Tentang Pertemuan (Jodoh)

Bismillahirrahmaanirrahiim
Pagi yang cerah dengan segala harapan yang belum semuanya tercurah, ingin segera menghilangkan resah akan ketidakpastian judul yang perlahan membuat lelah. Akhirnya, pertemuan keluarga hari ini menjadi pengobat terindah.

Alhamdulillah, hari ini dipertemukan dengan beberapa keluarga FIMalang yang ada disekitar Jabodetabek. Sebuah pertemuan yang kata Mbak Nima butuh perjuangan waktu, macet dan biaya, namun tetap menyenangkan. Kami memulai perjalanan dari arah yang berbeda, dan berkumpul disebuah titik yang berdekatan dengan lokasi kegiatan FIM, wadah yang mempertemukan kita, atas ijin-Nya.

Aku memulai perjalanan dari Bogor, Mbak Nima dari Menteng, Mas  Bagus dari Tangerang, Mas Bahrul dari Kosan di Rawamangun, Mbak Cile dan Ulik dari Mabes, Kak Ivan sekeluarga dari sekitaran titik kumpul saja. Sayangnya beberapa tidak bisa hadir karena sesuatu hal, Mbak Sekar, Mas Tio, Bang Tebe, Mas Izzat dan Mbak Tica yang lagi di Jepara.

Kami sepakat untuk bertemu jam 11 siang di Cibubur Junction. Aku pribadi berangkat dari Kos jam 8, mengingat kemarin macet parah di Tol dan pengalaman bisa lama di angkot menuju Bubulak karena ngetem serta minibus Cileungsi yang menunggu penumpang sampai penuh. Atas ijin Allah, semua pikiranku sama sekali tak terjadi. Semua lancar Alhamdulillah, kurang dari 2 jam sudah sampai lokasi, bahkan saat satpam masih apel dan outlet belum beroperasi. Beberapa menit kemudian Mbak Nima datang dan aku sama sekali ga ngeh. *Maafkan daku Mbak Nim..

Akhirnya kitapun memantabkan pilihan untuk menunggu di Starbucks sembari menikmati kopi (hitam) dan curahan hati. Sekalinya ketemu Mbak Nima obrolan mengalir dari hulu ke hilir, pendidikan, keluarga, FIM, pekerjaan, dan separuh agama yang tak terlupakan. *mesti… Aku sampai lupa, apa ya awalnya bisa sampai membicarakan pendidikan orang tua, rasa dan serba aneka lainnya, sampai akhirnya memutuskan untuk “sabar dan nikmati sajalah”.

Sekitar hampir dzuhur Mbak Ulik dan Mbak Cile datang setelah diantar Abang Gojek yang santai kaya dipantai nyetirnya.hehe.. duh..inget cara Mbak Ulik dan Mbak Cile mempraktekkan kegeramannya sama Abang Gojek, jadi pengen ikut gantiin Abang Gojeknya. Hehe.. Tinggal menunggu Mas Bahrul dan Mas Bagus, Kak Ivan, Kak Maghleb dan si manis Yaya.

Kitapun memutuskan untuk pindah ke foodcourt, sekalian makan siang, maafkan kami mendahului yang masih dijalan. Mas Bahrul masih di busway dan Mas Bagus masih di KRL. Benar-benar perjuangan sekali pertemuan hari ini, dengan jarak yang tak dekat, tak ada  yang bisa langsung menuju lokasi dengan satu angkutan kecuali Mbak Cile, Ulik dan Kak Ivan. Ingat salah satu kutipan kalimat naskah Mas Bagus –yang aku lupa judulnya-, inti kalimat itu “dengan jarak, kita bisa tahu mana yang mau berusaha, bersabar untuk berjalan lebih jauh dan berjalan lebih cepat”. In syaa Allah dengan itulah akan lebih memaknai arti sebuah perjumpaan.

Alhamdulillah ba’da dzuhur Mas Bahrul datang meski salah turun angkutan dan harus berjalan hingga terminal Kampung Rambutan, serta Mas Bagus yang hampir sejam terjebak diangkutan. Setelah itu datanglah Kak Ivan dengan Kak Maghleb, yang pastinya masih lelah karena baru pulang dari Semarang namun masih menyempatkan untuk datang. Semoga cepat sembuh cantik, Yaya, yang katanya sedang sakit.

Memang acaranya hanya makan siang bersama, namun dengan bersua siang tadi, banyak hal yang kami dapatkan, khususnya aku pribadi. Mas Bahrulpun akhirnya juga mendapatkan pengakuan. Hehe… peace Mas, bukunya buat aku dan Mbak Nima belum loh ya..ditunggu.hehe

Hanya bersua dan saling melempar kata, bahkan perbandingan perjalanan dan ketemuan tidak setara, tapi semua itu tak menjadikan beban diantara kita, hanya senyum ceria serta rasa tulus ikhlas yang terpancar dari mata mereka. Alhamdulillah, terima kasih ya Allah, atas pertemuan ini.

Setelah dirasa cukup meski aslinya masih kurang, kamipun berpisah menjadi 2 bagian, Kak Ivan, Kak Maghleb, Mbak Cile dan Mbak Ulik ke Wiladatika untuk mempersiapkan KKP, Mbak Nima, Aku, Mas Bahrul dan Mas Bagus menuju Stasiun Cawang.  Kamipun naik angkutan “Raya” menuju halte busway UKI. Momen kebersamaan di angkutan Raya tersebut disponsori oleh Mas Bahrul..Yeyay..hehe..

Sesampainya di Halte, yang awalnya mau langsung ke Stasiun berubah rencana. Akhirnya kita berpisah menuju tujuan masing-masing.. Take care ya Mas-mas…Aku dan Mbak Nima mau team building dulu di PGC.hehe..

Mas Bagus kembali ke Tangerang, Mas Bahrul kembali ke Kontrakan karena mau ketemuan sama Tukang. Aku dan Mbak Nima ke PGC, tujuannya jelas cari dompet buat kartu. Alhamdulillah buswaynya tidak terlalu ramai, jadi kita masih bisa bernafas lega dan duduk. Sesampainya di PGC, kita langsung keliling, nyari yang klik. Berasa nyari jodoh deh, beneran.hehe

Jadi kita keliling hanya cari dompet kartu. Setiap penjual tas kita tanya satu persatu. Lantai demi lantai kita susuri, hanya demi dompet kartu. Akhirnya bertemulah kita dengan penjual yang memberi tahu kalau ada banyak di lantai dasar. Kitapun langsung turun dan keliling. Ketemu sih..tapi…mahal sista..Analisis ekonominya, baju bagus-bagus saja hanya 35000, ini dompet kecil harga pas 50000, tidak boleh ditawar, bukan kulit asli. Akhirnya tinggal deh…ga cocok.. Tuh kan berasa kaya nyari jodoh, adakalanya nemu tapi ga pas dihati *plak*

Kita keliling lagi, dari lantai dasar sampai lantai paling atas, ketemu lagi sama dompet kartu, tapi semuanya tidak ada yang cocok baik model dan harga, ada sesuatu hal yang membuat kita ragu. Disela inilah syetan menggoda dengan dahsyatnya.hehe..teori belanja cewek “nyari barang A dapatnya B” terpecahkan.hehe..akhirnya kita malah beli yang tidak direncanakan tapi cocok dan sedang dibutuhkan.

Singkat cerita, kita ga bisa move on dari lantai yang membingungkan itu, soalnya ga ketemu sama lift maupun eskalator. Mana banyak barang yang menggoda lagi. Alhamdulillahnya Allah kasih jalan kita buat move on…Terima kasih ya Allah, hampir saja kami semakin tergoda dengan apapun yang ada disana.

Kitapun turun dan memutuskan sudah, pulang saja, tapi sebenarnya masih ada keyakinan akan dapat itu dompet kartu. Kitapun akhirnya memasrahkan ya sudahlah jangan diniatkan nyari dompet kartu. Biasanya sesuatu yang tidak dicari itu justru yang akan ditemui. Atas ijin Allah, benar saja, saat kami mau keluar ke arah pintu busway, ada suatu magnet yang menarik kita untuk mampir ke penjual dompet. Dan….taraaaaaa….yang kami cari ada, sesuatu keinginan dihati..dan harganya tanpa kita minta dia jauh dari yang awal-awal tadi. Lebih bagus modelnya…hua.a…tuh kan Allah tidak akan pernah ngingkari janji, tuh…rencana Allah indah..indah banget..Kitapun malah endorse itu toko dan berasa seperti penjual disana.

Sepanjang kita jalan setelah meninggalkan toko dompet itu, kitapun sadar akan sesuatu hal.. *ini masih tentang jodoh…hehe…keliling nyari dompet kartu itu berasa kaya nyari jodoh.hehe.. Maafkan kami..Mulai udah ketemu tapi ga cocok dihati, bikin ragu akhirnya kita tidak jadi memilih, kemudian nyari jalan keluar tapi ga bisa-bisa ibarat ga bisa move on, terus malah ketemu yang lain yang cocok tapi itu cuma godaan aja, apakah kita masih bertahan pada tujuan awal apa ga, sampai akhirnya kita pasrah..sudahlah..serahkan pada yang memiliki itu semua.Hehe…Disaat itulah..justru Allah mempertemukannya dengan tidak sengaja, tanpa basa basi langsung klik dihati..mantab dibeli…langsung senyum senyum sendiri, yang dinanti dan dicari sudah ditemui.hehe…

Karena jodoh bukan hanya dinanti, tapi mohonlah sama Allah serta diikhtiarkan dijalan Ilahi …

Maafkan cerita ketemu sama keluarga FIM malah ngelantur sampai sini. Semoga masih ada hal yang bisa menjadi manfaat dari tulisan curahan hati ini. Intinya, aku senang, aku bahagia, aku bersyukur sama Allah yang Maha Kuasa, masih diberi kesempatan buat bercengkrama dengan mereka semua. Terima kasih ya Allah, terima kasih ya Rek atas kekeluargaan ini.

Semoga suatu saat nanti Allah beri kita waktu untuk berjumpa kembali, dengan kondisi yang terus lebih baik dari hari ini. Alhamdulillah tadi ke Stasiun Cawang masih sama Mbak Nima dan kita berpisah disana karena beda arah. Sepanjang menulis ini masih terbawa suasana tadi siang, selamat beristirahat..jangan lupa berdoa semoga kita masih bisa bersua…

***
Dalam perjalanan - Puri Fikriyyah, 26 Desember 2015


Vita Ayu Kusuma Dewi

Comments