Tolong Hargai dan Klarifikasi Sebelum Berkomentar

Bismillahirrahmaanirrahiim
Semoga Allah mengampuni apa yang saya ucapkan dan apa yang telah saya pikirkan. Semoga ada jalan terang setelah ini, yang menyakiti akan segera dibalikkan hatinya untuk tidak menyakiti, untuk yang diganggu semoga kesabaran dan lindungan Allah selalu menyertainya.

Saya hanya ingin mengklarifikasi pendapat seseorang tentang postingan sebelum postingan ini. Tanpa tanya dahulu, asal menebak tapi terkesan memojokkan. Sampean tahu tata krama berkunjung ke rumah orang kan mas atau mbak? 

Postingan tersebut berawal dari pertemuan saya dengan sahabat saya di SMAKAR, saat melakukan penelitian. Kami membicarakan sahabat-sahabat terdahulu kami, dan tanpa sadar saya mendengar sebuah nama. Nama yang sudah lama saya kenal dan saya tahu track recordnya. Jadi nama itu bukan teman saya kuliah di Malang, bukan teman organisasi di Malang, bukan orang yang rumahnya Malang, bukan pula yang baru ku kenal setelah kuliah, dan harusnya kalau sudah dewasa pasti mengerti apa yang saya maksud.

Saya hanya memohon, tolong hargai perasaan saya dan perasaan orang yang saya jaga. Jika ada masalah dan merasa saya sakiti, silahkan ayo bertatap muka langsung, jangan melalui sms teror. Atau jika memiliki masalah atau hal yang belum selesai dengan teman saya, temui dia, bukan meneror sahabat-sahabatnya dan mengirimi barang-barang itu.Saya rasa kita bukan anak kecil lagi yang bisanya hanya kucing-kucingan, meneror lewat sms dan pengiriman barang dan memprovokasi sesuatu, mohon diingat keperluan kami bukan hanya meladeni teroran itu. Saya juga manusia, memiliki perasaan marah, jengkel, tidak nyaman jika diganggu privasi saya. Mohon diingat ya, diam bukan berarti pasrah untuk diganggu.

Untung sahabat-sahabat saya selalu mengingatkan kepada saya bahwa saya tak perlu kembali menyakiti orang yang telah menyakiti perasaan saya, cukup saya memohon kepada Allah untuk mengampuni saya atas segala tingkah dan ucapan saya, semoga saya tidak melakukan yang sama kepada orang lain,  serta mendoakan agar yang menyakiti saya tidak melakukannya kepada orang lain serta segera disadarkan kembali kejalan-Nya. Jika manusia yang membalas, mungkin tak akan jera, jadi biarkan Allah saja, yang Maha Mengetahui yang terbaik.

"Jika seseorang diam bukan berarti dia lemah, dia hanya cukup dewasa untuk mengetahui amarah tidak akan menyelesaikan masalah" @verrisuryadi
***
Ngawi, 23 Maret 2015
Vita Ayu Kusuma Dewi

Comments