Bismillahirrahmaanirrahiim
Setelah
memutuskan untuk turun lewat jalur terjal seperti dalam
cerita Duo-hiking ke Puncak Batu Roti, Bogor (1/2), kamipun menikmati bebatuan saat turun. Plus kalau
bercandaannya anak backpacker jalur ini adalah jalur cari gandengan. hehe...ada-ada
saja ya. Lewat jalur terjal ini terbukti cepat, baru beberapa menit
sudah sampai basecamp lagi. Asal tetap hati-hati ya turunnya.
Hati-hati ya turunnya...
Kita tetap bisa menikmati indahnya sebagian wilayah Bogor dari jalur terjal ini kok, tapi tidak seluas pandangan ketika lewat jalur yang ketika kami berangkat. Tak kebayang Ibu yang jualan tadi menggendong dagangannya lewat jalur ini, nyiksa punggung.
Masih harus berjuang untuk sampai ke basecamp
Eh..tapi kami jadi teringat dengan Gunung Lawu, kan ada Mbok Yem yang berjualan diatas. Lebih tinggi lagi, dan pasti perjuangannya beda lagi. Beda perjuangan pasti juga akan mempengaruhi hasil yang didapatkan. Semoga barakah ya Bu, Mbak, Mbok dan semua pahlawan logistik bagi para pendaki.
Urip iku mung sawang sinawang, alias saling melihat. Paling penting jangan lupa bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan ya. Kurangi membanding-bandingkan dengan orang lain, kecuali kalau amal yaumi kita kurang, bolehlah kita mencari semangat kepada orang yang telah istiqomah.
Yang landai sudah mulai terlihat, basecamp sudah dekat...alhamdulillah
Sesampainya di basecamp kami bertemu dengan
pasangan muda beserta anaknya sedang bermain dengan hammock, so sweet deh, tadi
juga naik ke Puncak Batu Roti, yang anaknya digendong ayahnya. Kata istrinya
“biar latihan Teh”. Semoga nanti dapat suami yang suka diajak bertafakur alam
ya, yang kalau bosen tidur di Rumah mau diajak mendirikan tenda di halaman
sambil menikmati langit dan bintang. Sekaligus suka menulis agar petualangan
hidup berdua dapat dituliskan bersama. Aamiin... uhukk..bolehlah ya doanya spesifik
Keluarga muda bahagia
Lagi-lagi
kami memutuskan untuk bercengkrama dengan Bapak yang menjaga basecamp. Namanya
Bapak Ase dan Bapak Mirza. Beliau relawan saat membuka jalur Puncak Batu Roti
ini. Jalur baru tersebut prosesnya selama 2 bulan, dikerjakan 4 orang pekerja
dan 2 orang relawan. Awalnya kalau mau ke puncak hanya ada satu jalur lewat
jalur terjal. Ternyata Puncak Batu Roti ini lebih dulu ada daripada Puncak
Galau. Meski dalam satu rumpun Gunung Kapur, pengelolanya berbeda, tapi 2
pengelola ini welcome satu sama lain.
Bapak Mirza menjelaskan umur jati ini 5 tahun, dibelakang itu Pak Ase cari bambu
Sembari
kami berbincang, pengujung lain banyak yang berdatangan. Alhamdulillah tadi
keatas pas sepi jadi bebas mendokumentasikan karya Allah yang Maha Luar Biasa.
Dik Riski melihat ular hijau bergelantungan di pohon, dan itu menjadi perhatian
adik-adik yang masih SD dan SMP yang tadi naik bersama. Ularnya dibiarin dulu
sama Bapak-bapak.
Heboh karena ular hijau
Dulu
awalnya yang terkenal Puncak Karang Gantung, tapi sayangnya Karang Gantungnya
sudah hilang terkena longsor. Ada yang masih bertahan sampai sekarang namanya
Karang Bintang, ada batuan yang bening berbentuk bintang, seperti karang dilaut
katanya. Tapi lokasinya diantara jalur landai dan curam Puncak Batu Roti, jadi
ditengah. Karena terlalu terjal akhirnya tidak dibuka jalur, takut
membahayakan. Apalagi keanekaragaman faunanya masih lumayan banyak disini,
terutama ular.
Diantara pohon-pohon itu ada Karang Bintang
Nah dulu didekat goa AC ada padepokan tapi setelah penghuninya meninggal, padepokan tersebut dihancurkan sebab dipakai pasangan remaja pacaran tapi pacarannya ekstrim *katanya. Hayooo...jangan gitu lah guys...belum halal loh, kalau pas pacaran meninggal gimana?
Nah,
kenapa namanya Gunung Roti? Puncaknya kenapa Batu Roti? Katanya memang dulu
bentuknya seperti roti. Aku juga ga paham yang jadi parameter roti apa.hehe..
Ya memang nama-namanya disesuaikan dengan apa yang terjadi sebelumnya, terus
kalau Puncak Galau apakah dulu banyak orang galau yang datang kesana? hehe..
Soalnya Ada Puncak Cabe, gegara banyak ditemukan cabe disana. Eh tapi nama asli Puncak Galau itu Karang
Bilik kok.
Di antara jati ini bisa dipakai camp...kalau hujan bisa berteduh di saung
Ohya
menurut survei Bapak-bapak militer yang Gunung Roti ini tidak termasuk kawasan
berbahaya, kalau Puncak Galau kan bawahnya ada helipad, jadi ada beberapa
tempat yang dilarang mendirikan tenda.
Kebun jati dulu sebelum pulang...
Proses eksekusi ular hijau
Kata
Bapak Mirza dan Bapak Ase dalam waktu dekat akan dibuka lagi Bukit Jambu dan
curugnya loh. Yeah..ditunggu Pak. Pak Mirza merasa kalau ular yang tadi
dilihat Dik Riski diatas saung sekretariat dapat berbahaya. Akhirnya Pak Ase
mengambil bambu dan Pak Mirza yang menggoncangkan pohonnya biar turun ularnya.
Ini ular kuat banget pegangannya susah jatuh, malah dia pindah ke pohon lain.
Tapi sepandainya ular bergelantungan, ada saatnya jatuh juga.
Hiaaa ternyata
ini ular berbahaya kawan, mematikan. Ular hijau dengan ekor merah, panjangnya
ada 1,5 meteran. Akupun naik diatas kursi kayu karena takut.hehe.. Biar Pak Ase
dan Pak Mirza yang mengeksekusi. Akhirnya ularnya
dibunuh.huhu..Innalillahi.. kasihan sih tapi kata Bapaknya kalau ga dibunuh
membahayakan. Ular tersebut dibakar dan keluar bisanya, kata Pak Mirza
racunnya yang berwarna ungu. Alhamdulillah dapat banyak ilmu dan pengetahuan
baru selama perjalanan ke Gunung Roti ini. Eh..kalau survival ular bisa dimakan loh tapi harus tahu tekniknya.
Ini dia ularnya..perhatikan ekornya
Pukul
11.00 WIB kamipun memutuskan pulang. Siang memang, tapi banyak ilmu yang kita
dapatkan, karena sejatinya perjalanan bukan hanya perjalanan, tapi bagaimana
kita dapat mendapatkan wawasan baru setelah pulang. Terima kasih ya Allah atas
ijin-Mu menikmati keagungan ciptaan-Mu. Ampuni aku yang masih banyak dosa ini
ya Allah, tuntun selalu aku dijalan-Mu dan hati yang selalu mengarah pada-Mu.
Baik
kawan, ini cerita pembuka perjalanan trip selama maret, kiranya alur ceritanya
akan flashback dari akhir bulan maret ke awal bulan maret. Terkait trip ada pesan yang sering kita dengar. 3
hal yang harus kita ingat itu adalah “Jangan sampai pekerjaan mengganggu piknikmu, jangan
sampai piknik mengganggu ibadahmu, dan jangan sampai semangat ibadahmu lebih
kecil daripada semangat kerja dan piknikmu”. Eh tambahan, jangan sampai
semangat piknikmu lebih besar daripada tanggung jawab menyelesaikan tesismu.
Huhu..yang ini self reminder aja..
Jalan pulang menuju RM.Padang
Ohya,
biaya perjalanan ke Gunung Roti
Angkot
PP IPB-Cikampak Rp7000,-
Retribusi
Rp5000,-
Makan
pagi di RM.Padang Rp15000,-
Estimasi waktu
IPB - Basecamp tanpa macet di angkot 20 menit
Basecamp - Puncak tanpa istirahat 12 menit
***
Puri
Fikriyyah-Wisma Wageningen, 27 Maret 2016
Vita
Ayu Kusuma Dewi
wah asyik neh hikingnya, paling demen wisata adventure
ReplyDeletealhamdulillah asyik banget kak, atas ijin Allah..boleh lah blogger hiking bareng.hehe
ReplyDeleteKalau bawa mobil bisa parkir dmn?
ReplyDeleteHendriya : sebelum sampai yang gang makam disitu ada halaman warga sih kak, mungkin bisa ijin.hehe
ReplyDeletePas 17an kemaren saya juga ke puncak batu roti. Kerenn... Ohiya kalo puncak galau dinamainnya "galau" soalnya puncaknya sempit, cuma cukup buat orang pacaran aja wkwkw, makanya dikasih nama galau. Saya tau dari akang2 penjaga monyet...
ReplyDeleteHalo ka Fadhilah.. Haha sebenernya ga sempit sempit amat sih kak, kan lebih kecilan puncak batu roti.hehe..kemarin ga ke galau juga? Lumayan sebelahan
ReplyDeleteHaha saya juga cuma tau dari akang2 penjaga monyetnya. Enggak ke galau soalnya kemaren cuma sendiri. Ohiya kak kalo curug jatake jauh gak dari kawasan gn.kapur?
ReplyDeleteKalau ngangkot turunnya desa jatake..udah masuk leuwiliang sih daerahnya.. Kalau dr jalan raya ada 2-3 km kalau jalan...hehe kapan-kapan ke galau ka
DeleteOhya tinggal dimana kak?
DeleteOh berarti curugnya gak terlalu jauh ya dari gn.kapur. Saya lagi tertarik sama gunung batu kak hehe. Rumah di Bojonggede, gak usah manggil kak, saya masih SMA hahahaha
DeleteLumayan ga kok kak...oh di jonggol yaa. Aku pernah ke jonggol tapi belum naik gunung batu..haha santai aja
Deletehampir setiap ke blog ini, postingannya selalu update dan menghibur
ReplyDeletewisata hiking memang menyenagkan yaah, apalagi kalau bisa bareng temen temen
walau memang butuh waktu yang agak panjang untuk menikmati aktifitas ini
Love Bogor
http://tenda-bogor1.blogspot.co.id/
ReplyDelete