Bismillahirrahmaanirrahiim
Lanjutan kisah Warna-warni Reog City, beberapa hari sesudahnya aku kembali menjelajahi jalanan Ponorogo. Kali ini berangkat setelah jam kantor usai dengan tujuan PCC (Ponorogo City Center) yang beberapa hari kemudian baru kami ketahui bahwa PCC baru akan diresmikan tanggal 30-31 Mei :D
Biasa jalan kaki adalah mediaku untuk menuju tujuan, kata Maps sih 2,3 km, sebelas dua belas dengan alun-alun kemarin. Dijalan menuju PCC banyak sekali angkringan, dan itulah yang menggodaku untuk mampir. Sayangnya beberapa angkringan belum buka, mungkin karena masih sore. Tepat sebelum magrib kami hampir sampai PCC dan akhirnya aku dan Mbak Onet tergoda untuk makan dahulu.
Ohya, perjalananku kali ini tidak sendiri, tapi dengan Mbak Onet. Diangkringan yang hanya berjarak 50m dari PCC kami membeli 2 bungkus nasi kucing dan 4 gorengan, tempe super lebar dan 2 es teh. Angkringan ini paling ramai sepanjang yang kutemui. Tidak hanya menyediakan nasi kucing dan gorengan, ada juga sate tahu, ayam bakar atau ayam goreng. Masalah harga jangan ditanya, murah banget. 2 bungkus nasi, 4 gorengan dan 2 es the hanya 10k. Hehe lumayan banget kan sekali makan cuma habis 5k, Alhamdulillah. Efek hidup di Malang yang Pecel aja 5k. Hehe..
Setelah sholat magrib kami melanjutkan jalan-jalan kami keliling PCC. Di PCC ada Cinemaxx bro, sist, gaul banget kan *padahalmasukCinemaxxajabelumpernah
Madiun saja adanya nonton di Giant atau Sun City katanya. *SamajugabelumpernahmasukbioskopdiMadiun.hehe
Seperti biasa di PCC cuma jalan-jalan saja, olahraga malam. Pulang tanpa oleh-oleh, eh tapi ada oleh-oleh hikmah dari jalan-jalan.
Alhamdulillah orang sini ga angkuh, kalau nanya Alhamdulillah dijawab dan diberitahu arahnya. Mungkin di PCC ga ada 1 jam, ga sebanding sama jalannya :3
Setelah itu kami pulang, lewat jalan seperti berangkat karena kalau lewat jalan baru sepertinya lebih sepi. Pulangnya kami beli tempat sampah dan lagi-lagi pengen angkringan, yang kedua ini dibungkus bawa pulang perorangnya cuma habis 3,5k.
Sepertinya nangkring (bahasa gaulnya nongkrong ala Ponorogo) di Angkringan adalah favoritnya orang Ponorogo. Banyak banget angkringan sepanjang jalan tapi tiap angkringan tetep aja ada orangnya, lumayan lebih dari 3 orang.
Kiranya Angkringan adalah salah satu jalan dari Allah untuk warga Ponorogo dalam mencari nafkah. Nah, dari sini kita belajar bersyukur Sob, dengan apapun jalan kita mencari rezeki, sepertinya kecil tapi kalau barakah dan halal insya Allah akan terhormat di sisi Allah daripada megah tapi tidak halal.
*
Paginya, berhubung hari libur, kami berniat jogging, tapi ke Pasar. Hehe.. Nah di Jalan, kami tergoda mampir ke Warung yang pecelnya udah murah enak lagi, sebenarnya langganan kami akhir-akhir ini. Tapi bukan itu yang ingin kuceritakan, ini ternyata ada adik kecil. Namanya Nabila, dan gara-gara itu aku lupa kalau aku pesan nasi :S
Nabila ini imut dan lucu banget, rambutnya keren banget ala roker. Hehe tapi insya Allah jadi anak yang sholehah ya sayang {}
Setelah main sebentar sama Nabila, kami melanjutkan perjalanan ke Pasar Songgolangit dan kami mengurungkan niat membeli ember. Perjalanan kitapun berlanjut, ke Taman Sukowati, tidak sampai 1 km dari Pasar Songgolangit, insya Allah. Disana ada jogging track kecil, tapi pagi-pagi kami tergoda “susu murni nasional”. Di Taman ini kami istirahat sejenak, main ayunan, main prosotan, dll. Puas banget jadi anak kecil. Ngomong-ngomong masalah anak kecil, memang terkadang kita harus berpikir seperti anak kecil untuk merealisasikan impian-impian kita, bahasa singkatnya kadang tanpa memikirkan resiko.
Satu lagi pelajaran pagi ini, tentang tanggung jawab. Harusnya kalau habis beli makanan, bungkusnya di buang ke tempat sampah tapi beberapa pengunjung lalai, semoga saja karena lupa atau tidak tahu.
Akhirnya Bapak-bapak penjual di sekitar taman Sukowati sebelum meninggalkan area Taman, beliau-beliau sweeping sampah dulu, agar Taman Sukowati tetap bersih. Terima kasih Bapak telah mengajarkan kami tentang kesadaran dan tanggung jawab
Ohya, sebelum cerita ditutup ada lagi warung yang insya Allah barakah dan udah buka cabang lebih dari 3. Warung mie ayam dan bakso Tunggal Rasa Mang Ucup. Warung ini baik banget, siapa yang puasa senin kamis, puasa daud, atau ulang tahun, gratis makan disini. Semoga warungnya barakah ya Kang.
Semoga explore Ponorogo selanjutnya tetap memberikan hikmah-hikmah yang sepertinya sepele tapi sangat luar biasa jika diresapi.
Maaf jika ada yang kurang berkenan.
***
GLR, 18 Mei 2015
Vita Ayu Kusuma Dewi
Lanjutan kisah Warna-warni Reog City, beberapa hari sesudahnya aku kembali menjelajahi jalanan Ponorogo. Kali ini berangkat setelah jam kantor usai dengan tujuan PCC (Ponorogo City Center) yang beberapa hari kemudian baru kami ketahui bahwa PCC baru akan diresmikan tanggal 30-31 Mei :D
Biasa jalan kaki adalah mediaku untuk menuju tujuan, kata Maps sih 2,3 km, sebelas dua belas dengan alun-alun kemarin. Dijalan menuju PCC banyak sekali angkringan, dan itulah yang menggodaku untuk mampir. Sayangnya beberapa angkringan belum buka, mungkin karena masih sore. Tepat sebelum magrib kami hampir sampai PCC dan akhirnya aku dan Mbak Onet tergoda untuk makan dahulu.
Ohya, perjalananku kali ini tidak sendiri, tapi dengan Mbak Onet. Diangkringan yang hanya berjarak 50m dari PCC kami membeli 2 bungkus nasi kucing dan 4 gorengan, tempe super lebar dan 2 es teh. Angkringan ini paling ramai sepanjang yang kutemui. Tidak hanya menyediakan nasi kucing dan gorengan, ada juga sate tahu, ayam bakar atau ayam goreng. Masalah harga jangan ditanya, murah banget. 2 bungkus nasi, 4 gorengan dan 2 es the hanya 10k. Hehe lumayan banget kan sekali makan cuma habis 5k, Alhamdulillah. Efek hidup di Malang yang Pecel aja 5k. Hehe..
Setelah sholat magrib kami melanjutkan jalan-jalan kami keliling PCC. Di PCC ada Cinemaxx bro, sist, gaul banget kan *padahalmasukCinemaxxajabelumpernah
Madiun saja adanya nonton di Giant atau Sun City katanya. *SamajugabelumpernahmasukbioskopdiMadiun.hehe
Seperti biasa di PCC cuma jalan-jalan saja, olahraga malam. Pulang tanpa oleh-oleh, eh tapi ada oleh-oleh hikmah dari jalan-jalan.
Alhamdulillah orang sini ga angkuh, kalau nanya Alhamdulillah dijawab dan diberitahu arahnya. Mungkin di PCC ga ada 1 jam, ga sebanding sama jalannya :3
Setelah itu kami pulang, lewat jalan seperti berangkat karena kalau lewat jalan baru sepertinya lebih sepi. Pulangnya kami beli tempat sampah dan lagi-lagi pengen angkringan, yang kedua ini dibungkus bawa pulang perorangnya cuma habis 3,5k.
Sepertinya nangkring (bahasa gaulnya nongkrong ala Ponorogo) di Angkringan adalah favoritnya orang Ponorogo. Banyak banget angkringan sepanjang jalan tapi tiap angkringan tetep aja ada orangnya, lumayan lebih dari 3 orang.
Kiranya Angkringan adalah salah satu jalan dari Allah untuk warga Ponorogo dalam mencari nafkah. Nah, dari sini kita belajar bersyukur Sob, dengan apapun jalan kita mencari rezeki, sepertinya kecil tapi kalau barakah dan halal insya Allah akan terhormat di sisi Allah daripada megah tapi tidak halal.
*
Paginya, berhubung hari libur, kami berniat jogging, tapi ke Pasar. Hehe.. Nah di Jalan, kami tergoda mampir ke Warung yang pecelnya udah murah enak lagi, sebenarnya langganan kami akhir-akhir ini. Tapi bukan itu yang ingin kuceritakan, ini ternyata ada adik kecil. Namanya Nabila, dan gara-gara itu aku lupa kalau aku pesan nasi :S
Nabila ini imut dan lucu banget, rambutnya keren banget ala roker. Hehe tapi insya Allah jadi anak yang sholehah ya sayang {}
Setelah main sebentar sama Nabila, kami melanjutkan perjalanan ke Pasar Songgolangit dan kami mengurungkan niat membeli ember. Perjalanan kitapun berlanjut, ke Taman Sukowati, tidak sampai 1 km dari Pasar Songgolangit, insya Allah. Disana ada jogging track kecil, tapi pagi-pagi kami tergoda “susu murni nasional”. Di Taman ini kami istirahat sejenak, main ayunan, main prosotan, dll. Puas banget jadi anak kecil. Ngomong-ngomong masalah anak kecil, memang terkadang kita harus berpikir seperti anak kecil untuk merealisasikan impian-impian kita, bahasa singkatnya kadang tanpa memikirkan resiko.
Satu lagi pelajaran pagi ini, tentang tanggung jawab. Harusnya kalau habis beli makanan, bungkusnya di buang ke tempat sampah tapi beberapa pengunjung lalai, semoga saja karena lupa atau tidak tahu.
Akhirnya Bapak-bapak penjual di sekitar taman Sukowati sebelum meninggalkan area Taman, beliau-beliau sweeping sampah dulu, agar Taman Sukowati tetap bersih. Terima kasih Bapak telah mengajarkan kami tentang kesadaran dan tanggung jawab
Ohya, sebelum cerita ditutup ada lagi warung yang insya Allah barakah dan udah buka cabang lebih dari 3. Warung mie ayam dan bakso Tunggal Rasa Mang Ucup. Warung ini baik banget, siapa yang puasa senin kamis, puasa daud, atau ulang tahun, gratis makan disini. Semoga warungnya barakah ya Kang.
Semoga explore Ponorogo selanjutnya tetap memberikan hikmah-hikmah yang sepertinya sepele tapi sangat luar biasa jika diresapi.
Maaf jika ada yang kurang berkenan.
***
GLR, 18 Mei 2015
Vita Ayu Kusuma Dewi
posted from Bloggeroid
Comments
Post a Comment
Komentar dimoderasi, yuk sambung silaturahim, saya akan langsung berkunjung balik ke sahabat semua ^^