#2nd Day Japan: Nervous Day!!!

Bismillahirrahmaanirrahiim
Pagi yang cerah, dimulai dengan sholat berjamaah pukul 06.15 AM di Masjid Kumamoto Islamic Center. Masjid ini adalah satu diantara 3 masjid di pulau Kyusu dan merupakan masjid paling dekat dengan Kampus, hanya sekitar 10 menit dari Kampus.


Jam 6 disini masih seperti jam 4 pagi di Indonesia. Asri sekali, bedanya disini sepi dan nyaman. Suhu pagi ini mendekati 3 derajat celcius. Diperkirakan siang hari akan kembali ke suhu 7 derajat celcius. Disisi samping Kumamoto Islamic Center selalu ada pemandangan indah, Tatsudayama. Hingga hari kedua ini belum sempat mencicipi wisata alam yang indah ini.

Hari ini kuawali hariku dengan menyebut asma-Nya. Bersiap-siap untuk berangkat ke Kampus lebih awal karena agenda pembukaan menanti. Jam 08.30 AM harus sudah berada di Kampus karena disini budaya “on time” sangat terjaga. Menurut cerita Pak Asrori, kalau membuat janji 15 menit sebelumnya pasti sudah menunggu. Malu sekali ketika kita tidak sesuai budaya sini. Akupun masih belajar untuk disiplin disini. Bahkan setiap  pagi saat mau menyeberang, semuanya tertib, menyeberang pada tempatnya, sampai sepi pun kalau rambu-rambu masih tidak memperbolehkan menyeberang pasti tidak akan menyeberang. It’s very different from Indonesia.

Sampai saat inipun aku baru mendengar bunyi klakson satu kali, itupun saat urgent kondisinya, saat seorang wanita ingin memberi jalan kepada yang lain namun tidak tahu dibelakangnya ada mobil. Seperti cerita kemarin, 11 Desember 2013. Sebab bunyi klakson itu sangat tabu bagi masyarakat disini, jadi walaupun macet panjang tidak aka nada bunyi klakson.

Sarapan hari ini adalah tamago atau telur, hasil belanja kemarin harganya sekitar 240 yen atau diatas 25.0000 rupiah, mendapat 10 telur. Setelah itu kami berangkat untuk melakukan registrasi. Pastinya jalan kaki untuk berangkat, karena disini jalan kaki dan pengendara sepeda seperti raja. Suasana pagi ini kembali dingin, aku bergegas menuju gedung kaca atau The 100th Anniversary Hall. Mereka sangat ramah, ketakutanku menggunakan bahasa inggris diuji hari ini karena harus melalui aktivitas dengan teman-teman lainnya, presentasi dan menjadi chairperson.

Saat pembukaan banyak sekali yang disampaikan , mulai sambutan rektor Kumamoto University, Prof. Isao Taniguchi. Dilanjutkan dengan ucapan selam.at datang oleh Dekan GGST, Prof. Kazuki Takashima dan Keynote speech dari Prof.Tsuyoshi Usagawa. Dalam pembukaan ini aku mendapat sebuah motivasi berada di Teknik. Prof. Taniguchi berkata,  “Engineer is social doctor, who create the future, but doctor is for human being”. Ya, seorang engineer  akan terjun ke masyarakat dengan obyek yang berbeda dengan dokter, dengan bahasa lain setiap tangan kita Allah titipkan rahmat-Nya untuk bermanfaat bagi orang lain.


Setelah itu ada juga sharing dari mahasiswa GSST yang mengikuti international exchange. Yang menyampaikan adalah Shojiro Matsuki, Ryosuke Sueda, Retyce Ivan, Ranipet Hafeez Basha, dan Wei-Cherng Cheng. Mereka berasal dari berbagai macam daerah dari belahan dunia yang melanjutkan sekolah di Kumamoto University.

Nah, setelah itu kami melakukan photo session, dan melihat langsung kecanggihan teknologi Jepang. Kursi pun portable, gulungannya pakai teknologi. Yang semula berupa auditorium, dalam 10 menit langsung berubah menjadi lapangan basket, atau aula. Canggih sekali memang di Jepang.

Kemudian ada waktu istirahat untuk kembali ke KIC untuk sholat dan makan siang. Setelah itu aku kembali ke Kampus untuk presentasi. Oral session ini dibagi menjadi 4. Dalam oral session ini aku banyak mendapat pelajaran. Disiplin, tepat waktu, saling menghargai, saling menghormati, jujur dan masih banyak sifat mahasiswa jepang yang kupelajari. Saat sesi awal sebelum aku presentasi, ada salah satu peserta yang telat. Disanalah pelajar disiplin dan tepat waktu yang kudapat, dimana apapun kondisinya, kalau kita sebagai presenter dalam konferensi tersebut, harus tepat waktu dan datang 15 menit sebelumnya. Begitu pesan dosen Jepang saat mengingatkan satu peserta yang telat.


Pelajaran kedua adalah jujur dan tidak nyaman. Jujur disini terkait dengan bisa atau tidaknya presenter menjawab pertanyaan audience. Terkadang ketika menjawab kita sok tau atau mengunggulkan kata “mungkin”. Namun saat mahasiswa Jepang atau Negara lain presentasi, kalau mereka tidak bisa, mereka akan mengatakan tidak bisa. Tapi tahukah kawan apa yang terjadi dibalik itu? Mereka tidak nyaman dengan ketidaktahuan mereka, mereka akan mengatakan “I’m sorry, we can disscuss after that”. Ya, mahasiswa itupun setelah presentasi usai akan menemui penanya dan berdiskusi. Inilah yang baru kusadari dari perkataan seorang dosen di Pengairan, Pak Donny.

Selama ini Pak Donny juga menasehati mahasiswanya seperti ini dan akhirnya aku merasakan sendiri bagaimana pelajaran aslinya kudapat. Setelah 4 presenter maju, ada waktu untuk break setengah jam. Kami memanfaatkan waktu itu untuk sholat (bagi muslim/muslimah) dan menikmati coffe break. Saat istirahat itu aku mengobrol dengan Narumi dan Kak Haruki, mahasiswa master di Kumamoto University. Sedikit-sedikit kami bercanda bersama teman-teman. Mereka asyik, bahkan mencarikan kami, yang muslim, tempat untuk sholat. Lalu kami bertukar akun sosial media.

Sebelum itu aku juga mencoba berbincang dengan Hotaka Uchino, mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan di Kumamoto University. Dia adalah partnerku saat menjadi chairperson sesi IV sore nanti. Tapi sayangnya dia tidak bisa karena harus menyiapkan presentasi untuk esok hari. Padahal sudah ingin berkolaborasi dengan mahasiswa Jepang, alhasil aku nanti akan sendiri dalam menjadi chairperson. Hal ini sama terjadi pada chairperson Kak Septi, dan kami sepakat inilah yang disebut “my partner is lost”. “My partner is lost” pertama kali dicetuskan oleh Kak Yolanda saat berbincang dengan mahasiswa Jepang juga. Namun disini jujur saja aku mendapat pengalaman berharga juga, bahwa mereka tidak tamak dengan kekuasaan. Biasanya jika ada kesempatan emas setiap orang akan mengambilnya sekalipun dia memiliki kewajiban lain. Tapi Hotaka tidak, dia lebih memilih untuk mempersiapkan presentasinya agar tidak mengecewakan. Ganbate Hotaka for second presentation tomorrow!!!

Jujur, aku gugup, bagaimana presentasiku nanti. Yang menjadi ketakutan adalah tata bahasa inggrisku yang masih jelek. Namun tiba saatnya giliranku, akupun maju dan memandang audience. Setiap peserta menggunakan waktu 12 menit untuk presentasi dan tanya jawab. Akhirnya, Alhamdulillah semua berakhir saat didepan. Ketakutan itu hanya menjadi bayang -bayang saja ternyata. Semua berubah ketika didepan. Alhamdulillah presentasi lancar terkendali.

Tidak berhenti pada itu saja, setelah aku presentasi aku masih harus menjalankan amanah menjadi chairperson. Tidak semua peserta merasakan menjadi chairperson, dan inilah pertamakalinya aku menjadi chairperson dalam kegiatan international. Disinilah aku juga belajar mengatur waktu yang telah menjadi aturan, juga memperbaiki kemampuan bahasa inggrisku. Ya, lagi-lagi bahasa inggris seolah menjadi momok tersendiri. Terkecuali USA.

Ada cerita lucu, jadi chairperson sebelumku mengatakan “I will chair afternoon session…” dan ada yang mengatakan “I’m a table”, bisa saja audience tersebut bercanda. Berhubung chairperson terakhir hari ini adalah aku, akupun menutup sesi presentasi tersebut dilanjut dengan kata penutup dari pengawas. Setelah itu kami mendapatkan sertifikat sebagai oral presenter.

Waktu menunjukkan pukul 05.17 PM, saatnya bersiap untuk sholat magrib. Sebelum itu kami ke Forico, tempat kegiatan student exchange party nanti malam. Forico ini terletak tidak jauh dari tempatku presentasi, Room D, Engineering Building.  Lagi-lagi kami kesulitan mencari tempat sholat namun akhirnya kami melakukan ritual yang sama, wudhu dengan wastafel dan menjamin tempat itu kering kembali dan sholat didepan ruang kelas serta didekat tangga. Ya, disini semua tempat menjadi  tempat nyaman untuk beribadah, kecuali kamar mandi/toilet. Kamipun berjamaah didekat tangga Room A. Dibelakang kami ada tempat sampah tapi tidak seperti tempat sampah. Kata Syifa’, mahasiswi Telkom University, tempat sampah ini lebih mirip dengan tempat es krim.


Jam 06.00 PM Forico banyak didatangi orang. Disini akan berkumpul seluruh peserta, panitia, professor bahkan hingga Dekan GSST dan jajarannya. Acaranya asyik, makan pastinya. Namun disana juga ada penampilan dari berbagai macam Negara, termasuk Indonesia dengan national song. Kami dari Indonesia menampilkan beberapa lagu kemerdekaan Indonesia, termasuk diantaranya Indonesia Raya. Dari Oman menampilkan keindahan Negaranya, dari India menampilkan tarian, dari Korea menampilkan opa gangnam style, dari Malaysia dengan keindahan maskotnya, Jepang dengan tarian kumamon, dan Negara lainnya.

Sembari itu kami disuguhi banyak sekali makanan. Disinilah para muslim/muslimah harus berhati-hati dengan makanan yang ada, karena banyak sekali daftar makanan yang tidak halal disini. Aku dan beberapa teman muslim memilih untuk memakan buah, singkong dan buncis  yang renyah  dan minum jus buah asli. Ingin mencicipi roti namun disana ada mayonais dan juga daging yang mana kebanyakan diantaranya tidak halal. Satu lagi yang halal dan aman, seafood tapi aku tidak mencobanya.

Disela-sela itu kami saling berinteraksi dan jujur aku senang bisa berbincang dengan peserta lain Negara. Pun juga berdiskusi dengan Prof. Takashima terkait bagaimana kuliah di Kumamoto University. Jujur memang aku jatuh cinta dengan pengelolaan air di Kumamoto.

Lagi-lagi aku baru menyadari ketakutan akan bahasa inggris itu jika tidak pernah mencoba dan melawan tidak akan pernah hilang. So, lets take an action!!!
 
Tak lupa berbincang dengan mahasiswa Jepang, Benin, Cina dan saling bertukar informasi. Sebenarnya aku juga ingat pesan bu Lily untuk mencari kenalan professor di Jepang agar jika ingin lanjut S2 atau S3 sudah bisa berdiskusi karena umumnya persiapan orang Jepang itu satu tahun sebelumnya. Manajemen waktu yang sangat-sangat teratur, rapi dan terstruktur. Tidak terasa pukul 08.30 PM . Kegiatan itu selesai dan kami kembali di penginapan masing-masing.

Sesampainya di KIC, kami dikumpulkan untuk mendapat pengarahan. Ya, banyak sekali pengarahan yang aku dapat dari budaya Jepang. Termasuk peringatan kembali  membuang sampah yang sangat terstruktur di Kalender. Pantas saja banyak barang di Jepang hasil olahan yang bagus ternyata memang pengaturannya sangat kompleks. Jangan sampai salah  membuang, karena akan dikembalikan. Juga dengan sampah botol, botol dan tutupnya dipisah terlebih dahulu.

Hingga jam 10.00 PM lebih kami sharing, dan akhirnya kami kembali ke kamar masing-masing untuk mempersiapkan presentasi poster esok hari. Menjadikan hari ini hari bermakna dalam sejarah hidup, hari yang selalu penuh dengan pembelajaran, haus akan ilmu yang menyebar diujung dunia, mencoba memetik untuk bisa disemai kembali dalam kesempatan yang lainnya. Semoga barakah apa yang didapat hari ini. Aamiin...

  “Dunia ini bagaikan samudra tempat banyak ciptaan-ciptaan-Nya yang tenggelam. Maka jelajahilah dunia ini dengan menyebut nama Allah. Jadikan ketakutanmu pada Allah sebagai kapal-kapal yang menyelamatkanmu. Kembangkanlah keimanan sebagai layarmu, logika sebagai nahkoda perjalananmu, dan kesabaran sebagai jangkar dalam setiap badai cobaan” (Ali Bin Abi Thalib)



Kumamoto University-Kumamoto Islamic Center, 12-12-13/11.37 PM (JPN)

Vita Ayu Kusuma Dewi

Comments

  1. hi teh vhey

    Blog nya bagussss

    Yang suka nulis di blog

    ada info nihh
    coba deh ikutan lomba nge bLog tentang nyunyu,com, hadiahnya 5 juta rupiah total CASH ....


    http://www.nyunyu.com/main-article/detail/artikel-berhadiah-lomba-ngeblog-tentang-nyunyu

    http://nyunyu.com/ ini website anak muda founded by Radityadika dan Arief muhammad ... sekalian check check aja artikel kitaa yaaaa

    Thankss
    Bv

    ReplyDelete
  2. permisi...,, di atas itu nama auditoriumnya ap ya ?

    ReplyDelete
  3. Itu hall digedung kaca kak, nyebutnya biasanya itu kak. (100th Anniversary Memorial Hall)

    ReplyDelete

Post a Comment

Komentar dimoderasi, yuk sambung silaturahim, saya akan langsung berkunjung balik ke sahabat semua ^^