Bismillahirrahmaanirrahiim
Menulis itu seperti berlayar. Hanya ada dua pilihan yang bisa dilakukan. Terus berlayar atau berhenti dan mati saja. Kamu?
Tidak!!! Aku masih ingin terus berayar dengan menulis. Sebelum aku meninggalkan tempat favorit mencari wifi ini, aku ingin membagikan satu hal yang semoga saja bermanfaat.
Beberapa saat yang lalu ada yang berbaik hati, sesama fakir wifi, mengingatkan jeda untuk sholat, padahal tidak saling mengenal. Maaf ya Mas, saya sedang libur, makanya saya tidak beranjak.hehe..Kemudian datang pengganti Mas-mas tadi, ada Mbak-mbak yang menawariku roti, kasusnya sama, tidak kenal. Alhamdulillah.......ternyata masih banyak orang baik ya Allah, yang mau mengingatkan dan berbaik hati meskipun tidak saling mengenal.
Ini juga terjadi tadi malam (23/12/2015). Sore itu aku berencana untuk ke Rumah dosen untuk meminta tanda tangan, urgent memang, makanya harus segera bertemu beliau dan memperoleh tapak asma beliau. Aku berangkat memakai angkot. Baru jalan di Dramaga sudah ngetem dan kena macet, akhirnya aku berputar rencana untuk tidak meneruskan perjalanan dengan angkot sampai Cimahpar. Aku mengubah rencana menjadi ngangkot sampai Bubulak dan melanjutkannya dengan Gojek, sebab macet yang luar biasa dan pasti malam sampainya.
Sayangnya, aplikasi di HP untuk Gojek sudah dihapus, dan malam tadi menghubungi satu persatu kawan untuk meminta tolong. Mbak Yunita dan Muthia, dua orang andalan yang selalu jadi media penolong untuk memesankan Gojek. Aku menghubungi mereka dengan WA dan SMS, namun belum ada balasan. Akhirnya aku menginstal lagi Gojek karena banyak pertimbangan. Sesudah Gojek terinstal aku segera memesan untuk diantarkan ke Cimahpar, tapi sangat susah mencari alamat yang kutuju, akhirnya ku tulis saja "Kota Bogor".
Alhamdulillah selang beberapa menit driver Gojek menelpon, Bapak-bapak. Terus aku bilang ke Bapaknya kalau mau diantarkannya bukan ke Kotanya tapi ke Bogor Utara, dan aku bilang tidak menemukan alamat itu ketika memesan serta aku buru-buru. Bapaknya ketawa kecil, karena beliau tahu perbedaan jaraknya lumayan jauh dan itu pasti berimbas ke gajinya karena gajinya di tentukan oleh jarak tempuh. Alhamdulillah bapaknya tidak marah, dan beliau bertanya asalku, serta memaklumi jika aku adalah orang baru di Bogor.
Bapak tersebut mencarikan jalan tercepat untukku. Akhirnya kita tidak lewat Yasmin karena macet parah, dan akupun dilewatkan jalan kampung yang akupun tidak paham. Sepanjang perjalanan aku tidak bisa diam bertanya. Alhamdulillahnya Bapaknya meladeni pertanyaanku.hehe..maaf pak, saya orangnya banyak tanya
Jawaban bapak Gojek itu menyadarkanku banyak hal. Beliau bercerita keponakannya yang merantau ke Jogja untuk mencari ilmu, sama denganku, kuliah. Disana tidak ada saudara sama sekali, dan ke Jogja adalah keinginan keponakannya Bapak tersebut. Sebenarnya orang tuanya meinta di Bogor saja deket, namun anak itu keukeuh untuk kuliah di Jogja. Akhirnya dengan segala perjuangan anak tersebut memperoleh beasiswa. Ah...jadi ingat ortu yang selalu menuruti keinginan anaknya untuk menuntut ilmu, dan mereka pasti akan mencarikan biaya, berapapun, meski mereka harus kerja lebih. Love you Bapak Ibuk, maaf jika masih merepotkanmu.
Kemudian tak berhenti disitu, bapak Gojek juga menceritakan awal beliau menikah yang masih ngontrak berjuang bersama istrinya hingga akhirnya bisa mempunyai rumah sendiri ketika memiliki putra. Bapak Gojek asli Tasik dan tinggal di Bogor kurang lebih 10 tahun dari tahun 2006. Beliau dan istri juga di uji kesabarannya untuk memperoleh amanah, anak. Alhamdulillah atas kesabarannya sekarang anaknya duduk dibangku SD kelas 5.
Aku juga salut atas prinsip Bapaknya yang harus dekat dengan keluarga dimanapun berada, saat ini beliau menggeluti bidang kuliner bersama istrinya, dan ojek adalah pekerjaan sampingan. Banyak sekali yang diceritakan bapaknya sampai akupun memohon doa agar kuliah ini dilancarkan dan di mudahkan Allah sampai wisuda nanti.
Sesampainya di area tujuan di Tasmania, aku masih bingung mencari alamat. Bapaknya tidak mengeluh dan meninggalkanku disembarang tempat. Beliau rela bolak balik salah alamat.huhu...Mana ada insiden kita salah tanya makanya kita muter komplek ga jelas. Jadi ternyata yang kita tanya adalah orang yang (maaf) tidak sempurna akalnya. Alhamdulillahnya ada warga lain yang menyapa dan memberi tahu alamat yang benar hingga akhirnya aku sampai di alamat yang tepat.
Bapak Gojekpun pulang duluan dan beliau bilang kalau misalnya butuh ojek dan tidak ada yang respon ketika nanti pulang (karena sudah jam setengah 8 baru sampai lokasi), beliau bersedia menjemput pulang. Alhamdulillah...
Sekitar satu jam aku di Rumah dosen yang kebetulan anaknya adalah teman sekelas, dan tadi malam sekalian dengan teman kelas lain yang sama-sama bimbingannya Bapak. Aku takut tidak ada angkot, namun ada keyakinan pasti Allah memberikan jalan.
Ditengah kekhawatiran tersebut Pak Dosen menitipkanku pada seorang teman yang membawa mobil yang kebetulan satu arah dengan Kosku. Alhamdulillah..jalan Allah ditengah ketakutan hamba-Nya.
Malam yang penuh pertolongan, sungguh Allah pasti tepat janjinya. Aku yakin Allah tidak akan pernah menelantarkan hamba-Nya yang mau berusaha. Ya Allah maafkan aku jika terkadang lupa kepada-Mu... Terima kasih atas segala pertolongan-Mu...
Sebelum berangkat, sore itu aku pasrah, ada perasaan "argggg" kenapa disaat seperti ini tidak ada kawan berjuang.huhu...hampir menangis sampai Kos, bahkan teringat sama sahabat yang punya "someone" yang dengan mudahnya tinggal telepon jika butuh diantarkan. Duh...memang itu godaan syetan dan tepat sasaran datangnya. Yah...apapun itu, semoga Allah selalu melindungiku dari godaan syetan dan semoga tetap istiqomah dijalan-Nya..Terima kasih ya Allah atas segala nikmat dan kuasa-Mu.
Teman, sahabat,saudaraku..yakinlah akan pertolongan Allah, Allah tak akan pernah membiarkan hambanya berjuang sendiri, tak akan pernah menyia-nyiakan hamba-Nya, pasti..pasti ada pertolongan dengan berbagai macam cara, apapun itu, melalui siapapun yang dikehendaki-Nya. :')
Sudah malam saatnya pulang ke Kos-an..
Beberapa saat yang lalu ada yang berbaik hati, sesama fakir wifi, mengingatkan jeda untuk sholat, padahal tidak saling mengenal. Maaf ya Mas, saya sedang libur, makanya saya tidak beranjak.hehe..Kemudian datang pengganti Mas-mas tadi, ada Mbak-mbak yang menawariku roti, kasusnya sama, tidak kenal. Alhamdulillah.......ternyata masih banyak orang baik ya Allah, yang mau mengingatkan dan berbaik hati meskipun tidak saling mengenal.
Ini juga terjadi tadi malam (23/12/2015). Sore itu aku berencana untuk ke Rumah dosen untuk meminta tanda tangan, urgent memang, makanya harus segera bertemu beliau dan memperoleh tapak asma beliau. Aku berangkat memakai angkot. Baru jalan di Dramaga sudah ngetem dan kena macet, akhirnya aku berputar rencana untuk tidak meneruskan perjalanan dengan angkot sampai Cimahpar. Aku mengubah rencana menjadi ngangkot sampai Bubulak dan melanjutkannya dengan Gojek, sebab macet yang luar biasa dan pasti malam sampainya.
Sayangnya, aplikasi di HP untuk Gojek sudah dihapus, dan malam tadi menghubungi satu persatu kawan untuk meminta tolong. Mbak Yunita dan Muthia, dua orang andalan yang selalu jadi media penolong untuk memesankan Gojek. Aku menghubungi mereka dengan WA dan SMS, namun belum ada balasan. Akhirnya aku menginstal lagi Gojek karena banyak pertimbangan. Sesudah Gojek terinstal aku segera memesan untuk diantarkan ke Cimahpar, tapi sangat susah mencari alamat yang kutuju, akhirnya ku tulis saja "Kota Bogor".
Alhamdulillah selang beberapa menit driver Gojek menelpon, Bapak-bapak. Terus aku bilang ke Bapaknya kalau mau diantarkannya bukan ke Kotanya tapi ke Bogor Utara, dan aku bilang tidak menemukan alamat itu ketika memesan serta aku buru-buru. Bapaknya ketawa kecil, karena beliau tahu perbedaan jaraknya lumayan jauh dan itu pasti berimbas ke gajinya karena gajinya di tentukan oleh jarak tempuh. Alhamdulillah bapaknya tidak marah, dan beliau bertanya asalku, serta memaklumi jika aku adalah orang baru di Bogor.
Bapak tersebut mencarikan jalan tercepat untukku. Akhirnya kita tidak lewat Yasmin karena macet parah, dan akupun dilewatkan jalan kampung yang akupun tidak paham. Sepanjang perjalanan aku tidak bisa diam bertanya. Alhamdulillahnya Bapaknya meladeni pertanyaanku.hehe..maaf pak, saya orangnya banyak tanya
Jawaban bapak Gojek itu menyadarkanku banyak hal. Beliau bercerita keponakannya yang merantau ke Jogja untuk mencari ilmu, sama denganku, kuliah. Disana tidak ada saudara sama sekali, dan ke Jogja adalah keinginan keponakannya Bapak tersebut. Sebenarnya orang tuanya meinta di Bogor saja deket, namun anak itu keukeuh untuk kuliah di Jogja. Akhirnya dengan segala perjuangan anak tersebut memperoleh beasiswa. Ah...jadi ingat ortu yang selalu menuruti keinginan anaknya untuk menuntut ilmu, dan mereka pasti akan mencarikan biaya, berapapun, meski mereka harus kerja lebih. Love you Bapak Ibuk, maaf jika masih merepotkanmu.
Kemudian tak berhenti disitu, bapak Gojek juga menceritakan awal beliau menikah yang masih ngontrak berjuang bersama istrinya hingga akhirnya bisa mempunyai rumah sendiri ketika memiliki putra. Bapak Gojek asli Tasik dan tinggal di Bogor kurang lebih 10 tahun dari tahun 2006. Beliau dan istri juga di uji kesabarannya untuk memperoleh amanah, anak. Alhamdulillah atas kesabarannya sekarang anaknya duduk dibangku SD kelas 5.
Aku juga salut atas prinsip Bapaknya yang harus dekat dengan keluarga dimanapun berada, saat ini beliau menggeluti bidang kuliner bersama istrinya, dan ojek adalah pekerjaan sampingan. Banyak sekali yang diceritakan bapaknya sampai akupun memohon doa agar kuliah ini dilancarkan dan di mudahkan Allah sampai wisuda nanti.
Sesampainya di area tujuan di Tasmania, aku masih bingung mencari alamat. Bapaknya tidak mengeluh dan meninggalkanku disembarang tempat. Beliau rela bolak balik salah alamat.huhu...Mana ada insiden kita salah tanya makanya kita muter komplek ga jelas. Jadi ternyata yang kita tanya adalah orang yang (maaf) tidak sempurna akalnya. Alhamdulillahnya ada warga lain yang menyapa dan memberi tahu alamat yang benar hingga akhirnya aku sampai di alamat yang tepat.
Bapak Gojekpun pulang duluan dan beliau bilang kalau misalnya butuh ojek dan tidak ada yang respon ketika nanti pulang (karena sudah jam setengah 8 baru sampai lokasi), beliau bersedia menjemput pulang. Alhamdulillah...
Sekitar satu jam aku di Rumah dosen yang kebetulan anaknya adalah teman sekelas, dan tadi malam sekalian dengan teman kelas lain yang sama-sama bimbingannya Bapak. Aku takut tidak ada angkot, namun ada keyakinan pasti Allah memberikan jalan.
Ditengah kekhawatiran tersebut Pak Dosen menitipkanku pada seorang teman yang membawa mobil yang kebetulan satu arah dengan Kosku. Alhamdulillah..jalan Allah ditengah ketakutan hamba-Nya.
Malam yang penuh pertolongan, sungguh Allah pasti tepat janjinya. Aku yakin Allah tidak akan pernah menelantarkan hamba-Nya yang mau berusaha. Ya Allah maafkan aku jika terkadang lupa kepada-Mu... Terima kasih atas segala pertolongan-Mu...
Sebelum berangkat, sore itu aku pasrah, ada perasaan "argggg" kenapa disaat seperti ini tidak ada kawan berjuang.huhu...hampir menangis sampai Kos, bahkan teringat sama sahabat yang punya "someone" yang dengan mudahnya tinggal telepon jika butuh diantarkan. Duh...memang itu godaan syetan dan tepat sasaran datangnya. Yah...apapun itu, semoga Allah selalu melindungiku dari godaan syetan dan semoga tetap istiqomah dijalan-Nya..Terima kasih ya Allah atas segala nikmat dan kuasa-Mu.
Teman, sahabat,saudaraku..yakinlah akan pertolongan Allah, Allah tak akan pernah membiarkan hambanya berjuang sendiri, tak akan pernah menyia-nyiakan hamba-Nya, pasti..pasti ada pertolongan dengan berbagai macam cara, apapun itu, melalui siapapun yang dikehendaki-Nya. :')
Sudah malam saatnya pulang ke Kos-an..
***
FAPERTA, 24 Desember 2015
Vita Ayu Kusuma Dewi
Comments
Post a Comment
Komentar dimoderasi, yuk sambung silaturahim, saya akan langsung berkunjung balik ke sahabat semua ^^