Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah bisa menulis meski
diatas kertas-kertas sisa nota belanja dan bermodalkan bolpoin. Ini tentang
kemarin, tentang aku dan ketidaksyukuranku.
Ruang tunggu poli radiologi, 29
April 2013. Perjalanan Malang-Ngawi kemarin ternyata belum cukup, Ngawi hanya sebagai rest area saja. Rasa capai pun harus di tempuh hingga menuju kota
Bengawan. Sepanjang perjalanan hanya terbaring saja, jenuh tentunya.
Sesampainya di salah satu rumah sakit, perawat menyambut dengan kursi roda.
Ayah terus memaksa aku memakainya
namun ku tangguhkan keinginan itu karena ada banyak pasien lain yang lebih
membutuhkannya. Akhirnya Paman dan Ayahlah yang ku repotkan untuk mendampingi
langkahku. Ibu masih mengurus bagian registrasi.
Lantas aku duduk, namun karena
dudukpun terasa berat akupun menyita kursi itu untuk ku berbaring. Ibu
merelakan pangkuannya agarku merasa nyaman. Aku masih mengeluh kesakitan atas
apa yang kurasakan. Bodohnya aku tak menyadari rentetan manusia disamping kanan,
kiri, belakang bahkan depanku juga dalam kondisi yang sama. Bahkan mereka lebih parah.
Paman menawariku makan karena
memang sejak sore aku hanya menghabiskan biskuit dan makanan ringan. Entahlah
saat itu aku meng-iyakan penawaran itu meski akhirnya tak lebih dari dua suapan
yang mengisi keroncongan.
Tiba-tiba ada ibu-ibu yang
permisi duduk disampingku. Ia membutuhkan colokan listrik untuk men-charge handphonenya.
“Kenapa Mbak?” tanya Ibu tersebut
“Kecelakaan Bu” jawab Ibuku. Ibuku
menjelaskan semuanya tentang kondisiku. Lalu Ibu itu berkata “Alhamdulillah
Mbak masih tak seberapa, anak saya sekarang sedang di operasi Mbak, kecelakaan
juga, tangannya patah” jelas Ibu itu namun tetap tegar.
Astaghfirullah, betapa malunya
aku. Betapa aku tak mensyukuri keadaanku saat ini. Ya, manusia terkadang
tersadar ketika ada yang lebih tidak beruntung daripadanya. Ini tamparan keras
pertama saat aku berada di tempat ini.
Menunggu itu memang sangat
menjemukan, namun ku lihat banyak yang lebih sabar menahan rasa sakitnya, meski
kadang ada yang memaksa untuk masuk terlebih dahulu. Proses demi proses
terlampaui, mulai dari ruang poli, pemeriksaan fisiki hingga ruang radiologi
untuk rontgen.
Allah membukakan mataku agar aku
lebih bersyukur, selama aku duduk didepan ruang radiologi saja, sekitar 20
orang terbaring lemah dengan selang yang menempel dihidungnya dan juga cairan
yang terus menetes. Ada pula kantong darah menggumpal yang terlihat dibawah
tempat mereka berbaring. Ya, hari ini lebih dari 50 pasien menjalani operasi.
Akankan seperti itu nasibku besok
ya Rabb? Terbaring memejamkan mata dan tak tahu apa yang telah mereka treatmenkan terhadap tulang belakangku? Setidaknya
hari ini aku belajar untuk mensyukuri keadaan dari orang-orang disekitarku.
Belum lagi dengan keluarga baru di Bangsal yang sama, saling menjenguk satu
sama lain, saling mendoakan, saling mengingatkan dan mempererat kekeluargaan
meski baru berjumpa. Setelah ini masihkah akan mengeluh dengan apa yang kurasa
sekecil apapun itu?
Kalau
diatas langit masih ada langit mengisyaratkan untuk kita agar tidak menyombongkan
diri atas apa yang kita raih saat ini, maka dengan mengingat ada surface masih ada sub subsurface mengajarkan kita untuk bersyukur karena tidak semua
orang seberuntung kita. Apapun ujian Allah, pasti ada hikmahnya dan
bagaimanapun jalannyaa pasti ada jalan keluarnya. ^^
“Dan sungguh Kami benar-benar akan menguji kamu dengan sedikit rasa takut, kelaparan, dan kekurangan harta, hilangnya jiwa, dan sedikitnya buah-buahan…” (Surah al-Baqarah : 155)
*cerita selanjutnya ada di postingan sebelumnya dengan judul "Ketika Allah Berkehendak
*Ditulis di atas kertas sisa-sisa yang disatukan
Bangsal As-Salwaa 2B4, RSUI Kustati 2
Surakarta, 30 April 2013
Vita Ayu Kusuma Dewi
celaka apa mba? gimana kabarnya sekarang? allohumma robbannaas.. adzhibil ba'saa.. isyfii antas-syafii.. laa syifaa'an illa syifaa'uka.. syifaa'allaa yughodziru saqoomaa. Insya Alloh cepet sembuh.
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah baikan,terima kasih ya doanya ^^
ReplyDeletetidak mudah memang untuk selalu husnuzan dan ikhlas terhadap segala yang terjadi. Semoga saat ini kondisinya sudah baik seperti sedia kala... aamiin... :)
ReplyDeleteAamiin :) terima kasih ya atas doanya ^^ semoga kita selalu dalam naungan-Nya ^^
ReplyDelete