JAKARTA--Ketua Umum Panitia Pelaksanana Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Herry Suhardiyanto menerangkan, sekolah yang berakreditasi C diizinkan mengikuti SNMPTN 2011. Dalam aturan sebelumnya, sekolah-sekolah yang berhak untuk mengikuti ujian seleksi SNMPTN hanyalah sekolah berakreditasi A dan B.
"Untuk kali ini kita ubah. Akhirnya kami selaku panitia pelaksana SNMPTN 2011 memutuskan bahwa sekolah berakreditasi C diperkenankan untuk mengikuti ujian seleksi SNMPTN," ungkap Herry di dalam konferensi pers mengenai perubahan persyaratan SNMPTN di Hotel Atlet Century, Jakarta, Sabtu (29/1).
Herry menyebutkan jumlah persentase kuota siswa berprestasi yang diperkenankan untuk mengikuti seleksi ujian SNMPTN 2011,dari masing-masing sekolah berdasarkan tingkat akreditasinya. Antara lain, sekolah akreditasi A (kelas akselerasi) boleh mendaftarkan siswa berprestasinya sebanyak 100 persen, akreditasi A (RSBI/Unggulan) sebanyak 75 persen, akreditasi A (Reguler) sebanyak 50 persen, akreditasi B sebanyak 25 persen dan akreditasi C sebanyak 10 persen.
Untuk SNMPTN 2011 ini, kuota yang disediakan sebanyak 165.034 kursi. SNMPTN akan diikuti 60 PTN seluruh Indonesia. Untuk jalur undangan disediakan kuota sebanyak 53.850 kursi atau 33 persen. Sedangkan jalur ujian tulis sebanyak 111.184 kursi atau 67 persen.
"Meskipun sudah diberitakan jatah persentase pendaftarannya seperti itu, namun mereka yang mendaftar belum tentu diterima semua. Rektor akan tetap melakukan seleksi. Misalnya di kelas ada 30 siswa, 75 persen berarti sekitar 20 orang. Jika ada yang tidak mau, maka siswa urutan ke 21 atau 22 tidak bisa menggantikan siswa yang tidak mau tersebut. Itu juga berlaku bagi sekolah reguler, akreditasi B dan C," tukasnya.
Herry yang juga selaku Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) ini juga menegaskan, kompetisi dilakukan secara terbuka. Artinya, siswa dari kelas akselerasi, RSBI, regular, akreditasi B dan C akan bersaing memperebutkan tempat di masing-masing prodi. Tidak ada pemisahan seleksi antara sekolah-sekolah tersebut. “Kompetisinya tergantung prodi yang diminati. Itu ada di daftar masing-masing rektor. Kalau biaya pendidikan kewenangan ke rektor masing-masing. Kalau IPB, apakah undangan atau tertulis bahkan Ujian Talenta Masuk (UTM), sama,” paparnya.
Dijelaskan Herry, setiap Kepala Sekolah (Kepsek) juga dituntut lebih aktif mengunduh profil sekolahnya. Nantinya, lanjut Herry, setiap sekolah mendapatkan kuota berapa siswa yang bisa mengajukan. Siswa kemudian membayar uang pendaftaran dan mendapatkan pin. Dengan pin tersebut siswa bisa mengakses data diri. “Siswa yang tidak mampu biaya pendaftaran ditanggung APBN,” imbuhnya.
Herry menambahkan, dengan sistem pendaftaran online membuka peluang bagi seluruh sekolah, termasuk dari daerah terpencil. Ini juga kesempatan melakukan edukasi nasional di bidang Informasi teknologi (IT). Dalam kesempatan yang sama, dia juga membantah jika SNMPTN 2011 lebih memprioritaskan sekolah negeri. Sejak awal, ujian undangan SNMPTN hanya diprioritaskan bagi sekolah akreditasi A dan B. Akan tetapi, setelah dilakukan pertemuan dengan Rektor PTN disepakati memberikan ruang ke PTN tertentu yang mempunyai program afirmasi bagi daerah tertentu.
Ia mencontohkan, ada beberapa sekolah di daerah tertentu yang sudah memiliki program afirmasi tapi terakreditasi C. Namun, hanya satu yang mendapat undangann dan yang lainnya tidak. Kondisi seperti ini yang selalu menjadi keresahan dan masalah di daerah. Maka dari itu, lanjut Herry, pihaknya membuka pintu bagi akreditasi C untuk mengikuti SNMPTN.
“Ini pertama kali dibuka (jalur undangan). Namun kita tetap tidak berani membuka terlalu luas untuk akreditasi C karena dikhawatir ekspektasi masyarakat berlebihan sehingga mereka akan memasukkan semua,” terangnya. (cha/jpnn)
"Untuk kali ini kita ubah. Akhirnya kami selaku panitia pelaksana SNMPTN 2011 memutuskan bahwa sekolah berakreditasi C diperkenankan untuk mengikuti ujian seleksi SNMPTN," ungkap Herry di dalam konferensi pers mengenai perubahan persyaratan SNMPTN di Hotel Atlet Century, Jakarta, Sabtu (29/1).
Herry menyebutkan jumlah persentase kuota siswa berprestasi yang diperkenankan untuk mengikuti seleksi ujian SNMPTN 2011,dari masing-masing sekolah berdasarkan tingkat akreditasinya. Antara lain, sekolah akreditasi A (kelas akselerasi) boleh mendaftarkan siswa berprestasinya sebanyak 100 persen, akreditasi A (RSBI/Unggulan) sebanyak 75 persen, akreditasi A (Reguler) sebanyak 50 persen, akreditasi B sebanyak 25 persen dan akreditasi C sebanyak 10 persen.
Untuk SNMPTN 2011 ini, kuota yang disediakan sebanyak 165.034 kursi. SNMPTN akan diikuti 60 PTN seluruh Indonesia. Untuk jalur undangan disediakan kuota sebanyak 53.850 kursi atau 33 persen. Sedangkan jalur ujian tulis sebanyak 111.184 kursi atau 67 persen.
"Meskipun sudah diberitakan jatah persentase pendaftarannya seperti itu, namun mereka yang mendaftar belum tentu diterima semua. Rektor akan tetap melakukan seleksi. Misalnya di kelas ada 30 siswa, 75 persen berarti sekitar 20 orang. Jika ada yang tidak mau, maka siswa urutan ke 21 atau 22 tidak bisa menggantikan siswa yang tidak mau tersebut. Itu juga berlaku bagi sekolah reguler, akreditasi B dan C," tukasnya.
Herry yang juga selaku Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) ini juga menegaskan, kompetisi dilakukan secara terbuka. Artinya, siswa dari kelas akselerasi, RSBI, regular, akreditasi B dan C akan bersaing memperebutkan tempat di masing-masing prodi. Tidak ada pemisahan seleksi antara sekolah-sekolah tersebut. “Kompetisinya tergantung prodi yang diminati. Itu ada di daftar masing-masing rektor. Kalau biaya pendidikan kewenangan ke rektor masing-masing. Kalau IPB, apakah undangan atau tertulis bahkan Ujian Talenta Masuk (UTM), sama,” paparnya.
Dijelaskan Herry, setiap Kepala Sekolah (Kepsek) juga dituntut lebih aktif mengunduh profil sekolahnya. Nantinya, lanjut Herry, setiap sekolah mendapatkan kuota berapa siswa yang bisa mengajukan. Siswa kemudian membayar uang pendaftaran dan mendapatkan pin. Dengan pin tersebut siswa bisa mengakses data diri. “Siswa yang tidak mampu biaya pendaftaran ditanggung APBN,” imbuhnya.
Herry menambahkan, dengan sistem pendaftaran online membuka peluang bagi seluruh sekolah, termasuk dari daerah terpencil. Ini juga kesempatan melakukan edukasi nasional di bidang Informasi teknologi (IT). Dalam kesempatan yang sama, dia juga membantah jika SNMPTN 2011 lebih memprioritaskan sekolah negeri. Sejak awal, ujian undangan SNMPTN hanya diprioritaskan bagi sekolah akreditasi A dan B. Akan tetapi, setelah dilakukan pertemuan dengan Rektor PTN disepakati memberikan ruang ke PTN tertentu yang mempunyai program afirmasi bagi daerah tertentu.
Ia mencontohkan, ada beberapa sekolah di daerah tertentu yang sudah memiliki program afirmasi tapi terakreditasi C. Namun, hanya satu yang mendapat undangann dan yang lainnya tidak. Kondisi seperti ini yang selalu menjadi keresahan dan masalah di daerah. Maka dari itu, lanjut Herry, pihaknya membuka pintu bagi akreditasi C untuk mengikuti SNMPTN.
“Ini pertama kali dibuka (jalur undangan). Namun kita tetap tidak berani membuka terlalu luas untuk akreditasi C karena dikhawatir ekspektasi masyarakat berlebihan sehingga mereka akan memasukkan semua,” terangnya. (cha/jpnn)
Comments
Post a Comment
Komentar dimoderasi, yuk sambung silaturahim, saya akan langsung berkunjung balik ke sahabat semua ^^