Bismillahirrahmaanirrahiim
Terasa dingin meski beberapa lapis baju dan beberapa selimut menghangatkan. Pukul 06.00 AM. Saatnya sholat dan sejenak memandangi pemandangan luar yang begitu indah setelah sholat. Tatsudayama mengitari sisi sudut kota ini, beberapa aktivitas telah dimulai meski jam 08.00 AM dan belum ada tanda-tanda mentari akan muncul. Hari ini agenda yang telah direncanakan adalah berlatih presentasi serta mengunjungi ruangan untuk chairperson. Rencana lainnya adalah mengenal masyarakat Jepang lebih dekat.
Terasa dingin meski beberapa lapis baju dan beberapa selimut menghangatkan. Pukul 06.00 AM. Saatnya sholat dan sejenak memandangi pemandangan luar yang begitu indah setelah sholat. Tatsudayama mengitari sisi sudut kota ini, beberapa aktivitas telah dimulai meski jam 08.00 AM dan belum ada tanda-tanda mentari akan muncul. Hari ini agenda yang telah direncanakan adalah berlatih presentasi serta mengunjungi ruangan untuk chairperson. Rencana lainnya adalah mengenal masyarakat Jepang lebih dekat.
Sebelum
pergi ke Kampus, aku, Kak Vandy, Kak Septi dan Kak Fauzi jalan-jalan pagi
menyesuaikan suhu disini. Dingin, mungkin 3 derajat menyapa pagi ini. Kami
berjalan memandangi satu persatu keunikan yang ada disini. Pertama kami keluar
dari Kumamoto Islamic Center kami disuguhi dengan salah satu budaya Jepang,
menghormati orang lain. Awalnya kami menunggu untuk menyeberang, tiba-tiba ada
mobil berbelok, karena jalan yang kecil mobil dari arah yang berlawanan mundur
kebelakang, namun tanpa sadar dibelakangnya ada mobil lagi. Hampir dan nyaris
menabrak ketika mobil itu berusaha mundur. Setelah memberi jalan, 2 mobil depan
belakang itu berhenti, pengemudinya sama-sama perempuan dan mereka bertemu.
Pengemudi mobil yang akan ditabrak terlihat menasehati pengemudi yang berusaha
mundur untuk memberi jalan itu. Dengan rendah hati, pengemudi itu tidak melawan
dan hanya meminta maaf sambil terus membungkukkan badannya. Setelah itu sudah,
tidak ada cekcok atau pertikaian, selesai dan hal itu sangat bermakna.
Pelajaran
kedua adalah etika, disini tidak boleh sembarangan berfoto kecuali tempat umum
seperti taman rekreasi. Hak-hak pribadi sangat dihormati disini. Memfoto anak
orang, rumah pribadi, kejadian seperti pagi tadi, juga harus dihindari, kecuali
meminta ijin dan di ijinkan. Jadi, harus sangat hati-hati dalam mengambil
gambar. Selama di Jepang ini sebenarnya setiap sudut adalah tempat yang bagus
untuk mengambil gambar namun harus ingat itu tadi peraturannya.
Selanjutnya
saat kami berjalan-jalan didepan apato mahasiswa di dekat Kampus, terlihat
sampah tertata rapi didepan apato, dipnggir jalan. Setelah di konfirmasi
ternyata memang ada jadwal membuang sampah disini. Jadi misal senin itu giliran
sampah plastik, selasa sampah rumah tangga, dan seterusnya. Ada kalender tersendiri
yang mengatur tentang hal tersebut. Begitu tertata. Kemudian kalau membuang
sampah botol, harus dipisah antara bungkus, tutup dan botolnya itu sendiri.
Lagi-lagi jika ada yang melanggar atau tidak sesuai jadwal yang telah
ditentukan sampah akan dikembalikan.
Jalan-jalan
pagi selanjutnya terkait dengan mobil yang awalnya berkecepatan lumayan tinggi
namun seketika sangat pelan atau berhenti ketika ada pejalan kaki dan sepeda
yang lewat. Jalan disini sempit namun tidak ada jalan yang satu arah. Tidak
macet dan juga saling memberi jalan. Bayangkan saja jika semuanya sadar seperti
di Jepang pasti akan sangat minimum sekali protes terkait jalan raya yang dapat
dinikmati atau dipergunakan oleh semua pihak.
Perjalanan
selanjutnya hanya bersama Kak Vandy dan Kak Fauzi ke Kampus dan mencari makan
pagi. Saat berada di Kampus kami meminta ijin untuk berfoto dibawah pohon yang
daunnya mulai habis berguguran. Dengan sigap petugas yang sedang menyapu itu
memfoto kami, sungguh baik sekali orang disini. Bahkan beliau memberikan saran
untuk memakai properti yang ada. Setelah berfoto pasti beliau menunjukkan hasil
foto, jika masih kurang bagus beliau akan mengulangi lagi. Jepang, Jepang…
Seperti ini ternyata rahasiamu menjadi kaya selain berbaik hati tanpa diminta
kepada orang lain.
Puas
di Kampus kami mencari makan pagi dan kami menanyakan halal atau tidaknya
makanan tersebut. Disini semua jujur, jika kita bertanya apa ada campuran babi
atau sake, jika memang ada mereka akan memberitahu, jika tidak mereka akan
mengatakan tidak. Untuk amannya kami memilih singkong dan jamur untuk makan
pagi sekaligus siang nanti.
Pulang
ke KIC dan kembali mempersiapkan presentasi esok hari. Pukul satu siang, Bu Eva
datang ke KIC ingin menemani jalan-jalan, tapi ternyata teman-teman sudah
keluar masing-masing, hanya aku saja yang di KIC. Bu Eva pulang lagi ke
apatonya, karena ingin merasakan bepergian sendiri, aku mencoba jalan-jalan di
supermarket tapi tidak membeli apa-apa karena aku tidak tahu mana saja makanan
yang halal. Meskipun hanya biskuit katanya ada campurannya, itulah sebabnya
harus hati-hati masalah makanan.
Jam sholat ashar sudah memanggil aku kembali ke KIC, disanalah bertemu Bu Evi, Bu Desy dan Bu Eva. Beliau adalah dosen di Teknik Sipil dan Teknik Pengairan. Sore selepas sholat aku diminta datang ke Room D, Gedung Teknik di Kumamoto University untuk melihat tempat bertugas chairperson dan latihan. Sebelum itu aku bercerita tentang kebaikan seorang muslimah kepadaku malam tadi, dan ketika itu pula aku mendapatkan pelajaran tentang hijab dan kerudung . Ya, kenapa tentang hijab, karena di Negara minoritas muslim ini hijab menjadi identitas bagi muslimah yang membedakan antara wanita non muslim dan muslim.
Jam sholat ashar sudah memanggil aku kembali ke KIC, disanalah bertemu Bu Evi, Bu Desy dan Bu Eva. Beliau adalah dosen di Teknik Sipil dan Teknik Pengairan. Sore selepas sholat aku diminta datang ke Room D, Gedung Teknik di Kumamoto University untuk melihat tempat bertugas chairperson dan latihan. Sebelum itu aku bercerita tentang kebaikan seorang muslimah kepadaku malam tadi, dan ketika itu pula aku mendapatkan pelajaran tentang hijab dan kerudung . Ya, kenapa tentang hijab, karena di Negara minoritas muslim ini hijab menjadi identitas bagi muslimah yang membedakan antara wanita non muslim dan muslim.
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al Ahzab: 59)
Bersama
Kak Septi, Bu Eva, Bu Evi dan Bu Desy aku menuju tempat tersebut. Disana aku
bertemu Kak Ryan yang mendapat beasiswa riset selama satu tahun dan Bu Ima yang
bersekolah disana. Kekeluargaan Indonesia yang begitu erat.
Usai
persiapan itu kami melanjutkan perjalanan ke tempat-tempat acara esok hari.
Kampus ini sangat luas, ada kampus selatan dan kampus utara. Puas berkeliling
dan menikmati daun momiji serta daun kuning yang berguguran aku kembali ke KIC
bersama Kak Septi. Namun sebelumnya kami membeli telur ayam untuk dimasak besok
pagi karena lebih aman. Harganya 240 yen atau setara diatas 25.000 rupiah.
Disela
perjalanan aku melihat cara parkir di Jepang yang tanpa tukang parkir. Parkir
disini otomatis, banyak pula kantin kejujuran. Jadi kalau mau parkir membayar
ada mesin, setelah itu parkir dan terkunci mobilnya. Akhirnya semakin menemukan
makna “self service”. Selain itu ada yang membuat menarik, jalan kaki, jalan
sepeda, jalan mobil, terpisah. Asyik rasanya menikmati sistem keseharian di
Jepang sambil membayangkan bagaimana jika Indonesia bisa seperti ini. Ah..
Indahnya Indonesia, pasti. Ini adalah foto mesin pembayaran parkir yang tidak ada penjaganya.
Setelah
sholat berjamaah di KIC kami mencari makan di Sushi Ichiba bersama mahasiswa Indonesia yang di Kumamoto dan
mencari yang halal. Sushi dengan topping ebi atau udang menjadi pilihan. Disini
aku duduk bersampingan dengan Bu Eva. Dalam kesempatan ini Bu Eva memberi pesan
kepada kami untuk lebih berhati-hati.
Seminggu di Jepang menjadi pertanggung jawaban di akhirat yang sangat lama jika kita memaksa memakan yang haram padahal kita sudah diberi tahu untuk menghindarinya. Makanan halal pasti ada dan disanalah sebuah pesan tersirat jangan hanya mengikuti hawa nafsu yang ingin mencoba makanan baru. Jangan pula menggampangkan sesuatu yang ada karena segalanya ada Allah yang Maha Tahu dan kita sudah diberi petunjuk oleh-Nya.
Seminggu di Jepang menjadi pertanggung jawaban di akhirat yang sangat lama jika kita memaksa memakan yang haram padahal kita sudah diberi tahu untuk menghindarinya. Makanan halal pasti ada dan disanalah sebuah pesan tersirat jangan hanya mengikuti hawa nafsu yang ingin mencoba makanan baru. Jangan pula menggampangkan sesuatu yang ada karena segalanya ada Allah yang Maha Tahu dan kita sudah diberi petunjuk oleh-Nya.
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi”. (QS. Al-Baqarah: 168)
“Sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya” (QS. Al- An’am: 119)
Selain itu Bu Eva juga menceritakan kehidupan di Jepang tentang orang tua yang anaknya sudah menikah. Disini orang hobi jalan kaki, wisata terindah di Jepang bagi Kak Sahara adalah jalan kaki. Jadi disini mereka awet tua, bahkan masih sangat sehat ketika tua. Namun kata Sensei, beliau tidak tahu ini buruk atau baik jika sudah tua. Sebab, banyak orang tua di Jepang yang menghabiskan masa tuanya sendiri karena harus berpisah dengan anaknya, katanya itu sudah adatnya. Jangan heran jika dijalan bertemu dengan orang tua memakai tongkat sampai membungkuk, juga dengan di mall yang mereka berbelanja sendiri. Mungkin karena orang Jepang terbiasa mandiri.
Hari
pertama dengan membiasakan diri hidup di Jepang menjadi awal yang baik untuk
tetap belajar disini. Hari ini hari yang sangat berharga, menghabiskan waktu
dengan tetap mengkaji ilmu-Nya di Negeri orang. Belajar menahan nafsu untuk
tetap lurus dijalan-Nya. Semoga Perjalanan ini barakah dan bermanfaat. Esok
hari membawa nama Indonesia, persiapkan, jadi diri sendiri, semoga dimudahkan
Allah. Aamiin….
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan” (QS. Al-Baqarah: 195)
Sushi Ichiba-Kumamoto Islamic Center, 11-12-13/09.55 PM (JPN)
Vita Ayu Kusuma Dewi
Comments
Post a Comment
Komentar dimoderasi, yuk sambung silaturahim, saya akan langsung berkunjung balik ke sahabat semua ^^