Bismillahirrahmaanirrahiim
Tak
ada seorangpun yang tahu akan rencana Allah baginya, namun bukan berarti tanpa
usaha, bukan berarti tanpa cita-cita dan bukan berarti pula kita hidup diam
saja tanpa guna. Begitu pula untuk belajar, kiranya belajar tidak hanya dengan
yang terkenal saja ilmunya, atau hanya sekedar gengsi dipandang sejuta mata
disekitar kita. Ada satu cerita mengenai hal ini, tentang pemilihan study.
Akhir-akhir
ini, tepatnya awal tahun baru kemarin, sedang ramai membicarakan pesawat Air Asia yang jatuh saat perjalanan
menuju Singapura. Bahkan aku sampai hafal dengan Pak Sulistyo, BASARNAS,
gara-gara setiap hari lihat televisi dengan temen-temen GANIZ yang ditampilkan
adalah update pencarian korban dan
badan pesawat.
Ya,
dasar Vita penuh impian, melihat evakuasi saja, sudah banyak impian bermunculan
dan dengan percaya dirinya nyeletuk
ditengah kerumunan. “Tahun 2020 Pak, saya
ikut membantu BASARNAS, insya Allah” , “Hmmm… nanti naik KRI 375, terus
helicopter..terus….”, ya seperti itulah saya.
Disela-sela
itu ada adik yang bertanya, “Emang kalau
BASARNAS kuliahnya apa Mbak?”
Eng..ing..eng.. kujawab saja “Mungkin selain angkatan bisa juga melalui manajemen bencana dek, SAR
juga diajarkan kok insya Allah”
“Hah..manajemen
bencana? Ada?”
tanyanya terkejut.
Hiks…rasanya menghela
napas dan ingin berkata “Selamat anda
menjadi orang yang kesekian xxxx bilang “Manajemen bencana? Ada?” kepada saya”
“Iya dek ada…bla
bla bla…” Akhirnya
kujelaskan sedikit yang kutahu.
Setelah
itu aku bilang ke Mbak Aina “Sudah S1
banyak yang tanya Teknik Pengairan itu perikanan ya? pertanian ya? juru air
ya?, sekarang pengen S2 Manajemen Bencana saja terasa terasing…”
Itu
bukan hanya kali pertama, setelah itu saat sedang diskusi dengan seorang kawanku, dia juga
melontarkan kalimat yang sama, menanyakan “emang
manajemen bencana ada?”. Apapun yang mereka katakan, sepertinya tak akan
pernah menyurutkan semangatku untuk melanjutkan belajarku di Magister Manajemen
Bencana, kecuali memang kehendak Allah yang tidak ridho jika aku kuliah disana.
Sekali lagi, yang penting berusaha terlebih dahulu.
Bismillah...semoga ada yang diridhoi dari rencana tersebut... |
Mengenai
Magister of Disaster Management,
nantinya tetap ada mata kuliah Teknik yang diperdalam disana. Kalau aku lihat
di rancangan perkuliahannya salah satu Manajemen Bencana di salah satu
Universitas di Indonesia, nantinya akan ada tiga penjurusan Minat. Penjurusan
minat itu adalah Potensi dan Mitigasi
Bencana, Dampak dan Tanggap Darurat Bencana, dan Rehabilitasi – Rekonstruksi
Pasca Bencana. Nah, mata kuliah dan SKSnya juga bermacam-macam, ada yang berbau Teknik, ada pula berbau Medis.
Ya, semoga saja dapat
beasiswa untuk memperdalam ilmu di Jurusan ini setelah lulus S1 nanti. Aamiin…. Jadi ingat kisah ini Kisah Salah Jurusan Mahasiswa Pengairan
*Jauh didasar
lubuk hati yang paling dalam, saya masih ingin mewujudkan keinginan Ayah,
sekalipun Ayah telah kembali kepada-Nya. Saya ingin mewujudkan keinginan Ayah
yang ingin punya anak seorang dokter. Sekalipun sudah terlanjur di Teknik,
rasanya tak perlu gelar dokter, cukup bergaul dengan para dokter dan
kawan-kawan medis, belajar dari mereka, update skill tentang mereka, insya
Allah sedikit ilmu kedokteran itu akan bermanfaat nantinya. Suatu saat nanti
aku akan menjadi dokter, dokter keluarga. Salah satu jalannya untuk bertemu
dengan para medis itu adalah bergabung dalam Manajemen Bencana. Semoga memang
manajemen bencana dalam ridho-Nya. Aamiin.. Sekalipun tidak, aku yakin akan ada
jalan lain yang lebih indah dan pantas untukku, atas ijin-Nya.
“Jangan
pernah berhenti untuk berusaha karena dengan berhenti berusaha, maka kita tidak
lebih baik dari seorang pengecut”
(Bambang Pamungkas dalam bukunya BEPE20 Ketika Jemariku Menari)
***
Perpustakaan Teknik Pengairan,
15 Januari 2015
Vita
Ayu Kusuma Dewi
Comments
Post a Comment
Komentar dimoderasi, yuk sambung silaturahim, saya akan langsung berkunjung balik ke sahabat semua ^^