Jalan Cinta Seorang Relawan

Bismillahirrahmaanirrahiim
"Belajarlah dari mereka yang dibalik kearifan wajahnya tersimpan kesabaran,saling menghargai dan pekerja keras. Jika peluh mengintaimu, lihatlah senyum keikhlasan yang terpancar dan rasakan letih itu luruh tergantikan dengan semangat yang bergemuruh. Menjadi relawan bukan hanya sebuah pengabdian dan pengorbanan, namun sebuah pembelajaran ditengah banyaknya tekanan. (Catatan Pagi Bima Sakti, Rescue Iffah-2014)

Alhamdulillah, atas ijin Allah aku dapat belajar dari mereka hingga hari ini, hari keempat setelah dilanda insomnia 2 hari nonstop. Malu terkadang hinggap saat dipanggil "Bu" atau "Dok..". Aku bukanlah mahasiswa kedokteran yang seperti mereka sangka. Mereka selalu terkejut ketika aku mengatakan aku hanyalah mahasiswa teknik yang menyabang dibidang lain. Namun, panggilan-panggilan itu kujadikan sebuah semangat untuk terus belajar kepada mereka.

"Vita, dokter muda ya? tanya seorang relawan lain.
"Bukan, anak teknik" jawabku tegas.
" Basicmu bukan teknik, Vit. Kelihatan sekali. Kalau pas sama anak-anak gini kamu kaya guru PAUD" imbalnya.

Suara- suara diatas sering sekali terdengar, seperti sudah tidak asing lagi. Seperti kejadian kemarin ada anak yang begitu dekat denganku. Sore kemarin puncaknya, alasan dia adalah karena aku mirip dengan ibunya. Sejak saat itu pula kuputuskan kepada anak-anak jika mau menganggapku ibunya, kupersilahkan.
*
Menjadi relawan adalah jalan yang kupilih, sekalipun aku merasa tingkat ke"rela"wanan masih sangat rendah menurutku. Memang aku nyaman dalam jalan ini, jalan yang membuatku belajar banyak. 

Menjadi relawan akan diukur seberapa tingkat "rela" dia bertugas dilapangan.  Seleksinya dilakukan langsung oleh alam. Rela mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, hati bahkan materi akan tetapi hal yang didapat akan lebih dari apa yang diulurkan. Jalan ini menuntut keikhlasan dan tanggung jawab. Pantang rasanya mengeluh atau terbersit rasa marah karena sulitnya medan.

Seorang relawan dituntut untuk mengetahui kondisi badannya dan apa saja alat pengaman yang diwajibkan. Bukan hanya nekat menolong didaerah rawan dan sama sekali tidak menggunakan APD. Salah- salah, bukan korban yang ditolong melainkan relawannya sendiri. Ada banyak hal yang kudapat disini, tentunya yang tidak kudapat dibangku kuliah.
**
Saat dini hari tiba, belajar menjadi ibu menyiapkan keperluan rumah tangga, jika matahari mulai nampak sinarnya, mengajar dan belajar dari adik-adik serta membantu menjaga orang-orang lanjut usia. Jika malam tiba, aku belajar tentang medis lanjutan dari dokter jaga. Terima kasih Bapak, Ibu, adik dan kakak. Bersama kalian menghadirkan senyum ceria yang berbeda, memberiku keyakinan bahwa jalan ini yang terbaik yang Allah berikan. 


Menjadi relawan bukan untuk dikeluhkan.

Posko Bima Sakti, 19 Februari 2014
Vita Ayu Kusuma Dewi


Comments