SSTT, Kau Warna, Kau Cerita

Bismillahirrahmaanirrahiim

Aku terpaksa dan tak pernah ingin memilihmu sebelumnya, tapi jalan takdir berkata bahwa aku diperuntukkan untukmu, sekalipun dalam perjalanannya, aku (selalu) mengabaikanmu. Maaf atas sikapku dan terima kasih telah memberi warna dihariku, semoga ini bukan akhir dari kisah kita. #TubesSSTT

Alhamdulillah akhirnya kemarin (05/01/2015) jadi maju SSTT, hal ini menandakan pekerjaan adik-adik akan segera di jilid. Ada segudang pelajaran dalam perjalanan SSTT ini, dan semuanya memberikan hikmah yang tak terkira. Alhamdulillah…

Aku terpaksa dan tak pernah ingin memilihmu sebelumnya, tapi Allah takdirkan kita bersama…
Sebuah pilihan yang diawali bukan karena dari hati, ternyata sulit dipertahankan ketika menemui sebuah masalah. Seperti yang terjadi saat awal memilih untuk menjadi asisten SSTT atau Struktur Statis Tak Tentu. Aku akui dalam hal konstruksi apalagi struktur, aku lemah, bahkan harus memutar memori atau bahkan sama sekali tidak ingat jika dihadapkan dengan kasus-kasus dengan beda angka. Tapi malam itu, sesaat setelah tes, karena asisten yang kurang adalah SSTT, kuputuskan untuk melangkah bersama, SSTT.

Perjalanan itu, kau sabar meski aku (selalu) tak pernah pedulikanmu…
Dalam perjalanan SSTT, aku sangat merasa bersalah. Ya, aku seperti tak pernah bertanggung jawab. Tak seperti dulu saat bersama transportasi sedimen dengan rasa keingintahuan yang tinggi. Sekarang, hanya secuil, itupun terkadang bukan dari hati, hanya sekedarnya dan sepengetahuanku saja. Maaf atas keteledoranku adik-adik…

Terima kasih, aku belajar dari mereka…
Terima kasih kepada adik-adik yang justru mengajariku, yang membuatku tertampar jika ingat dengan gelar yang nantinya kumiliki. Aamiin.. Aku akan selalu berusaha terus belajar, belajar dan belajar tentang struktur, bukan hanya formalitas. Terima kasih ya Allah, lagi-lagi, Kau pertemukanku dengan mereka…

PHP? Oh..maaf ternyata saya salah…
Ada satu momen yang membuatku tak pernah bisa melupakannya sebelum maaf ini tersampaikan. Meski nanti setelah wisuda (aamiin) baru kusampaikan secara langsung, lagi-lagi karena ketidakberanianku, atau mungkin karena malu. Maaf nggih Pak, saya benar-benar tidak tahu atas misscom yang terjadi. Ya, saat itu, mungkin kalau Bapak X tidak memberitahu jika ruangan Bapak telah berpindah, kami tak akan pernah tahu dan menganggap semuanya hanya PHP.

Kala itu, karena mungkin tak pernah jadi maju, pada hari jum’at itu, kami kira jadi maju, ternyata tidak, kami menunggu Bapak didepan ruangan lama dan Bapak tidak ada. Kami pikir, khususnya saya pribadi, tidak akan jadi maju lagi, mungkin karena kesibukan Bapak. Ternyata dalam waktu yang sama, Bapak menunggu kami, tanpa kami tahu bahwa ruangan Bapak telah berpindah. Sekali lagi maaf nggih Pak, nanti kalau saya wisuda atau sebelum itu, saya ingin minta maaf kepada Bapak secara langsung, saya telah salah menilai Bapak. Saya tidak berani jika sekarang, karena Bapak sekarang masih sering mengajar kami, lebih tepatnya masih sering bertatap muka dengan kami.

Terima kasih ya Allah Engkau pertemukanku dengan SSTT, dengan itu aku belajar, seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya. Semoga ini bukan akhir pertemuan kita, mungkin nanti ketika kerja kita bertemu lagi. Aamiin
***
GANIZ, 6 Januari 2015
Vita Ayu Kusuma Dewi



Comments