Jangan Persempit Makna Cinta Kawan!

Bismillahirrahmaanirrahiim
Insya Allah hari yang barakah ini, mendapatkan satu lagi pelajaran yang dapat menilik diri. Usai memajukan data praktikum, jari ini tergerak untuk kembali sharing dengan sahabat-sahabat sekalian.

Ada apa dengan cinta? Kata seorang teman cinta itu universal, obyeknya macama-macam. Lalu apa yang salah dengan itu? Dalam konteks ini hanya cinta kepada siapakah yang akan menjadi pokok diskusi singkat? Ok, karena hari ini banyak yang curcol tentang cinta kepada "seseorang", lebih tepatnya kepada lawan jenis kita. *Ups... sudah banyak yang membahas ya*

Berangkat dari fakta dilapangan dan cerita-cerita beberapa pihak mungkin kita dapati disekitar kita ada yang mengatakan seperti ini "Mbak... kok dia udah ga cinta lagi ya sama aku? kok ga sayang kaya dulu ya?", mungkin lagi kalau tepat hari apa gitu "Mbak, kok dia gitu sih sama aku? Beda sikapnya". Banyak lagi yang menyatakan hal semacam tersebut, kalau sepenangkapanku intinya "perbedaan dia" yang kita anggap (sudah) "tidak cinta".

Setelah ditelusuri lebih lanjut dan dilontarkan pertanyaan "emangnya kamu cinta dia kenapa? Walaupun kadang kamu juga ga tahu kan arti cinta" jawabannya menurut hasil pengamatan hampir sama dengan dia mengucapkan ketidaksukaannya. Mungkin memang hakikatnya seperti itu mungkin. Contohnya seperti ini "Awalnya aku suka dia karena dia perhatian mbak sama aku, orangnya beda, jujur... dll" nah hilangnya rasa suka dari dirinya juga sama ketika seseorang yang disuka itu sudah tidak perhatian dan tidak jujur lagi. 

Sama halnya ketika menyukai sesuatu karena hal tertentu, misal warnanya. Ketika warna itu sudah hilang dari pandangannya, rasa sukapun juga berkurang. Nah, jangan sampai dong "cinta" ini disempitkan maknanya, padahal cinta itu suci, tidak bersalah namun sering menjadi kambing hitam. 

Jangan lagi kita sempitkan cinta itu hanya sebatas perhatian, cinta itu malam mingguan bersama, menghabiskan waktu berdua, bersayang-sayangan ria seakan dunia milik berdua, cinta yang ditampilkan dengan wujud memberikan coklat dan bunga mawar dan segudang makna cinta lain yang sangat sempit sekali pemikirannya dan aplikasinya yang salah. Tahukah kawan apa penyebabnya?

 Menurut pribadi nih, karena diri sendiri, lingkungan dan media massa. Kenapa? Karena kembali lagi ke tabiatnya manusia yang terkadang mengikuti hukum kebiasaan masyarakat. Kemudian contoh yang diberikan kepada kita setiap harinya terutama media massa sangat berpengaruh. Tidak usah banyak tanya, lihat saja FTV atau tayangan sinetron lainnya. Lihatlah bagaimana mereka memberikan contoh "cinta itu seperti ini lo", yang tidak sadar itu menjadi standart dan pedoman bagi sebagian khalayak, yang mana seharusnya kita tidak langsung menerimanya. Perlu adanya sortiran sebelum mengatakan "eh mereka so sweet banget ya" dan perkataan sanjungan lain yang sebenarnya secara tidak sadar akan mempengaruhi pola hidup kita.
 

 Sahabatku, coba kita sadari, pantaskah kita memaknai cinta yang sejatinya rasa ini fitrah dengan segelintir makna yang menjerumuskan kita untuk menjauh dari Allah? Mau berkilah "ga kok, dia malah ngingetin aku sholat, dll", kalau hanya begitu saja, tidakkah kita ingat berapa kali orang tua kita, keluarga kita mengingatkan kita namun tidak kita respon secepat kita merespon apa yang diutarakan "dia"? Sadar kawan, apa yang melatarbelakangi kita seperti itu, mengagungkan nama "dia" yang belum halal bagi kita dan mengatasnamakan cinta karena-Nya? Ta'aruf, katamu membela. Benarkah kalian sedang ta'aruf untuk saling mengenal dan menuju ikatan suci, sedangkan ditanya "kapan dihalalkan?" jawabnya "jangan mikir jauh dulu, yang penting kenal dulu. Nanti 4 tahun lagi aku nikahin dia kok". Kalau dibukunya Ust. Felix "emangnya kredit motor?"

Sahabatku, nyamankah kita dengan zona menjerumuskan ini? Ini evaluasi kita bersama untuk mengembalikan cinta kepada-Nya. Afwan, bukan diri ini yang paling benar dan membenarkan diri, tapi hanya tidak ingin kita yang diberi akal untuk membedakan yang baik dan yang buruk ini dengan percaya dirinya pura-pura tidak tahu. Afwan jika saya khilaf dan mohon saya untuk diingatkan jika ada kata yang kurang berkenan atau perlu diluruskan. Dibumi Allah ini kita saling belajar dan berbagi agar kita bisa bersama-sama meraih Surga-Nya.

Sahabatku, aku sempat belajar memahami tentang rasa cinta, rasa yang katanya fitrah, rasa yang katanya suci dan rasa yang katanya tidak terdefinisikan. Tahukah sahabat, dalam lingkup cinta kepada "seseorang ini" apa yang aku sadari? Bagiku, seseorang yang mencintaimu, adalah seseorang yang menjaga kesucian cinta itu dengan tidak menjurumuskanmu kejalan yang menjauh dari Penciptamu dan berpaling dari hukum yang telah Dia tetapkan. Dia yang mencintaimu adalah dia yang menjagamu dengan membiarkanmu untuk tetap mengikuti syariat-Nya dan tidak akan pernah mengajakmu untuk mengikuti hawa nafsu, sekalipun banyak mencela. Dia yang mencintaimu adalah dia yang bersabar atas fitrah yang terkadang dianggapnya sebagai cobaan untuk memperkuat keimanannya sehingga jalan yang ia pilih adalah untuk menghalalkan. Dan dia yang mencintaimu adalah dia yang menjadikan Allah sebagai tujuan dan aturan-Nya sebagai pedoman. Dan temukan makna cinta itu menurut versimu kawan, sekali lagi afwan atas khilaf. Ohya, rasa suka, cinta, kagum itu bedanya tipis sekali, afwan kalau seperti tercampur dalam pembicaraan ini, tapi aku yakin kalian mengerti. Semoga bermanfaat ^^


*gambar-gambar diperoleh dari dakwahkreatif
Malang, 15 November 2013
Vita Ayu Kusuma Dewi


Comments