kami lalai dari perjanjian ini”. Pada waktu manusia lahir ke dunia yang diajarkan oleh islam adalah menghindari syirik yaitu dengan membacakan adzan ke telinga bayi. Di mana salah satu kalimat adzan adalah “asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadarrasulullah.” Maka setelah di alam ruh, ketika pertama kalinya bayi lahir sudah dikenalkan kalimat tauhid yang ada di dalam adzan tersebut. 

Sang ibu diajarkan mengamalkan tauhid pada setiap aktivitas dalam merawat anak. Misalnya saat memberikan asi dengan membaca basmallah, setelah selesai membaca hamdallah. Hal tersebut akan berulang terus diucapkan oleh sang ibu, sehingga secara tidak langsung mengajarkan tauhid kepada sang anak. Luqman : 13 "Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. 

Sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad, semua nabi dan rasul membawa risalah tauhid yang sama dengan kalimat “La illah ha illallah" Yang betul-betul mengajarkan kalimat tauhid hanya Islam, yang mengajarkan tauhid murni, selain islam ada ke syirikan, Tuhan mereka di syarikatkan. Misalnya Uzair anak Allah, Isa anak Allah, dan persyarikatan lainnya.  As-Syura: 11 “Dia (Allah) tidak menyerupai sesuatupun dari makhluk-Nya (baik dari satu segi maupun semua segi), dan tidak ada sesuatupun yang menyerupai-Nya". Maka harus bersungguh-sungguh untuk tidak berbuat syirik, karena setiap amalan yang dilakukan jika dalam keadaan syirik maka tidak diterima. 

Beberapa jenis penyakit hati antara lain:
  • Syirik. Salah satu jenis penyakit hati adalah syirik yang merupakan dosa besar yang tidak diampuni dosanya jika sebelum meninggal tidak bertaubat. Pembelajaran untuk mengesakan Allah terdapat di dalam Surat Al Luqman. Syirik di bedakan menjadi dua: Syirik besar (Akbar) yaitu Syirik akbar Jali (Jelas): Menyembah selain Allah, menyekutukan Allah dengan jelas (menyembah benda-benda). Syirik akbar khafi (tidak jelas/tidak telihat): Menyembah / meminta tolong kepada jin atau ruh orang yang meninggal. Kedua adalah Syirik asghar diantaranya Riya'. Riya' merupakan bagian dari syirik asghar. Riya' merupakan suatu perbuatan yang dilakukan karena ingin dipuji orang lain (pencitraan). Al Maun: 4-7 "Maka celakalah orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya, yang berbuat ria, dan enggan (memberikan) bantuan”. Jenis penyakit ini merupakan penyakit hati yang tidak terlihat dari luar, sehingga dalam kesehariaanya seorang muslim tidak boleh memvonis atau menuduh orang lain riak. 
  • Kibr (Takabur, Sombong, Congkak). Rasulullah bersabda "Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi”. Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, "Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain“ (HR. Muslim).  Orang-orang yang tidak shalat termasuk ke dalam orang yang takabur, karena menolak yang haq perintah dari Allah, meskipun ia orang baik atau sopan, namun ia menolak yang haq. Sifat kibr dimotori oleh iblis. Iblis merupakan contoh yang akurat. Karena ia menolak perintah Allah pada waktu ia disuruh sujud kepada Adam. Selain itu, ia menyatakan dirinya lebih baik dari Adam. Ia mengatakan "Aku lebih baik dan Ia Adam. Aku Kau ciptakan dari api dan Adam dari tanah”. Orang yang di dalam hatinya terdapat sifat kibr tidak akan pernah bisa mendapatkan hidayah. Al a’raf : 146 "Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus memenempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai dari padanya”. Jika seorang muslim belum mampu melaksanakan perintah Allah, maka jangan menolak dengan sikap dan hati. Tetapi sadarilah bahwa hal tersebut adalah perintah Allah. Bedoalah memohon kepada Allah agar diberi kemampuan untuk melaksanakan perintah tersebut. Bukan malah memprovokasi orang lain untuk tidak melaksanakan perintah tersebut. 
  •  Hasut, iri, dengki, dendam. Penyakit hasut diawali dari penyakit iri. Iri merupakan penyakit hati yang tidak rela ketika orang lain mendapatkan kebahagiaan. Hasut terjadi agar kebaikan dari orang lain hilang, begitu juga dengan dengki. Dendam ingin menghancurkan kebahagiaan orang lain. Diperbolehkan seseorang merasa iri akan dua hal: "Tidak boleh merasa iri kecuali pada dua orang, yaitu orang yang Allah anugerahkan padanya harta lalu ia infakkan pada jalan kebaikan dan orang yang Allah beri karunia ilmu (Al Qur’an dan As Sunnah), ia menunaikan dan mengajarkannya. (HR. Bukhari Muslim).
  • Kikir. Al ma’arij : 19-20 “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir, apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah”. Seseorang berkeluh kesah atas kesusahan yang ia alami, seharusnya bersabar akan ujian tersebut. Berkeluh kesah hanya akan meningkatkan stress/depresi. Maka ucapkanlah “laa hawla wa laa quwwata illa billah (tidak ada usaha, kekuatan dan upaya selain dengan kehendak Allah)”
  • Nifak (bermuka dua). Orang yang memiliki sifat nifak disebut munafik. Orang munafik tidak memiliki ketegasan, kaku, ragu-ragu, tidak berani mengambil satu keputusan. Orang munafik melakukan untuk kepentingan dirinya sendiri. An nisa: 142 “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.”. Orang munafik dalam setiap kebaikan malas untuk mengerjakannya. Misalnya malas berangkat untuk mencari ilmu, malas mengolah data, malas membuat proposal, malas shalat malam dan lain-lain. Hati menjadi incaran setan. An nas : 3-6 “dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, dari (golongan) jin dan manusia”. 
Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal darah. jika segumpal darah tersebut baik maka akan baik pulalah seluruh tubuhnya, adapun jika segumpal darah tersebut rusak maka akan rusak pulalah seluruh tubuhnya, ketahuilah segumpal darah tersebut adalah hati”. Semoga kita dapat menjaga hati, sehingga dapat berhati-hati agar tidak terkena penyakit hati, sebab jika hati sudah terjangkit penyakit, pengobatannya agak rumit :'( 

Semoga notulensi yang ditulis oleh kawan-kawan HIMPAS IPB ini dapat bermanfaat ya sahabat, setidaknya dapat menjadi pengingat dan kewaspadaan diri. Semoga senantiasa dalam lindungan Allah sahabat :') 
***
Wisma Wageningen, 26 Mei 2019
Vita Ayu Kusuma Dewi 

Comments