Relawan Kelas Inspirasi Bandung

Bismillahirrahmaanirrahiim
  
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS. Al Baqarah : 216)


Selang beberapa hari setelah aku menuliskan “Tetap Melangkah di Lajur yang Lain”, akhirnya hal itu terjawab tadi malam. Usai tiga hari bersama kawan FIMalang memanfaatkan waktu untuk bertafakur alam di Kota Malang-Kota Batu-Gunung Bromo, aku menyempatkan untuk sekedar membuka email walau harus mencari koneksi gratisan di Kampus tercinta. Disela banyaknya email yang masuk, ada rejected letter dari kegiatan IDYF 2014. Namun adalagi pengumuman tentang hasil penilaian relawan Kelas Inspirasi di Kota Bandung. Kubuka perlahan dan ternyata atas ijin Allah aku diberi kesempatan untuk menjadi pengajar di Kota Bandung yang insya Allah dilaksanakan pada tanggal 19 Februari 2014 nanti. Alhamdulillah wa innalillah. 

Kelas inspirasi adalah kegiatan yang mewadahi profesional dari berbagai sektor untuk ikut serta berkontribusi pada misi perbaikan pendidikan di Indonesia. Melalui program ini, para profesional pengajar dari berbagai latar belakang diharuskan untuk cuti 1 hari secara serentak untuk mengunjungi dan mengajar Sekolah Dasar, yaitu pada Hari Inspirasi.Untuk lebih lengkapnya kunjungi website kelas inspirasi.

Inilah jalan Allah, bahwa tak ada usaha yang tak berjawab, setiap apa yang Allah gariskan telah ada jalannya, tidak selalu apa yang kita inginkan namun karena Allahlah yang Maha Mengetahui mana yang terbaik untuk kita. Kalau sudah seperti ini “maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” Masihkah hati ini bergeming tidak percaya akan kejutan yang indah pada waktunya yang telah Allah tentukan? Masihkah diri ini mengeluh dan terlarut dalam kesedihan akan keinginan yang tidak dapat dilaksanakan? Pantaskah kita, yang hanya menumpang ini menuntut kepada Pencipta kita untuk mengabulkan semua ambisi-ambisi yang terkadang terselip niat yang tidak semestinya? 

Maka, disinilah kita dituntut untuk belajar, belajar memahami hakikat kepantasan diri atas segala ambisi yang merajai diri dan hati, dan saat Allah telah memberikan kita suatu kesempatan hanya ada pilihan, kita mengambilnya atau mengabaikannya, dan bersyukur atas nikmat-Nya atau lupa bahwa semua ini atas kehendak-Nya. Semua ini pilihan kawan dan dari setiap apa yang kita pilih, suatu saat nanti akan kita pertanggungjawabkan.

 *Untuk Ayah yang tiada pernah mengajarkan untuk menyerah, akhirnya anakmu diberi kesempatan oleh Allah untuk merasakan Kota dimana engkau dulu belajar, Kota yang katamu penuh perjuangan.Aku akan selalu ingat sebuah pesan dari Ibu, luruskan niat hanya karena Allah sebelum melangkah lebih jauh dan menyesal kemudian.


Malang, 3 Januari 2014 
Vita Ayu Kusuma Dewi

Comments