Bismillahirrahmaanirrahiim
“ Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan mempermudah baginya jalan menuju surga” (H.R Muslim)
Aku galau!
Akhirnya
setelah menyelesaikan revisi dari penguji, hari ini berkesempatan untuk
menghadap dosen pembimbing, Pak Donny. Pernah konsultasi dengan Bu Lily, dosen pembimbingku
juga, disarankan untuk mencari beasiswa S2. Nah,
hari ini benar-benar kuungkapkan kegelisahanku setelah asistensi calon
jurnal. Sebelumnya, aku cerita ke Pak Very, dosen pembimbing akademik, perihal
rencanaku melanjutkan kuliahku di Teknik Pengelolaan Bencana Alam,
Alhamdulillah beliau tahu jurusan itu. Kemudian, Beliau menyinggung tentang linearitas study. Linearitas study ini terkait dengan kelanjutan setelah kuliah jika
ingin menjadi dosen. Namun, belum ada ketentuan khusus tentang ini. Kemudian
Beliau menyarankan untuk berkonsultasi dengan Pak Donny.
Selama
ini kalau ditanya teman-teman setelah lulus mau kemana, aku selalu jawab “yang didepan mata mana, insya Allah itu
yang aku ambil. Kalau ada tawaran kerja, aku kerja dulu, kalau diterima kuliah
aku kuliah dulu, dan kalau memang ada yang lain, bisa jadi pertimbangan”. Setelah
aku pikir-pikir, “ternyata kamu ga punya
kemantaban hati yang patut kamu perjuangkan ya Vit.hahaha…”.
Jadi
ceritanya, kegalauan itu muncul setelah ada tawaran untuk bekerja di salah satu
konsultan karena sedang membutuhkan satu cewek
dan satu cowok. Ya, siapa yang
tak mau kerja, apalagi baru lulus, daripada jadi pengangguran. Tapi dilain
sisi, sebenarnya aku sudah punya idealisme kuat sekali dan masuk dalam list impian, menyelesaikan kuliah S1
2015, S2 2017 dan S3 maksimal 2022. Mungkin ada yang berpendapat “Ga bosen kali ya ini anak, suka banget kuliah”.
Itu
masih aku tempel di Kamar, biar ingat terus. Soalnya pertimbangan besarnya itu mumpung masih panas otaknya belum
istirahat, mumpung aku masih ada
kesempatan kuliah, masih ada biaya (insya Allah), masih belum bertanggungjawab
di rumah tangga, lebih singkatnya kata Ibu
“masih free buat menggapai impian, belum ada yang melarang”.(Emang kalau udah nikah ada yang ngelarang?
Ya ga juga sih, antisipasi aja kalau sama suami nanti ga boleh kuliah lagi )
Nah, setelah tadi mendapat pengarahan
dari Pak Donny, aku sedikit tercerahkan dan terus bertanya ke diri sendiri “aku tuh sebenarnya minat kemana? Akademik
atau kerja?”. Kalau Pak Donny lebih menyarankan aku dibidang akademisi,
atau kalau kerja bidang LitBang insya Allah yang sangat cocok.
Jika
memilih kerja tentunya akan ada idealisme-idealisme yang mulai hilang, karena
di kerjaan ada batasan-batasan yang mengharuskan mengikuti aturan tertentu. Tentunya
dunia kerja juga akan sangat berbeda sekali dengan dunia kuliah. Kalaupun kerja
juga tidak serta merta diterima, namun harus disesuaikan dengan skill yang kita punya, takutnya saat
kerja tidak kuat dan akhirnya ingin keluar. Sekalipun kalau sudah bekerja tidak menutup
keinginan bisa sembari kuliah sih.
Berbeda dengan jiwa akademisi yang tidak puas menuntut ilmu hanya disatu jenjang. Seperti sudah karakternya ingin sekolah lagi dan sekolah lagi. Hmmm...memahami karakter diri sendiri itulah yang sedikit sulit.
Nah
kalau ingin melanjutkan kuliah ke jenjang selanjutnya, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan dan perlu disiapkan diantaranya:
*Sertifikat
bahasa inggris. Tentunya setiap kita
punya Universitas impian di Luar Negeri. Katakanlah Belanda, Australia atau
Negara lainnya. Setiap Negara tersebut memiliki standart bahasa yang berbeda-beda. Jika ingin kuliah di Eropa
misalnya, kita harus menyiapkan minimal TOEFL IBT >80 atau IELTS >6,5.
Wajib punya, karena itu ibarat paspor kedua. Berbeda jika kita ingin kuliah di
Indonesia yang bisa menggunakan TOEFL ITP dengan score >500. Atau mungkin yang Negara Jepang, selain memiliki
sertifikat bahasa inggris, kita dituntut belajar bahasa Jepang dengan minimal
memiliki JLPT N5/N4. So, kalau ingin
kuliah harus benar-benar dipersiapkan jauh-jauh hari persiapan bahasa ini. Pak
Donny tadi menyarankan ada waktu khusus untuk mendalami bahasa inggris, apalagi
jika ingin tes TOEFL IBT atau IELTS, karena bukan mainan yang bisa seenaknya
saja dalam mengerjakan. Semua bisa
dipelajari, jangan tunggu nanti, segera eksekusi!
*Motivation Letter. Apa keinginan dan
harapan serta tujuan belajar di jenjang selanjutnya harus jelas, ga boleh ngambang apalagi main-main.
Bahkan untuk Movlet yang berbahasa
inggris harusnya sering dikonsultasikan kepada yang berpengalaman.
*Referensi.
Kalau ingin lanjut S2 atau S3 biasanya kita diminta untuk menyertakan surat
rekomendasi atau promoter. Bisa dosen pembimbing skripsi atau pembimbing
akademik atau dosen yang mengenal dekat kita. Biasanya dosen pemberi
rekomendasi ini akan menanyakan juga apa tujuan serta rencana kasar kuliah kita
dijenjang selanjutnya.
*Research Paper. Jeng.. jeng..jeng… ini sangat penting sekali Mbak, Mas, ga main-main. Research paper atau proposal penelitian (bagi yang eksak) atau
kasarnya rencana study ini bisa jadi
penentu kita diterima atau tidak di Universitas terkait. Tadi mendapat wejangan dari Pak Donny, seharusnya
mahasiswa tidak hanya memikirkan diterima beasiswa kuliah saja namun juga
memikirkan selama 2 tahun itu nanti ingin melakukan apa, atau ingin riset
tentang apa. Sehingga ibarat kata, kita kuliah ga nge-blank tiba-tiba kuliah, ditengah-tengah bingung “habis ini aku thesis apa ya?”. Jangan
sampai itu terjadi, karena dapat memperlama durasi kuliah kita.
Berbeda
dengan yang sudah memiliki rencana proposal atau rencana study,mereka sudah memiliki gambaran “mau apa sih aku”, setidaknya lebih terarah untuk melangkah, bisa
jadi masa study 2 tahun tidak terasa.
Kenapa sih harus direncanain? Bukannya
bisa berubah juga nanti? Iya sih
bisa saja berubah, namun kita kan tidak tahu apa yang akan terjadi dan
dikehendaki Allah, setidaknya dengan merencanakan akan mengurangi tingkat
kekecewaan dan penyesalan kan?
*Hubungan baik dengan Allah dan Manusia. Aku terharu
mendengar ceritanya Pak Donny. Faktor X memang memberi andil tersendiri. Hal
ini bisa berasal dari doa kita atau kerabat kita atau sahabat-sahabat kita. Jadi
jangan sampai kita tidak menjaga hubungan baik kita dengan sekeliling kita agar
mendapatkan doa yang baik-baik. Pun hubungan dengan Allah, karena atas ridho
dan kehendak Allahlah kita dapat menggapai impian-impian kita.
*Terima kasih kepada Pak Donny sudah
berkenan mendengarkan curhat saya dan memberikan arahan, motivasi serta saran kepada saya. Kepada Pak Very, Bu
Lily dan seluruh dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya,
terima kasih telah membimbing dan memberikan ilmu kepada saya. Allah yang
membalas semua kebaikan Panjenengan nggih Pak, Bu.
***
Kampus
Tercinta, 11 Februari 2015
Vita
Ayu Kusuma Dewi
Semangat!
ReplyDeletein syaa Allah selalu ^^
ReplyDeletesemangat mbak. semoga kelak bisa tercapai apa yang dicita citakan atau apapun yang terbaik menurut Allah.
ReplyDeletesaya pun punya blog silahkan kunjungi anggitkusumaw.wordpress.com ^^
aamiin aamiin.. mohon doanya ya..semangat juga buat anggit ya :) ok berkunjung ")
ReplyDelete