Jakarta Journey d#2: NFEC 2013

Bismillahirrahmaanirrahiim
It’s 2nd day in Jakarta. Alhamdulillah
Jakarta Journey: Biarkan Aku Meraih Mimpi di Jalan Ilahi, akhirnya mendarat di NFEC (National Future Educators Conference).  NFEC tahun ini diselenggarakan di Gedung Mulia Business Park, Pancoran, Jakarta Timur,   tepatnya di Universitas Siswa Bangsa International (USBI) dengan mengambil tema “Education to Employment: What Would (Youth) Educators Do). Kegiatan ini diselenggarakan 2 hari, 26-27 Oktober 2013. Perlu diketahui juga NFEC ini diselenggarakan oleh Youth Educator Sharing Network  (YESN) dengan founder kak Yosea.

Singkat saja, YESN merupakan komunitas anak muda yang memiliki hati untuk perubahan kondisi pendidikan indonesia yang lebih baik. Komunitas ini berkembang pada tahun 2012. Nah, mulai dari awal kegiatan. Setelah paginya menikmati mentari bersinar di daerah Pancoran, Jakarta Selatan, Kak Merlita (LO)  sudah menjemput di Kontrakan. Aku, Sri (UNAND), Sofa (UNDIP), dan Vivi (UNDIP) sudah tidak sabar untuk menjalani agenda hari ini yang sepertinya sangat amazing.

Saat registrasi kami sudah disambut dengan puluhan pemuda yang keren-keren dari seluruh Indonesia. Dari wajah-wajahnya saja sudah terlihat pancaran semangat yang luar biasa untuk berkontribusi dalam kemajuan Negeri ini. Sudah pasti lah, mereka yang diterima NFEC ini bukan orang yang sembarangan. Momen ini dimanfaatkan semua peserta untuk saling mengenal satu sama lain. Tak kalah tertinggal foto bersama di banner NFEC.

Plenary  1 berlangsung seru di Auditorium USBI dengan topik “Educations to Employment A Global View”, pematerinya Miss Cheryl perwakilan dari Mc.Kinsey&Company. So, we use 2 language. Diskusi berlangsung ekspresif didukung dengan metode evaluasi setelah materi berupa grup discussion.  Dalam sesi ini kita diberikan kesempatan mengutarakan pendapat tentang what would young people can do? and any hope for government and company?. Nah, dari rangkaian tersebut kita dapat menyimpulkan harus ada keselarasan visi misi dari berbagai elemen. Hal ini mendasar pada perbedaan pendapat dimana para pencari kerja mengatakan bahwa pendidikan berpengaruh (42%), sebaliknya para institusi mengatakan mereka sudah mempersiapkan pelakunya dan menselaraskan dengan  yang dibutuhkan company (72%). Ada perbedaan yang perlu didiskusikan.

Setelah plenary 1 berlangsung, kami terpisah menjadi 4 bidang. Paralel 1 dibagi menjadi bidang pengetahuan dan teknologi, bidang sosial, bidang jasa serta bidang pendidikan dan pelatihan. Aku berkesempatan dibidang teknologi. Dalam sesi ini kita sharing dengan pemateri berkait tentang apa yang bisa kita lakukan utamanya berkaitan dengan teknologi. Talkshow tentang Employers, Education Providers and Youth Live  in the Parallel Universe.

Pembicaranya Kak Angga Dwi Martha dari Youth Advocate at United Nation, Pak Budi Soetjipto Ph.D dari Human Resources Ambassador dan Ibu Retno dari Direktur Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen DIKTI, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Lengkap sudah 3 elemen ini saling menjawab satu sama lain. Kak Angga menyatakan di Indonesia ini banyak pemuda, faktanya jumlah pemuda di Indonesia sama dengan 8x penduduk Singapura.Banyak potensi yang bisa diandalkan dari ppemuda-pemuda tersebut. Apalagi adanya rencana tentang ASEAN Economic Community dimana nantinya akan sangat dibutuhkan keterampilan, teknologi dan bahasa. Dari pihak DIKTI juga menyatakan bahwa Pemerintah mendukung mahasiswapelajar yang siap kerja dengan memberikan fasilitas misalnya sindiker yang bisa diakses melalui sindiker.dikti.go.id. Pak Budi juga menyatakan bahwa employers   mencari seseorang yang berkompetensi dimana yang memiliki pengetahuan, keahlian dan kebagusan   sikap. Etika dibutuhkan karena tanpa etika seseorang itu tidak ada harganya.

Usai kegiatan tersebut kami kembali pada sesi parallel dan melakukan diskusi serta mempresentasikannya. Kami mendiskusikan tentang pentingnya pendidikan dengan dibantu suatu kasus tertentu. Kegiatan berlangsung sangat seru sekali dan jujur aku kagum banget dengan mereka. Keren banget pemikirannya. Pengalaman yang snagat berharga bertemu seluruh calon pendidik masa depan.

Ketika ishoma selesai kami kembali di acara “Angkringan Pendidikan”. Jujur lagi, NFEC keren banget bisa menyulap tempatnya seperti café dan tempat nongrong anak muda, jadi materi dan sharing berlangsung seperti kita sedang ngopi atau berbincang santai. Juga hadir dan diskusi tersebut beberapa komunitas pendidikan.

Kegiatan berakhir pukul 22.00 WIB diakhiri dengan sesi tukar kado antar peserta. Dipimpin oleh Kak Yosea kami melaksanakan kegiatan tersebut. Kesannya excited  sekali dengan acara ini. Semoga tahun depan bisa bergabung lagi dalam agenda ini. Aamiin…

*Thanks to LO Kak Merlita dan kontrakan sementara  (KOPER) di Kak Arofa, Kak Revy dan Kak Ayas, serta seluruh pendidik muda Indonesia. Salam Muda, Mendidik, Membangun Bangsa ^^


Jakarta, 26  Oktober 2013

Vita Ayu Kusuma Dewi

Comments