Perjalanan

Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah dapat menulis lagi. Beberapa saat yang lalu kutemui seorang ibu dalam angkutan yang akan pulang kerja, beliau berpesan banyak hal. Menasehatiku dan adik-adikku yang akan menuju suatu tempat. Seperti biasa, kami baru saling mengenal pada saat itu juga. Beliau berpesan untuk selalu berdzikir dalam perjalanan, menjaga diri dan kehormatan kami, dan terus berhati-hati akan bawaan kami.

Beliau juga bercerita tentang perjalanan pulang perginya yang dilakukan dalam satu hari. Ibarat kata, pagi di kota A, siang di kota B, malam sudah stay lagi di kota A. Ah..... jadi ingat aku dan satu kawanku, malam di Malang, tengah malam di Surabaya, pagi di Jogjakarta, malamnya singgah Ngawi, esoknya sudah di Malang lagi.

Ohya, malam ini juga kutemui sebuah pelajaran lain, tentang saling mengerti dan saling memahami. Ada sekelompok adik-adik perempuan akan pulang kampung, si A ingin patas, si B ingin ekonomi karena mengingat dana, si C memilih tak berargumen, si D berusaha mendamaikan. Mereka berbeda karakter, ditambah lagi bapak-bapak kondektur yang terus memprovokasi untuk naik patas. Alhamdulillah akhirnya setelah negosiasi si A mengalah dan mengikuti kawan-kawannya naik bus ekonomi. Tapi hanya bus Malang-Surabaya yang ekonomi, selanjutnya kawan-kawan yang lain yang ganti memaklumi untuk melanjutkan perjalanan dengan patas. Hmmm...benar sebuah pesan, bahwa dalam perjalanan berkelompok harus ada leader atau pemimpin, agar ada yang mendamaikan, bernegosiasi dan mengambil keputusan.

Awalnya aku suka perjalanan sendiri, karena terbebas dari perbedaan keinginan. Apalagi aku memang sangat menyukai bus ekonomi, disanalah aku banyak belajar, dengan pengamen, pedagang asongan, kondektur, sopir, dan semua itu tak pernah kudapatkan saat naik bus patas.

Ya memang, segi kenyamanan, keamanan dan biaya lebih tinggi naik bus patas, tapi entahlah aku nyaman dengan bus ekonomi dan serba-serbinya.

Apapun itu, kemanapun tujuannya, apapun armadanya, siapapun temannya, perjalanan harusnya terus mendekatkan kita kepada-Nya, Sang Pemilik jiwa dan raga.

*Setiap perjalanan lebih mengingatkan akan kematian, jika pada saatnya harus kembali, semoga dalam keadaan yang baik dijalan-Nya dan diridhoi Allah SWT. Semoga dapat istiqomah hingga khusnul khotimah.. Aamiin
***
Dalam perjalanan, 2 April 2015
Vita Ayu Kusuma Dewi

posted from Bloggeroid

Comments