Air Mata dan Kegelapan

Bismillahirrahmaanirrahiim
Merasa beruntung untuk diskusi sebelum magrib tadi. Jadi ceritanya kita sedang diskusi dalam satu meja, mendengar seluruh  penjelasan, entah mengapa langsung baper pengen nangis, ketemu Ibu dan minta maaf telah memilih jalur ini.huhu.. baru awal mengajukan proposal penelitian, rasanya ya Allah, berasa ngeblank ingin nglakuin apa buat penelitian ini. Tapi kalau ingat proses seleksi, dan beberapa  kali dosen memberi tahu bahwa kita telah melalui seleksi ketat dan ga semua orang bisa menempati posisi ini, jadi semangat lagi, pengen memanfaatkan dengan baik kesempatan yang telah Allah berikan ini.

Terus sore tadi sudah tidak tahan ingin nangis, pas akan nangis lampu mati. "Yes alhamduillah", akhirnya bisa menumpahkan air mata juga walau tetap berlangsung diskusi. Aku jadi ingat sama anak Teknik UB, dulu pernah waktu jadi koordinator salah satu acara, pas evaluasi malam kan aku sendiri yang cewek, terus malam itu aku mengevaluasi kinerjaku yang tidak bisa melindungi adik-adikku LO, akhirnya nangis dalam gelap juga, tapi ada yang sadar terus diambilkan tisu di pos satpam, padahal awalnya ngira aku flu. Terus ada yang berbaik hati membawakan titipanku, coklat panas. huhu..makasih ya rek, makasih banget selama di Teknik.

Semangat dari Mbah google

Alhamdulillahnya tadi pas lampu menyala sudah selesai juga air matanya, tapi akhirnya masih ga kuat, nangis lagi sewaktu di belakang.huhu...ya Allah...rasanya...kuatkan aku... 


"...Karena tak ada ujian yang tak bisa dilalui, karena tuhan telah mengukur diri ini, lebih baik hadapi segala beban diri, hadapi dengan ikhlas di hati..." [Tuhan Tahu Kita Mampu - Ali Sastra ft. The Jenggot]

Jadi ingat ucapan mas Ihsan, kakak tingkat PMDSU juga, dia pesan ketika gathering kemarin "pas saya berdiri didepan danau tadi saya berpikir, jadi loncat ga ya.." hehe..berasa seperti menakutkan sekali jalan ini. 

Sebenarnya tidak sih, hanya akunya yang sepertinya belum siap dan belum matang, dan sampai saat ini Allah masih memberiku kesempatan dan kekuatan untuk bertahan. Semoga setelah detik ini bisa lebih kuat dan tidak manja lagi. Sesekali aku melihat video yang aku buat ketika S1, dan disana banyak rencana Allah yang indah. Aku yakin ini juga, pasti..pasti ada rencana Allah yang terbaik untukku. 
Dibalik kesulitan ada kemudahan, yakinkan itu dalam diri!

Dan sekarang, tiada lagi yang bisa menguatkan kecuali Allah, sebab kalau aku cerita ke teman kuliah pasti bebannya sama, cerita ke orang tua kasihan juga buat kepikiran, kalau cerita semuanya diblog bakal update galau mulu. Sudah..kuat..kuat ada Allah, sebaik-baik tempat memohon pertolongan. Jangan nangis lagi ditengah kegelapan, meski itu sebuah kesempatan meluapkan perasaan.

***
Tempat penuh inspirasi disudut IPB, 6 April 2016
Vita Ayu Kusuma Dewi

Comments

Post a Comment

Komentar dimoderasi, yuk sambung silaturahim, saya akan langsung berkunjung balik ke sahabat semua ^^