Jakarta Journey d#3 : FIM 15

Bismillahirrahmaanirrahiim
Berpindah lagi petulangan mengejar mimpi di Jakarta dari Jakarta Selatan menuju Cibubur, Jakarta Timur. Kali ini perahu Jakarta Journey: Biarkan Aku Meraih Mimpi di Jalan Ilahi, berlabuh di agenda Forum Indonesia Muda (FIM) 15. Perjalanan  tadi malam bersama Kak Andi (UNSOED), Kak Amir (UNHAS) dan Kak Nur (UIN Sunan Ampel Surabaya) mengesankan. Memang bukan dunia ini yang sempit namun  karena ukhuwah kita yang luas dan saling tertaut makanya kami dipertemukan di 2 agenda yang sama di Jakarta. Subhanallah.. Jadi malam tadi kami menempuh perjalanan bersama dari Jakarta Selatan.

Nah, pagi ini adalah hari pertama FIM15. Sudah terbayang dalam benak akan kembali bertemu dengan pemuda-pemuda luar biasa dari seluruh pelosok Negeri, calon pemimpin masa depan, calon-calon penerus perjuangan penegak keadilan dan kebajikan serta membawa kebenaran. *ceileh

Pagi ini setelah sekian (tidak terlalu) lama kami berinteraksi dalam dunia  maya, kami dipertemukan juga. Awalnya masih canggung namun sedikit demi sedikit akhirnya mencair. Beruntung dipertemukan dengan mereka yang notabene mempunyai ide luar biasa untuk mengubah dunia dengan caranya.

Kegiatan pagi dimulai dengan registrasi dan pembukaan. Dalam agenda pembukaan ini founder Forum Indonesia Muda (FIM) Ayah Elmir memaparkan tentang FIM yang dibangun dengan Bunda Tatty, istrinya. Subhanallah sekali,  ini baru namanya so sweet. Dipandu oleh MC  Kak Putri dan Kak Dimas yang gokil banget, acara berlangsung seru. Juga pemaparan alur pendaftaran FIM kemrin dan seleksinya oleh Kak Ivan. Dari awal kegiatan FIM ini terasa selaki kekeluargaannya. Rame, seru, nano-nano rasanya. Belum lagi sambutan tarian dan musik terheboh sepanjang masa ala FIM disaat para peserta masuk, it's amazing, amazing place, people, etc.

Lanjut lagi dengan materi 1 "semua berawal dari anak" oleh Bunda Tatty, dimana anak merupakan masa awal penentuan bagaimana dia kedepannya, saat remaja hingga dewasa atau bahkan usia senja. Pada saat ini kita banyak mendengar kasus-kasus anak, mulai dari pelecehan, kekerasan, pornografi dan kriminalitas atau bidang aspek lainnya. Maka dari itu masa kanak-kanak inilah yang benar-benar harus dididik dan dipegang kuat-kuat oleh anggota keluarga terutama orang tua agar ketika keluar rumah anak-anak ini sudah memiliki bekal sekaligus proteksi diri agar tidak terpengaruh lingkungannya mengingat era yang semakin maju dan menjerumuskan.

Setelah materi pertama, kita dikumpulkan dan diperkenalkan dengan fasilitator masing-masing. Dimana fasilitator ini nanti akan mendampingi selama FIM 15 berlangsung. Alhamdulillah Vita dapat kelompok dan fasilitator dari Sabang sampai merauke, semua pulau ada jadi kita Bhineka Tunggal Ika.hehe.. Sesi pertama kita gunakan untuk perkenalan lebih jauh dan lebih dekat *ehem* dilanjutkan dengan diskusi singkat serta memilih ketua dan nama kelompok. Terima kasih untuk kakak fasilitator yang kece dan teman-teman yang oke ^^

Setelah ishoma lanjut materi yang sangat menggalaukan, tentang membangun keluarga membangun peradaban. Berat.... Mana pemateri, moderator super-super, anak FIM, memberi contoh langsung. Kurang apa coba.. Pematerinya Ibu Wiwik Yulianingsih, seorang ibu yang berhasil mendidik putra putrinya menjadi penghafal Al Qur'an ditengah kesibukannya di DPR. Juga dengan Kak Amal (FIM 11) beserta suami, yang bersatu setelah berhasil menyimpan perasaan secara syar'i dan Allah merealisasikan.. Tak kalah menariknya  Kak Gema dan Kak Adil yang keduanya alumni FIM sebagai moderator. 

Disini kita belajar kepada yang sudah berpengalaman bagaimana peran keluarga sangat penting bagi peradaban. Misalnya dengan pendidikan yang baik di keluarga maka akan melahirkan generasi-generasi emas yang membanggakan dan juga pastinya sesuai dengan harapan agar bisa mengembalikan peradaban yang saat ini kacau balau menjadi baik kembali. InsyaAllah...Intinya keluarga disini menjadi pondasi, orang tua menjadi posisi penting guna menularkan ilmu-ilmu kebaikan untuk buah hatinya. Dan perlu diingat, orang tua juga harus memili bekal agar mereka juga siap menghadapi rumah tangga. Perlu digaris bawahi bahwa anak adalah titipan yang suatu saat nanti akan dipertanggungjawabkan. Dan panitia FIM sepertinya harus bertanggungjawab dengan kegalauan yang terjadi dengan peserta FIM15.hehe *bercanda

Setelah materi yang berlangsung seru kakak MC kembali mengambil acara dan uniknya di FIM cara perkenalannya dengan clue yang ternyata ditaruh dibelakang name tag. Wah..wah kerja keras nih nyari siapa sahabat misterius yang ada dibalik clue tersebut. Asyik banget metodenya dan baru di FIM ini aku menemukannya. Ishoma kembali lalu kami berkumpul kembali menerima materi Character Building dari empunya, Pak Arie Sudewo. Pak Arie menjelaskan banyak tentang karakter dibubuhi fakta-fakta yang terjadi. Malu juga ketika salah satu slide berisi fakta di Kampusku sendiri yang menyatakan pengemis, pemulung, pengamen dilarang masuk kampus. Akupun baru tersadar makna dibaliknya. Yang mana menamparku dan berpikir ulang, lalu untuk apa pendidikan kita? Apakah kita belajar hanya untuk diri kita sendiri? Apakah kita sebagai akademisi egois? *plak.. menampar lamunanku sejenak

Pamungkas slidenya berisi kutipan dari quote " Ijazah itu bisa berubah, bisa hancur, robek, dia tidak abadi, Ingatlah satu-satunya yang abadi adalah karakter" *jleb banget kan

Setelah kegiatan itu kami kumpul dengan fasilitator masing-masing, aku dan kelompok 8 melingkar di atas rumput hijau dengan Kak Syahru dan Kak Ricky. Kami mereview kembali dan  mengerjakan tugas yang diberikan dengan penuh senang dan kekompakan. Wih... kami kedatangan orang baru dikelompok kami, seorang aktivis, Kak Rendy namanya dari UNPAD. Kelompok saya yang lainnya adalah Ferly (UNJ), Rangel (UNPapua), Sapto (UNRiau), Falentino (STIKES Surya Tangerang), Syarif (UNNES), Luqman (UIN Sunan Gunung Jati), Mbak Suryanti (Guru SMA), Mehilda (UNS), Mbak Nina (UNEJ) dan Mbak Rizka (ITS). Orang-orangnya gokil habis....

Malam ini kita menyimpulkan di FIM ini kenapa dari pagi sampai bulan bersinar dibahas keluarga saja, karena dikeluargalah berawal semuanya. Setelah kita merubah diri sendiri maka kewajibannya adalah merubah yang terdekat dengan kita hingga suatu saat nanti insya Allah kita akan bisa merubah dunia.

#Pemuda Indonesia, Aku untuk Bangsaku
#FIM 15, Simfoni Karya Pahlawan Muda

Cibubur, 27 Oktober 2013

Vita Ayu Kusuma Dewi

Comments

Post a Comment

Komentar dimoderasi, yuk sambung silaturahim, saya akan langsung berkunjung balik ke sahabat semua ^^