Bismillahirrahmaanirrahiim
Artikel ini
membahas 17 hal yang dapat kita lakukan di usia 20-an. Bagaimana denganku?
Apakah aku telah mencoba 17 hal tersebut? Bismillah, aku hanya ingin berbagi
pengalaman, dan sebelum melanjutkan, mari sama-sama berdoa, membersihkan niat
hati, menulis hanya karena Allah, dengan tujuan Allah dan harapannya dapat
bermanfaat bagi yang membacanya
2.Perpustakaan Pribadi [dalam artikel " Memperluas
Referensi Bacaan Dan Banyak Baca Buku"]
3.Musik? [dalam
artikel "Pergi Melihat Banyak Gigs Lokal"]
4.Dari Hobi menjadi Profesi [dalam artikel "
Menggiati Hobi Yang Kamu Sukai, Menghabiskan Uang Untuk Hobimu"]
5. Biarkan Aku menjadi Diriku [dalam artikel "Menemukan
Dirimu Sendiri"]
6. Welcome to the
Jungle! [dalam artikel "Mencoba Naik Gunung"]
7. Hidup Penuh Makna dengan Organisasi [dalam
artikel "Jadi Aktivis Kampus"]
8. Around the World
[dalam artikel " Ikut Pertukaran Mahasiswa"]
9.Hidup Sendiri=Mati
(dalam artikel "Menjalin Pertemanan Seumur Hidup"]
10. Organisasi Ok, Prestasi Kece! [dalam artikel "Bisa
Dapat IPK Bagus Dan Lulus Tepat Waktu"]
11. Dari Mereka Saya Belajar [dalam artikel "Jadi
Asisten Dosen/Tutor"]
12. Ayo Keluar
dari Zona Nyaman! [dalam artikel "Bisa Mempublikasikan Karyamu Di
Media Umum"]
Dengan belajar kepada orang lain dan keluar dari zona nyaman teknik itulah aku mendapatkan banyak hal. Meskipun ditolak lebih dari 3x, ternyata Allah telah merencanakan sesuatu. Sekalinya lolos, Allah juga memberikanku kesempatan untuk berbagi ke orang lain dengan menerima undangan untuk sharing didepan umum dan tentunya tidak pernah aku duga sebelumnya. Keluar dari zona nyamanmu, jangan pernah menyerah dan yakinlah Allah telah menyiapkan sesuatu untukmu.
13. Bekerja dengan Hati [dalam artikel "Dapat
Pengalaman Kerja"]
Awalnya
sempat risau karena praktek kerja nyata (PKN) cukup lama dibanding teman-teman
seangkatan. Tapi ternyata Allah memberikan kesempatan yang lebih juga.
Alhamdulillah, bisa mendapat lebih dari lapangan. Akhirnya tahu bagaimana
seorang kontraktor mempresentasikan pekerjaannya ke Dinas PU, bisa ikut
merasakan ketegangan dalam ruangan saat ada selisih pendapat, bisa merasakan
bagaimana diteriaki oleh pekerja lain, bisa mendengarkan dari konsultan
langsung saat mempertahankan karyanya didepan Dinas PU, bisa belajar keteguhan
dari tukang, bisa belajar idealisme dan etos kerja. Terima kasih Bapak-bapak
yang telah memberi kesempatan untuk bersama kalian, bersama kalian dengan
izin-Nya, aku mendapatkan banyak pelajaran berharga.
15. Entrepreneur [dalam
artikel "Menjajal Buka Usaha Kecil-Kecilan"]
Sejak SD Ibu
sudah membekali ilmu berjualan dengan berjualan jajan dan es lilin saat
istirahat. Malu? Tidak! Justru bersyukur telah diajari sejak kecil untuk
menghargai uang yang telah diperoleh. Saat SMA sampai beberapa semester di
kuliah mencoba belajar usaha dengan berjualan pulsa. Tapi sekarang sedang
istirahat. Semoga nantinya bisa melanjutkan membuka usaha dibidang lain.
Aamiin...
Tadi malam
tiba-tiba Mbak Lintang menandaiku dalam sebuah kiriman di facebook. Bagi kawan-kawan yang belum mengetahui artikel yang
dimaksud ini link artikelnya http://www.hipwee.com/inspirasi/hal-yang-lebih-penting-dari-sekedar-punya-pacar-di-umurmu-yang-20/. Dari judulnya sudah "wow" menurutku.
Penasaran, kenapa harus aku yang ditandai? Berarti ada sebuah pesan yang ingin
disampaikan melalui artikel ini. Terima kasih sekali untuk Mbak Lintang,
seperti mengingatkanku bahwa banyak hal yang dapat kita lakukan dalam hidup
ini.
Nah, tadi malam artikelnya langsung ku lahap sekalian jadi menu makan malam. Tergelitik dalam angan ingin menjawab satu persatu pembahasan dalam artikel ini, walaupun artikel ini tidak meminta jawaban karena memang artikel ini bukan pertanyaan melainkan sebagai informasi yang dapat diambil hikmahnya. Terus kenapa harus menjawab? Butuh. Cukup kata "butuh" yang mewakili seluruh pikiranku, karena evaluasi terhadap diri sendiri itu dapat dilakukan kapanpun.
Nah, tadi malam artikelnya langsung ku lahap sekalian jadi menu makan malam. Tergelitik dalam angan ingin menjawab satu persatu pembahasan dalam artikel ini, walaupun artikel ini tidak meminta jawaban karena memang artikel ini bukan pertanyaan melainkan sebagai informasi yang dapat diambil hikmahnya. Terus kenapa harus menjawab? Butuh. Cukup kata "butuh" yang mewakili seluruh pikiranku, karena evaluasi terhadap diri sendiri itu dapat dilakukan kapanpun.
Memang harus
aku akui bahwa usia 20-an adalah masa-masa banyak pertanyaan. Kapan lulus? Sudah punya pasangan? Kapan
nikah? dan pertanyaan-pertanyaan abadi lainnya. Namun jauh daripada
pertanyaan-pertanyaan itu, usia 20-an menyimpan banyak sekali hasrat untuk
melebihkan usaha. Tentu setiap orang memiliki porsi "kepuasan" yang
berbeda. Dengan target setiap orang yang berbeda akan menghasilkan usaha yang
berbeda-beda pula.
Artikel ini
membahas 17 hal yang dapat kita lakukan di usia 20-an. Bagaimana denganku?
Apakah aku telah mencoba 17 hal tersebut? Bismillah, aku hanya ingin berbagi
pengalaman, dan sebelum melanjutkan, mari sama-sama berdoa, membersihkan niat
hati, menulis hanya karena Allah, dengan tujuan Allah dan harapannya dapat
bermanfaat bagi yang membacanya
1.Tentang sebuah Perjalanan [dalam artikel " Memuaskan Hasrat Traveling"]
Tahun lalu usiaku baru
menginjak 20-an. Selain berkutat dengan tugas-tugas menggunung di Kampus, jujur
aku suka kegiatan traveling namun
lebih tepatnya lebih suka berpetualang. Di Kampus aku memiliki sahabat
petualang. Perkenalkan, namanya Lintang Karlina. Kami suka membuat rencana dadakan untuk berpetualang. Mengagumi
ciptaan Allah sekaligus belajar dari alam. Meskipun usia VL Adventure tergolong sangat muda, tapi dengan hadirnya kegiatan
ini membuat usia 20-anku lebih bermakna. Beberapa tempat menjadi alternatif
untuk dikunjungi, dengan sepeda bernama Revo milik Mbak Lintang, kami mencoba
mengambil nilai-nilai kehidupan dari alam.
Selain di Kampus aku masih
memiliki sahabat traveling lainnya.
Ada kawan sekolah mulai TK-SMA, rekan-rekan organisasi atau teman-teman
sepermainan dan juga kawan-kawan penyuka traveling
lainnya, biasanya mereka easy going.
Namun, keluargaku menjadi salah satu teman terindah untuk traveling. Traveling yang
lainnya kulakukan saat berkesempatan menjadi delegasi dalam suatu kegiatan.
Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Maka
nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
2.Perpustakaan Pribadi [dalam artikel " Memperluas
Referensi Bacaan Dan Banyak Baca Buku"]
Sejak kuliah entah
kenapa aku lebih suka dunia buku. Sampai tidak sadar bacaan-bacaan di kamar
semakin terlantar keberadaannya karena sering bertambah setelah selesai dibaca.
Akhirnya kubelikan saja sebuah almari buku untuk menampungnya, walaupun tetap
tidak cukup. Akhirnya menambah wadah beruba box
dan almari pakaian dikurangi dan
dijadikan almari buku.
Buku menjadi salah satu
sumber inspirasi. Ketika bosan, aku bebas memilih buku-buku yang ingin kubaca,
tanpa harus jauh-jauh mencarinya. Ya, buku merupakan jendela dunia, dari sebuah
buku aku mendapatkan banyak sekali ilmu. Tidak akan menyesal membaca sebuah
buku, dan pastinya pengetahuan akan lebih berkembang.
3.Musik? [dalam
artikel "Pergi Melihat Banyak Gigs Lokal"]
Nah, kalau topik yang satu
ini aku lebih menyukai nasyid. Lantunannya tidak membuat galau, kalaupun galau
pasti galaunya karena ingat dosa-dosa yang pernah dilakukan. Kalau untuk
menonton konser, bagiku masih kurang menarik kecuali terpaksa harus menjadi
panitianya.
4.Dari Hobi menjadi Profesi [dalam artikel "
Menggiati Hobi Yang Kamu Sukai, Menghabiskan Uang Untuk Hobimu"]
Kalau point ini aku lebih belajar bagaimana dengan hobi itu dapat
menghasilkan pendapatan, setidaknya cukup untuk memenuhi makan sendiri.
Tepatnya 2 tahun yang lalu aku memulai hobi menulis, awalnya banyak ditolak
dalam beberapa event kepenulisan
namun seiring berjalannya waktu, menulis menjadi salah satu kesan tersendiri.
Dalam hal ini aku juga ingin mengucapkan terima kasih kepada seorang sahabatku,
karena penaku memiliki kehidupan lain, yang terinspirasi oleh seorang sahabat
yang mengajarkan banyak hal.
Selain itu salah satu
hobiku adalah "geje". Ya, menghias kamar sesuka hati untuk memotivasi
diri sendiri. Meski kata orang terkesan aneh, tapi bagiku ini asyik dan tidak
bermasalah. Sepertinya aku memiliki banyak hobi sekunder yang aku sisipkan
disela-sela hobi primer diatas.
Share juga tentang dua orang kawanku, Alhamdulillah beberapa menit
yang lalu aku mendengar kabar mereka lolos PIMNAS 27. Sahabatku dari Sriwijaya,
Kak Wahyu. Menulis mungkin sudah menjadi kebutuhannya, bukan lagi sebuah hobi.
Sastra menjadi jiwanya. Dengan ketekunannya bersama sahabat mereka membagikan
semangat menulis itu untuk anak-anak Panti Asuhan. Hobi yang sederhana bukan?
Tapi hasilnya luar biasa. Memfasilitasi orang lain untuk menyalurkan karyanya
sama dengan memfasilitasi diri sendiri untuk mencapai sebuah impian.
Satu lagi seorang kawan,
yang mengajarkanku untuk tidak pernah menyerah. Mas Yunus, teman seperjuangan
di WRE. Banyak orang yang hanya memandangnya dari kesuksesannya. Padahal
dibalik itu aku melihat ada jiwa pantang menyerah dalam menekuni hobinya.
Hobinya adalah menyalurkan ide. Seakan ide tak pernah habis dari pikirannya.
Hobinya sempat terpecah karena sebuah amanah kegiatan. Setelah kegiatan itu
selesai dia mengatakan "saatnya kembali ke hobi". Kreatif dan haus
akan karya baru adalah jiwanya. Terima kasih sahabat, kalian mengajarkanku
banyak hal. Mengajarkan untuk menekuni sebuah hobi, karena kita tidak tahu
kapan Allah akan memperkenankan doa kita. Bisa jadi hobi menjadi profesi, dan
masih banyak kawan-kawan lain diluar sana yang menjadikan hobinya bermakna
serta menginspirasi orang lainnya.
5. Biarkan Aku menjadi Diriku [dalam artikel "Menemukan
Dirimu Sendiri"]
Aku suka kesendirian,
karena dengan sendiri aku bisa tahu bagaimana diriku. Momen inilah yang selalu
kulakukan ketika ada yang mengganjal di hati. Biasanya ketika aku sudah percaya
dan nyaman kepada seseorang aku dapat membagikan cerita kepada seseorang
tersebut namun kalau terjadi sesuatu yang membuat kepercayaanku terkikis,
biasanya aku akan membiarkan diriku dalam kesendirian. Ya, dari kesendirian
itulah aku memahami bahwa aku tidak pernah sendiri. Jika semua orang
meninggalkanku, masih ada Allah, dan Allah saja itu lebih dari cukup.
Aku menyukai tempat-tempat
yang menenteramkan untuk bernegosiasi dengan diriku sendiri. Biasanya angkot
adalah tumpangan alternatif yang mengantarkanku ke sebuah tempat dengan tingkat
kenyamanan sangat tinggi.
6. Welcome to the
Jungle! [dalam artikel "Mencoba Naik Gunung"]
Setelah sekian lama tidak
diijinkan untuk melakukan pendakian, alhamdulillah, akhirnya di usia 20-an ini
aku diijinkan untuk bergabung bersama teman-teman yang ingin naik gunung. Aku
masih tergolong newbie dalam hal naik
gunung, tapi efek naik gunung benar-benar mempengaruhi kepribadian.
Seperti
banyak orang katakan, saat proses mencapai puncak itu kita akan tahu
kepribadian rekan kita termasuk mengevaluasi diri kita yang kadang masih egois
dan tidak peduli. Saat berjalan dalam
proses tersebut kita juga akan memahami bagaimana cara menghargai sesuatu yang
telah didapat, karena semua butuh pengorbanan dan perjuangan. Terima kasih
kawan, terima kasih alam yang telah menjadi perantara dari-Nya dan memberiku
pelajaran saat bersamamu.
7. Hidup Penuh Makna dengan Organisasi [dalam
artikel "Jadi Aktivis Kampus"]
"Aktivis", satu
kata yang mengingatkanku pada sebuah ucapan "baru
kali ini denger kalau organisasi itu hobi". Tepatnya saat SMA dulu aku
pernah ditanya hobi, dan dengan lugunya aku menjawab "organisasi".
Konyol memang, karena sesungguhnya organisasi bukan hanya sekedar hobi. Saat
usia 20-an ini aku banyak belajar dari organisasi Kampus dan juga luar Kampus.
Dari organisasi tersebut aku dipertemukan dengan orang-orang luar biasa. Akupun
tak ada apa-apanya dibanding pengalaman mereka. Aku banyak belajar dari
rekan-rekan organisasi.
Di Kampus ini aku belajar
tentang kemanusiaan, kemasyarakatan, politik, kepenulisan, media massa,
keagamaan, kemahasiswaan, broadcast
dan bidang-bidang lain. Setiap organisasi memiliki karateristik
sendiri-sendiri. kita dapat belajar banyak hal di organisasi, tergantung apa
minat kita dan disanalah kita dapat mengasah kemampuan serta saling bertukar
pengalaman satu sama lain, saling belajar dari anggota satu dengan anggota
lainnya. Salah satu keuntungan berorganisasi adalah memiliki skill dan network yang lebih dibandingkan kawan-kawan kita yang belum mau
berorganisasi. Jadikan dirimu berbeda dengan bergabung di organisasi!
8. Around the World
[dalam artikel " Ikut Pertukaran Mahasiswa"]
Sempat menyesal kenapa
tidak dari dulu aku mencari-cari informasi kegiatan exchange atau kegiatan-kegiatan kepemudaan lainnya. Aku rasa aku
termasuk orang yang terlambat baru mencari-cari kegiatan exchange. Tapi dalam rumus belajar tidak ada kata terlambat, untuk
itulah jika persyaratan mampu kupenuhi, aku akan mencoba mengikuti seleksi exchange.
Jangan dikira aku tidak
pernah gagal, justru dari kegagalan itulah aku banyak belajar untuk bangkit.
Aku belajar untuk merelakan dan ikhlas menerima apapun hasilnya, karena pasti
Allah telah memiliki rencana yang sangat indah untukku. Meski pernah gagal di
seleksi PPAN (Pertukaran Pemuda Antar Negara) aku tidak menyerah, masih banyak
kesempatan pertukaran lainnya. Saat berkunjung ke Negeri orang aku banyak
belajar, banyak belajar tentang Kuasa Allah, tentang nikmat Allah yang begitu
banyak, belajar bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk menghirup udara
sejuk dan diijinkan mengambil hikmah-hikmah perjalanan.
9.Hidup Sendiri=Mati
(dalam artikel "Menjalin Pertemanan Seumur Hidup"]
Salah satu ucapan
kakak di Teknik ketika krida beberapa tahun silam adalah "anak teknik,
hidup sendiri=mati". Kenapa? Karena memang dasarnya manusia makhluk
sosial, membutuhkan satu sama lain. Alhamdulillah selama ini memiliki lingkungan
yang insya Allah baik, memiliki sahabat-sahabat yang saling mengingatkan untuk
tetap berada di jalan Allah. Saat menjadi peserta kegiatan diluar daerah
alhamdulillah juga dapat memiliki keluarga baru. Memiliki sahabat dan keluarga
sepanjang masa ini juga akan memudahkan kita ketika ingin bersilaturahim dimasa
yang akan datang. Bukankah menyambung silaturahim itu sangat dianjurkan? So, aku merasa beruntung memiliki
orang-orang disekitarku yang mau menerimaku didalamnya.
10. Organisasi Ok, Prestasi Kece! [dalam artikel "Bisa
Dapat IPK Bagus Dan Lulus Tepat Waktu"]
Salah satu obat bagi usia
20-an yang memang lebih penting dari sekedar memiliki pacar. Memiliki prestasi
menurutku wajib. Kita berusaha belajar dengan sebaik-baiknya dan menyerahkan
hasilnya kepada Allah. Sebenarnya kuliah bukan hanya mencari IP dan lulus
cepat. Jika selama kuliah hanya mencari IP dan lulus cepat, bagiku masih kurang
bermakna. Karena banyak hal di kuliah yang dapat kita lakukan dan kita pelajari
selain di kelas. Meskipun demikian, yang namanya amanah dari orang tua,
meskipun IPK terkesan formalitas, harus tetap diperjuangkan. Aku pernah
memiliki idealis untuk menjadi mahasiswa yang berbeda, jika teman-teman hanya
mendapat IPK yang bagus dalam setiap semester, maka aku harus cari aktivitas
lain yang membuatku berbeda. Ya, Berbeda karena Allah itukan boleh.
Alhamdulillah meski sejak semester 2 dari sisi akademik jadi mahasiswa turun
gunung tapi kadang naik gunung lagi, aku bersyukur karena masih digantikan
Allah dengan kesempatan-kesempatan lain. Selama IPK masih dalam target,
menurutku masih wajar. Kembali lagi kepada prinsip bahwa setiap manusia memiki
target tertentu, bisa jadi saling bertolak belakang satu sama lain.
Masalah lulus tepat waktu, insya Allah akan aku
tunaikan kewajibanku, aku memohon doa untuk semua pembaca agar di tahun
terakhir ini dapat dimudahkan Allah dalam segala urusan akademik maupun kehidupan.
Doakan segera lulus ya kawan, kalau bisa sebelum waktu yang telah dijatahkan.
Aamiin... Kalau lulus tepat waktu itu baik, maka sebelum waktunya bisa jadi
lebih baik. Doakan yang terbaik untuk semuanya. Aamiin
11. Dari Mereka Saya Belajar [dalam artikel "Jadi
Asisten Dosen/Tutor"]
Aku pernah menceritakan pengalaman menjadi Asdos atau asisten dosen di blog. Menjadi asisten dosen bukan karena kita yang paling pintar atau lebih pintar, bagiku menjadi asisten dosen adalah salah satu cara menguji keistiqomahan kita belajar. Karena dalam proses selama menjadi asdos itu, katakanlah sebuah asistensi, kita banyak belajar dari asistan.
Alhamdulillah atas kesempatan yang
diberikan Allah, justru aku yang banyak menimba ilmu dari asistan-asistan itu,
lebih tepatnya teman belajarku. Dari mereka aku belajar kejujuran, kesabaran
dan perjuangan. Bukan masalah siapa yang paling pintar, tapi siapa yang mau
terus belajar dari siapapun tanpa memandang ras, suku, agama, harta, dan dia
mau bertanggung jawab atas ilmu tersebut untuk disebarkan kepada orang lain.
12. Ayo Keluar
dari Zona Nyaman! [dalam artikel "Bisa Mempublikasikan Karyamu Di
Media Umum"]
Berawal dari seorang dosen Bahasa
Indonesia saat semester 1, mimpi mempublikasikan karya itu menjadi nyata.
Dengan jaminan nilai A dan hadiah dari dosen apabila ada karya yang bisa masuk
media massa, akhirnya ku terima tantangan tersebut. Meski sempat jatuh bangun,
akhirnya usaha itu bersambut. Sukses? Belum, masih belajar, baru memulai dan
akan terus belajar sampai aku tidak bisa belajar lagi.
Dengan belajar kepada orang lain dan keluar dari zona nyaman teknik itulah aku mendapatkan banyak hal. Meskipun ditolak lebih dari 3x, ternyata Allah telah merencanakan sesuatu. Sekalinya lolos, Allah juga memberikanku kesempatan untuk berbagi ke orang lain dengan menerima undangan untuk sharing didepan umum dan tentunya tidak pernah aku duga sebelumnya. Keluar dari zona nyamanmu, jangan pernah menyerah dan yakinlah Allah telah menyiapkan sesuatu untukmu.
13. Bekerja dengan Hati [dalam artikel "Dapat
Pengalaman Kerja"]
Awalnya
sempat risau karena praktek kerja nyata (PKN) cukup lama dibanding teman-teman
seangkatan. Tapi ternyata Allah memberikan kesempatan yang lebih juga.
Alhamdulillah, bisa mendapat lebih dari lapangan. Akhirnya tahu bagaimana
seorang kontraktor mempresentasikan pekerjaannya ke Dinas PU, bisa ikut
merasakan ketegangan dalam ruangan saat ada selisih pendapat, bisa merasakan
bagaimana diteriaki oleh pekerja lain, bisa mendengarkan dari konsultan
langsung saat mempertahankan karyanya didepan Dinas PU, bisa belajar keteguhan
dari tukang, bisa belajar idealisme dan etos kerja. Terima kasih Bapak-bapak
yang telah memberi kesempatan untuk bersama kalian, bersama kalian dengan
izin-Nya, aku mendapatkan banyak pelajaran berharga.
14. Keluarga, Segalanya! [dalam artikel "Mengerahkan Tenaga Untuk Membanggakan Keluarga"]
Kata Ayah aku harus bisa
menjadi kebanggaannya. Kata Ibu "ketika
banyak orang meremehkan keluarga kita diluar sana, kamu harus menunjukkan kamu
bisa". Beliau adalah motivasi seumur hidup. Melihat senyum beliau
adalah kebahagiaan. Mereka yang bekerja untukku, membiayaiku, sabar meski aku
bandel, terus merawatku dengan kasih sayangnya, dan segala sesuatunya tentang
mereka. Aku merasa masih belum bisa maksimal membahagiakan mereka, kadang aku
masih menuruti inginku. Jadi melankolis ingat mereka. Pun juga keluarga besar
lain di Ngawi, yang selalu menyemangatiku, yang memberikan dukungan moral, dan
tentunya keluargalah segalanya.
Apapun yang kita lakukan di
Kampus, sebanyak apapun sepak terjang kita, kalau keluarga tidak bahagia ya
seperti berat sebelah. Apalagi kalau tanpa restu orang tua, rasanya berat
menjalaninya. Keluargaku, Ayah, Ibu, Adik dan semuanya, I love you. Maaf ya Bapak, Ibu, belum bisa menjadi anak yang baik,
dan untuk adik, maaf belum bisa menjadi kakak yang baik, tapi aku akan selalu
belajar untuk membuat kalian bangga.
15. Entrepreneur [dalam
artikel "Menjajal Buka Usaha Kecil-Kecilan"]
Sejak SD Ibu
sudah membekali ilmu berjualan dengan berjualan jajan dan es lilin saat
istirahat. Malu? Tidak! Justru bersyukur telah diajari sejak kecil untuk
menghargai uang yang telah diperoleh. Saat SMA sampai beberapa semester di
kuliah mencoba belajar usaha dengan berjualan pulsa. Tapi sekarang sedang
istirahat. Semoga nantinya bisa melanjutkan membuka usaha dibidang lain.
Aamiin...
Belajar membuka usaha tak akan membuatmu hina, kecuali usaha dibidang yang haram. Itu akan menjadi bekal tersendiri. Kalau masalah keuangan, sejak sekolah sampai sekarang kuliah masih nurut sama aturan Ayah, sekecil apapun pengeluaran harus ditulis. Manajemen keuangan yang diajarkan Ayah kepadaku dan Ibuku sangat bermanfaat terutama saat-saat ini, saat pengeluaran sangat sulit untuk dikontrol. Teman-teman seangkatan juga banyak yang buka usaha, mulai dari online shop juga bisnis nyata. Dari merekalah aku kembali belajar dan hidup itu saling belajar satu sama lain.
16. Dan Allah itu Lebih dari Cukup! [ dalam artikel
"Belajar Hidup Di Atas Kaki Sendiri"]
Mengandalkan diri sendiri,
satu topik yang membuat tersadar bahwa Allah itu lebih dari cukup. Saat
lingkungan tak lagi memahami, saat sahabat perlahan hilang dari sisi dan harus
menerima kenyataan, untuk sementara waktu aku harus sendiri serta tak jarang
pula harus berderai air mata. Pulang dari Kampus, sampai kamar nangis gara-gara nilai tidak
memuaskan, atau saat membutuhkan telinga untuk mendengarkan, bukan didapat
malah membuat emosi, saat butuh bahu bersandar semuanya menghilang. Ya, inilah
waktu untukku berdamai dengan diriku sendiri.
17. Menjadi Manusia yang Bermanfaat dan Bermartabat
[dalam artikel "Bertumbuh Jadi Pribadi Yang Bermanfaat Untuk Orang Lain"]
Kebahagiaaan itu sederhana,
dengan membantu orang lain kita akan bahagia, tanpa harus mengeluarkan banyak
uang untuk menyenangkan hati. Aku masih dalam proses belajar untuk terus
menebarkan manfaat kepada sekitar agar kehadiranku tidak dianggap sebagai
benalu. Salah satu cara kita juga untuk bermusahabah tentang keadaan diri.
Kadang aku kurang bersyukur terhadap nikmat yang telah Allah berikan, kadang aku masih mementingkan kepentinganku diatas kepentingan orang lain, dan bersama orang lain menjadikanku lebih baik, Insya Allah. Terkadang kita malu kalau hadirnya kita hanya merepotkan. Bahkan dalam suatu organisasi yang aku ikuti pernah dibahas bagaimana menjadi pribadi yang dirindukan kontribusinya untuk masyarakat.
Kadang aku kurang bersyukur terhadap nikmat yang telah Allah berikan, kadang aku masih mementingkan kepentinganku diatas kepentingan orang lain, dan bersama orang lain menjadikanku lebih baik, Insya Allah. Terkadang kita malu kalau hadirnya kita hanya merepotkan. Bahkan dalam suatu organisasi yang aku ikuti pernah dibahas bagaimana menjadi pribadi yang dirindukan kontribusinya untuk masyarakat.
*
Ya, seperti itulah
jawabanku atas ke-17 kalimat tentang hal yang lebih penting dari pacar di usia
20-an. Tapi sadarkah kawan-kawan? Derajat manusia disisi Allah tidak dilihat
dari berapa banyak Negara yang telah dikunjungi, berapa banyak harta yang
dimiliki, seberapa pintar dia di Kampus, tingginya IPK setiap semester, atau
dilihat dari berapa banyak gunung yang telah Ia jelajahi.
"...Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling
bertakwa di antara kamu. Sungguh Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti"
(QS.
Al-Hujuraat:13)
Banyak hal yang dapat kita
lakukan di usia 20-an tapi terkadang kita melupakan satu hal, bahwa di sisi
Allah yang membedakan antara manusia satu dengan manusia lainnya adalah kadar
ketakwaannya. Iman dalam hatinya dan syariat Allah yang selalu Ia tegakkan. Terkadang karena
terlalu menuruti nafsu dunia kita lupa bahwa ada niat yang harus diluruskan,
akibatnya kita menjadi pribadi yang sombong. Ke-17 hal diatas akan bernilai
"nol" jika hanya ingin mendapatkan pujian manusia dan hanya
mementingkan kepuasan hati.
Jangan pernah minder dengan
orang lain kalau urusan duniawi, semua telah memiliki jatahnya masing-masing.
Yang perlu kita lakukan adalah berusaha sebaik mungkin, memanfaatkan waktu yang
ada dengan kebaikan. Boleh keliling dunia, asal dengan keliling dunia kamu
lebih mendekat dengan Allah karena kamu telah melihat ciptaan-Nya dan kamu merasa
kecil dihadapan-Nya. Boleh kamu membuka usaha apapun dan mendapatkan hasil yang
berlimpah, asal proses dan tujuannya hanya karena Allah semata. Niat dan
keikhlasan adalah dua hal yang terkadang diremehkan, mudah diucapkan namun
dalam aplikasinya akan banyak ujian. Semuanya boleh dilakukan asal tetap
dijalan-Nya dan mengharap ridho-Nya. Apakah kita bangga dengan kita bisa
menjelajahi dunia seisinya kalau kita masih meremehkan apa-apa yang Allah
berikan kepada kita? Aktivitas yang baik
adalah yang mendekatkanmu dengan Penciptamu. Sesuatu yang baik adalah yang membuatmu tunduk dan
patuh pada aturan Tuhanmu.
Ingat, bukankah kita hidup
diantara 2 pertanyaan. Membuka kembali QS. Al-A'raaf:172 "....Bukankan Aku ini Tuhanmu?...." dan nanti setelah
nyawa kita kembali kepada Pemiliknya, kita akan kembali ditanya "Siapa
Tuhanmu?". Ya, hidup kita hanya untuk Allah kan? Bahkan sedetikpun kita
tidak lepas dari pengawasan Allah.
Dengan mengingat Allah
adalah tujuan kita, kita akan lebih bisa memanfaatkan waktu yang tersedia
dengan hal-hal yang baik. Pasti sudah tidak asing dengan ungkapan "Tidak sibuk dengan kebajikan=sibuk
dengan kebatilan". Semoga kita termasuk orang-orang yang dapat
memanfaatkan waktu dengan baik untuk tetap istiqomah dijalan-Nya. Aamiin...
Jangan lupa bersyukur atas
apa saja yang Allah berikan, "Thank
Allah for what you have, for what you need, Trust Allah". Dalam buku
Menjadi Wanita paling berharga (halaman 243) disebutkan "Nikmat itu adalah Pengantin sedangkan maharnya adalah rasa
syukur".
Kemudian untuk yang masih
dalam kesendirian, bersihkan dirimu dari kegalauan yang sama sekali tak
bermanfaat jika kamu biarkan terus bersemayam. Ayo bangkit meningkatkan
kualitas diri, memperbaiki iman dan menjadikan diri ini lebih baik.
"....Diatas sajadah ini kutulis kenangan,
ku memilih cinta yang sejati. Diatas sajadah ini kuucapkan salam perpisahan
untukmu disana...".
(Memilih cinta-Nya- Ali Sastra)
Kalau kita terus memperbaiki diri dengan
kualitas iman yang semakin meningkat, mungkin Allah akan berpikir ulang jika
hendak memberikan pasangan yang buruk akhlaknya kepada kita. Allah telah
memberikan dua anugerah-Nya kepada kita, rasa berkehendak dan rasa amarah.
Gunakan rasa berkehendak itu untuk mendatangkan pahala dan rasa amarah itu
untuk menjauhkan diri dari dosa dan ketidakmanfaatan.
Salah satu doa yang kita
lantunkan saat dzikir pagi dan petang, Allahumma
inni a'uudzu bika minal hammi wal hazan. Wa a'uudzu bika minal 'ajzi wal kasal.
Wa a'uudzu bika minal jubni wal bukhli. Wa a'uudzu bika min ghalabatid daini wa
qahrir rijaal. Ya Allah, aku
berlindung kepada-Mu dari kebimbangan dan kesedihan, aku berlindung kepada-Mu
dari kehinaan dan kemalasan, aku berlindung kepada-Mu dari sifat sombong dan
bakhil, dan aku berlindung kepada-Mu dari lilitan hutang dan tekanan manusia.
Afwan atas segala khilaf,
mohon koreksinya, jika ada yang kurang berkenan mohon disampaikan, jika ada
yang kurang tepat mohon dibantu untuk membenarkan. Semoga tulisan ini
bermanfaat dan dapat mengingatkan kembali niat dan tujuan kita hanya untuk
Allah semata.
***
*Pacar yang belum halal
GANIZ,
8 Agustus 2014
Vita
Ayu Kusuma Dewi
Mbak Vitas selalu menginspirasi :)
ReplyDeletebarokallahulak mba.
aamiin,,,
ReplyDeletesemoga selalu menginspirasi juga ya dek :)
Hi, I desire to subscribe for this website to obtain most recent updates, thus
ReplyDeletewhere can i do it please assist.
my web page - indonesian free