Indonesia Youth Forum 2014: Buka Mata, Telinga dan Hati

Bismillahirrahmaanirrahiim
Hari 2 Kamis, 22 Mei 2014
Pada hari kedua berlangsungnya Indonesia Youth Forum 2014 ini Indonesia Student and Youth Forum mendatangkan beberapa sosok yang dinilai ahli untuk mengisi sejumlah sesi. Bertempat di Ballroom Patuno Resort, Wakatobi-Sulawesi Tenggara sejak pukul 08.00 hingga 22.00 WITA.

Hari kedua dipenuhi dengan jadwal padat Master Class, Meet the Leader, Met the CEO,  Ministerial Session dan agenda malam bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Wakatobi.  
Kegiatan dimulai dengan Masterclass pertama dari Microsoft Indonesia yang diwakili oleh External Affairs Manager yakni Esther K. Sianipar. Kakak  yang menghabiskan 19 tahun overseas ini merupakan Community  Affairs Manager di Microsoft Indonesia. Kak Esther menggantikan pembicara yang seharusnya Kak Clair Deevy, seorang Microsoft’s Community Affairs and Citizenship programs di Asia.

Kak Esther memperkenalkan Microsoft Indonesia, tentang  tujuan, program-program yang dilakukan dan juga sharing dengan peserta tentang bagaimana memiliki software microsoft secara gratis. 

Salah satu program Microsoft adalah Microsoft Youthspark. Youthspark merupakan program pelatihan bertahap berbasis teknologi bagi siswa agar siswa tersebut mandiri dan mereka didorong untuk membuat ide-ide yang nantinya akan dilombakan serta direalisasikan. Jargon yang diusung Youthspark ini adalah “Empower youth to change their world”.

Selain itu dibidang edukasi dan mahasiswa sebenarnya Microsoft memberikan fasilitas seperti software gratis untuk mengembangkan potensi. Pada sesi ini antusias peserta sangat tinggi, mereka berebut untuk bertanya. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Microsoft dapat di akses di www.microsoft.com.
 Para peserta mengikuti Master Class yang berlangsung sejak pagi hingga sore hari

Setelah itu dilanjutkan dengan Master Class kedua dari Coca-cola Foundation, Hastin Atas Asih. Pada masterclass tersebut, para peserta diajak bersinergi dengan program CSR dari Microsoft dan Coca Cola Indonesia. Beliau menjelaskan salah satu program yang dilakukan CCFI yang dinamakan Perpuseru. Perpuseru merupakan program yang bertujuan menjadikan perpustakaan sebagai pusat belajar berbasis informasi dan teknologi. 

Kegiatan Perpuseru ini memiliki sasaran pemuda, perempuan, dan masyarakat wirausahaan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah bekerjasama dengan perpustakaan, dimana diperpustakaan tersebut tidak hanya tersedia buku-buku namun ditunjang oleh teknologi.

CCFI memberikan bantuan berupa komputer atau laptop agar masyarakat juga tidak tertinggal serta memberikan skill melalui pelatihan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Sudah banyak alumni peserta pelatihan Perpuseru yang akhirnya dapat bekerja dan mengembangkan usahanya setelah mengikuti program Perpuseru. CCFI berhasil menggandeng 34 perpustakaan di Indonesia  untuk berkolaborasi  memajukan di Indonesia melalui sumber daya manusianya. Selain itu, Perpuseru merupakan salah satu solusi untuk anak-anak yang putus sekolah. 

Para pemateri Meet the Leader dan Ministerial Session IYF 2014

Teknologi memang merupakan dua mata pedang yang dapat bermanfaat sekaligus menjerumuskan. Oleh karena itu dalam program Perpuseru memanfaatkan analisa kebutuhan obyek untuk menghindari dampak negative teknologi. Misalnya mereka, peternak ayam yang ingin mengetahui info beternak di internet maka di Perpuseru, dia akan dituntun dan diarahkan untuk mencari yang dia butuhkan. 

Acara dilanjutkan dengan Master Class 3 yakni dari Kementerian Pemuda dan Olahraga RI yang diwakilkan oleh Esa Sukmawijaya. Disini kami dibagi menjadi beberapa grup berdasarkan wilayah untuk membahasa masalah. Untuk wilayah Jawa Timur, Bali, NTT dan NTB ditunjuk sebagai pintu gerbang pariwisata nasional. Berbeda dengan daerah Kalimantan yang merupakan lumbung pangan nasional. Disinilah kami para pemuda diajak berpikir tentang isu kepemudaan yang berkembang di lingkungan dan di Dunia.

Sesi yang bertema Pembangunan Kepemudaan Dulu, Kini dan Nanti tersebut menyepakati dari hasil voting  bahwa isu kepemudaan yang paling banyak adalah tentang pendidikan. Hal ini sesuai pula dengan hasil survey Dunia. Para pemuda memiliki peran yang signifikan untuk daerah dan lingkungannya. Seorang pemuda diharapkan memiliki power, ide-ide kreatif untuk terjun ke masyarakat serta memiliki kapasitas yang lebih untuk dirinya.

Sesi selanjutnya adalah Meet the CEO. Pematerinya adalah Bapak Jend. Tni (Purn.) Luhut B. Pandjaitan dengan materi yang disampaikan Building Partnership for  a Sustainable Youth Movement. Dalam sesi ini beliau menyampaikan peran penting pemuda dalam perjalanan Bangsa dilanjutkan dengan kerjasama antar jaringan demi keberlanjutan menuju Indonesia emas.

Kesimpulan yang dapat diambil dari pemaparan Bapak Luhut adalah pentingnya sikap dalam membangun “partnership” demi gerakan pemuda yang berkelanjutan. Upaya-upaya yang dapat dilakulan (1) Mengembangkan kapasitas diri: tanggap, tanggon, trengginas (2) Mampu bekerja dalam tim (3)  Tidak berpikir secara konvensional (4) Berani bermimpi untuk sesuatu yang konstruktif  (5) Berani meyakinkan dan mengajak orang lain untuk bersama sama mewujudkan impian tersebut (6) Membangun jaringan demi mendapatkan “the right man in the right place” tanpa melihat latar belakang yang tidak relevan dengan tujuan.

Yang perlu diingat oleh pemuda pada tahun politik ini adalah demi keemasan Indonesia yang kondusif untuk  pemuda dalam berkarya, maka pemuda harus tampil sebagai solusi yang menentukan nasib bangsa Indonesia selanjutnya, dengan berperan aktif dalam mengawal pemerintahan yang bersih dan  kita harus mampu memilih pemimpin yang diharapkan rakyat yaitu jujur dan cinta rakyat. 

Kegiatan makan malam bersama Pemkab Wakatobi

Meet the leader, Ir. Hugua sebagai Bupati Wakatobi memberikan materi untuk peserta IYF 2014. Disesi ini saya benar-benar terpukau dengan cara membangun wilayah Wakatobi. Wakatobi adalah singkatan dari Pulau-pulau besar di Kepualauan Wakatobi. Wangi- Wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko. 

Ir.Hugua inspiratif sekali menurut saya. Beliau menyampaikan materinya dengan renyah dan mudah dimengerti. Cerita perjalanannya membangun Wakatobi sejak awal dilantik membuat terharu namun dibungkus dengan penyampaian yang menyenangkan. Setelah dilantik beliau bersama sopirnya berjalan menuju suatu lahan dan meletakkan batu pertama untuk membangun Bandara. Bukan hanya impian semata namun Beliau melanjutkan impiannya dengan aksi-aksi nyata untuk benar-benar membangun lapangan terbang meski diawali dengan ditertawakan. 

Foto bersama peserta IYF 2014 pada kegiatan malam bersama Pemkab Wakatobi

Usaha yang tak pernah berhenti dilakukan bersinergi dengan pembangunan moral masyarakat wakatobi. Bapak Hugua memaparkan local authority is the key actor of coral reef ecosystem   sustainability dengan studi kasus Kepulauan Wakatobi.

Pada malam hari dilanjutkan dengan makan malam bersama Bupati Wakatobi Ir. Hugua, serta para pejabat di Wakatobi yang merangkap menjadi orang tua asuh para peserta selama di Wakatobi. Makan malam berlansung meriah dengan penampilan tari-tarian khas Wakatobi, serta acara menari dan bernyanyi bersama antara peserta dan pemuda lokal.
***
Sumber : Laporan Kegiatan Indonesia Youth Forum untuk Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya oleh Vita Ayu Kusuma Dewi


Comments