Ketika Allah Berkehendak

Bismillahirrahmaanirrahiim

Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, maka apabila Dia menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya bekata kepadanya: "Jadilah", maka jadilah ia” (Al Mu’min:68)

Bangsal As-Salwaa 2B4, 29 April 2013. Dibawah cahaya lampu diruangan yang bersekat-sekat, kedatangan enam mahasiswa Solo itu membuat suasana lebih bersahabat. Tiba-tiba perawat itu datang memanggil Ibuku.
“Keluarga Vita untuk menandatangani persetujuan operasi”. Ibuku lantas berjalan meninggalkan kami.
Deg…berdesir perlahan. Aku yang masih terbaring, menghela napas dan kembali melebur kedalam perbincangan. Satu persatu berpamitan. Kini ruangan kembali terasa semakin sempit. Udara merapat semakin memanas di Kota Bengawan. Sudah dekatkah ajal itu Ya Rabb?
Suasana rumah sakit yang tak begitu asing namun berbeda. Saat-saat Allah semakin terasa dekat kurasa. Hati masih cemas, pikiran berlalu lalang. Bilik sebelah utara masih bertahan pasien yang merintih berbalutkan kain elastic berwarna merah bata. Baterai handphone sudah dititik nadir, tidak ada bacaan sebagai pengobat selain mengembalikannya pada Sang Khaliq. Akankah raga ini kembali pada asal mulanya? Senandung khawatir merajalela.
Tak berapa lama kira-kira pukul 22.00 WIB, perawat bertubuh tegap kembali datang membawa balutan biru  muda.
“Ini besok dipakai terus yang bagian di infus jangan dimasukkan. Untuk infusnya besok pagi” ujar laki-laki itu seraya berpaling menjauh.
*Seperti inilah bajunya. Ternyata di google ada.hehe

Baju yang mirip dengan jas laboratoriun hidrolika itu akhirnya mendarat ditanganku. Astaghfirullah, semakin berkemelut.
30 April 2013. Jarum jam terasa lambat bergulir. Tengah malam tiba, masih ada sahabat yang menemani meski dari jauh, dan tentunya Allah serta pasukan-Nya yang selalu setia bersamaku. Semuanya telah terlelap namun aku masih saja berkalut resah. Entahlah, terasa penjemput itu semakin dekat.
Allah menggerakkan mataku ke sudut ruangan, melirik kaligrafi yang tergantung sempurna. “Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad utusan Allah”, begitulah makna ukiran tersebut. Aku teringat dengan sebuah ceramah, ketika itu dikisahkan tentang sholawat Burdah (insyaallah kalau tidak salah) yang dikarang oleh seorang Imam. Intinya ketika itu beliau sedang sakit struk. Beliau selalu menggantungkan segalanya kepada Allah dan akhirnya terciptalah sholawat yang di haturkan kepada Rasulullah hingga beliau sembuh dari sakitnya.
Masih juga teringat ucapan ustad YM dalam sebuah ceramahnya “Allah saja bisa menghidupkan, Allah juga bisa mematikan, Allah pasti bisa berkehendak yang lain”. Allah membisikkan kekuatan dari banyak jalan, entah itu dalam pikiran atau dari perkataan sahabat. Namun tetap saja, sisi lain juga dengan kuatnya menjatuhkan.
Jarum jam menunjuk pada angka 2, baju operasi yang aku letakkan diatas kepalaku seperti memanggil. Saatnya berpuasa untuk pelaksanaan operasi.  Masih terasa sakit dipunggung dan kaki yang masih tak bisa sempurna menumpu.
Huh…napas seperti tinggal sejengkal, baterai handphone pun habis memaksa komunikasi dengan sahabat yang menjadi salah satu perantara Allah untuk menguatkan terputus.
Aku ingin menulis namun alat tulis berada di meja yang berjarak kurang lebih 1 meter. Saat itulah sepi menghampiri, tak ada yang bisa diajak berkomunikasi. Kata kebanyakan di kajian, Allah datang disepertiga Malam, yang berdoa kepada-Nya akan dikabulkan, yang meminta kepada-Nya akan diberikan dan yang memohon ampun kepada-Nya akan diampuni, insyaallah. Akhirnya, komunikasi menjelang sepertiga malam di mulai.
Tanpa tersadar dalam tangis dan kata terakhir memohon ampun kepada-Nya aku terlelap. Dalam lelap itulah cerita dimulai, entah siapa itu berbicara “jangan operasi”. Cerita itu tak berlangsung lama, kurang dari jam 4 aku terbangun.
Ku coba untuk bergerak perlahan, ringan. Sungguh terasa ringan. Seperti ada yang menggerakkan. Ku coba bangun dari tidurku, subhanallah ada yang menyokong dari belakang. La illaha Illallah,  Tiada Tuhan selain Allah.
Perlahan kuturunkan kakiku ke lantai, bertahap dan subhanallah wallahu akbar, kaki ini bisa menapak dan menopang tubuh dengan tegapnya.  Ibu terbangun dan disepertiga malam terakhir itu aku yakin Allah datang dengan nikmat-Nya dari kesekian nikmat-Nya yang lain. Alhamdulillah.
Ibu yang berada dibilik depanku berkata, tadi aku nglindur (istilah jawa). Ya, mungkin Allah mendatangkan dokter yang membenahi langsung susunan tulang belakang yang menjadi pusat kesakitan.
Aku mencari perawat namun mereka masih terjaga. Tak hentinya  dua katup ini bergerak memuji asma-Nya. Sungguh Allah Maha Berkehendak atas segala sesuatu bahkan yang tidak mungkin terjadi menjadi mungkin. Adzan berkumandang, ibuku bertanya kepada perawat dan dijawabnya “Harus sesuai prosedur”. Itu artinya aku masih harus mengenakan baju operasi.
 Astaghfirullah, tak puas dengan jawaban itu aku menemui perawat yang lain dan menanyakannya. Beliau tersentak karena memang malam tadi Ia yang mengantarkan baju maut itu. Dihimbaunya untukku mengikuti gerakannya, subhanallah, tulang-tulang ini seperti digerakkan Pencipta sekaligus Pemiliknya. “Tunggu visit dokter aja kalau gitu, ga usah dipakai dulu bajunya” ucapnya menenangkan.
Pagi menyapa, sinar-sinar mentari menyelinap masuk melalui jendela. Aku masih menunggu kepastian. Sesekali menengok keluar kalau-kalau dokter datang. Penantianku berujung, satu dokter datang memeriksa. Dikatakannya untuk cek otot. Kuceritakan semuanya dan ternyata penantian itu seperti harus diperpanjang masanya.
Ya, penantian memang belum berakhir. Tersadar juga bagaimana rasanya di “php” oleh seorang dokter. Teringat 3 kata dari ayat cinta dari Allah, “sabar dan sholat”. Berhubung berhalangan sholat, maka salah satu jalannya, sabar.
Tak berapa lama fisioterapist datang. Banyak yang di tes, mulai dari kaki hingga ujung kepala. Dikatakannya “sempurna, ok. Banyak  bersyukur sama Allah ya Mbak”. Subhanallah walhamdulillah, atas ijin Allah perawat datang dengan segelas minuman kental manis. Seteguk itu menandakan  batalnya puasa dan dengan batalnya puasa, operasi diurungkan.
Ketika Allah berkehendak, semuanya terasa mungkin, persetujuan yang telah ditandatanganipun bisa dibatalkan. Ini hanya sebagian kecil campur tangan Allah dalam kehidupanku, bahkan hanya sekelumit tidak ada seujung kuku. “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” ^^


*Ditulis di atas kertas sisa-sisa yang disatukan
Bangsal As-Salwaa 2B4, RSUI Kustati 2
Surakarta, 30 April 2013
Vita Ayu Kusuma Dewi




Comments

  1. alhamdulillah
    cepet sembuh vhe ...
    kangen lho arek2 :)

    ReplyDelete
  2. saya masih ndak mudeng...iki piye toh kamsudte?
    yg sakit sapa non? kok tau2 ndak jadi operasi?

    ReplyDelete
  3. get well soon mbak vheeeee
    agak merinding bacanya

    ReplyDelete
  4. Cepat sembuh dik, jangan angkat barang dulu, termasuk gendong :)

    ReplyDelete
  5. I think this is one of the most vital information
    for me. And i am glad reading your article. But wanna remark on some general things, The website style is perfect, the articles is
    really nice : D. Good job, cheers

    My site Razberri Ketone Slims

    ReplyDelete
  6. Anonim : alhamdulillah makasih ya doanya ^^ miss u too kawan

    ReplyDelete
  7. Water resources engineering : iya kakak ^^ kangen WRE sangat ^^

    ReplyDelete
  8. Mbak Indah : saya mbak indah habis kecelakaan.hehe

    ReplyDelete
  9. Mbak Dyan : semua bisa terjadi jika Allah menghendaki ^^

    ReplyDelete
  10. Anonim : thanks for visiting my blog ^^

    ReplyDelete
  11. ok uda terobati kangen e .. uda ketemu kok :)

    ReplyDelete
  12. semangat yaa :) syafakillahu laaba'sa thahurun insya allah!

    ReplyDelete
  13. anonim : afwan ini siapa ya?hehe

    Mba Nurmayati Zain : syukron mbak ^^

    ReplyDelete
  14. Sungguh certita yang sangat luar biasa ..
    Cepat sembuh ya mbak tetap semangat dan terus berjuang insyaallah allah akan selalu melindungi mu

    ReplyDelete
  15. :D :)
    anonymous wae apik :)

    ReplyDelete
  16. obat penghancur : Aamiin... semoga Allah selalu meridhoi langkah kita dan kita selalu dalam naungan-Nya.aamiin ^^

    ReplyDelete
  17. waduh bikin penasaran aja nih si anonymous...

    ReplyDelete

Post a Comment

Komentar dimoderasi, yuk sambung silaturahim, saya akan langsung berkunjung balik ke sahabat semua ^^