Untuk Sebuah Tiket

Bismillahirrahmaanirrahiim
Dikala hujan yang mengguyur sejak tadi malam, Ya..Allah istiqomahkan aku terhadap apa yang telah kubulatkan tekadku....

Masih disini, diruang inspirasi sejak malam tadi. Tadi malam sengaja begadang di Kampus bersama kakak tingkat dan sahabat perjuangan disini untuk memesan tiket arus balik. Sembari menunggu jam 00.00 WIB, kami masih asyik memebicarakan mulai dari A-Z, pernikahan yang membuat patah hati hingga penelitian yang semoga segera bisa terealisasi. 

Pukul 23.55 WIB kami sudah bersiap menyiapkan aplikasi apapun yang ada untuk memesan tiket kereta api, maklum, tiket kereta api menjadi alternatif pertama mengingat waktu dan biasa.hehe,,tetep mahasiswa cari yang ekonomis dulu...

Kami memang berencana untuk kembali ke Bogor maksimal H+7 lebaran mengingat adanya penelitian yang (mungkin) kami lakukan. Pukul 00.00 WIB tiba dan aku bersegera memesan dan nihilnya belum ada satu menit...tiket ludes...habis..ya Allah.... 

Pencarian...ludes!

Aku coba cari alternatif lain dengan keberangkatan Solo, ada 1 tiket, tapi ketika proses "lanjutkan" tiba-tiba kursi sudah penuh. Ok fine, belum ada semenit tiket habis. Pun dengan Mak Aini, Surabaya-Jakarta juga ludes dalam hitungan detik. "orang-orang begadang cuma demi ini" pikirku. Itu yang tiket diatas Rp350000,- juga habis...Parah... dulu waktu merantau di Malang tak kepikiran tiket karena paling enak naik bus. 

Akhirnya setelah mencoba dan terus mencoba hingga berkali-kali server down tetap saja tidak mendapat apa yang diharapkan.Ok..fix...bus atau pesawat. Ketika lihat tiket pesawat arus balik dari Solo ke Jakarta diatas Rp800000,- , mencekik sekali... Akhirnya sudahlah pakai bus saja, kalau terpaksa banget harus balik ke Bogor cepat, pakai pesawat nantinya. 

Mbak Aini mencoba melihat di aplikasi seperti KAI Access dan beberapa aplikasi lain, tapi tetap, nihil. Baiklah, kami menunggu sampai jam 01.00 WIB, kiranya ada yang berbaik hati membatalkan tiketnya dan menjadi rejeki untuk kami. Hihi...

Jam 01.00 WIB pun datang dan kau tau apa hasilnya? nihil! Baiklah... kamipun beralih fokus untuk tidak mengejar kereta hingga mata kami mulai sayu sendiri. Pukul 03.00 WIB kiranya, Mbak Aini mencoba kembali dan alhamdulillah ada yang berbaik hati membatalkan tiketnya (sepertinya) atau dia lupa membayar, alhamdulillah Mbak Aini dapat. 

Aku? ada beberapa tiket namun yang terjadi masih sama. Ketika ku klik "lanjutkan" tiba-tiba ada pesan menyakitkan "kursi penuh", padahal data sudah siap. Baiklah, memang tak selamanya harapan sesuai kenyataan dan perjuangan diakhiri dengan kesenangan. Tapi, aku yakin kok pasti ada sesuatu dibalik ini semua, entah nanti ada kabar baik di Kampung sehingga aku berlama-lama disana dan menunda ke Bogor.

Sampai azan Subuhpun masih nihil dan ya sudahlah..kita coba nanti tengah malam, semoga ada rejeki disana. 

Selain tiket, dini hari tadi juga melihat postingan Bunda Tatty , Beliau dan rombongan FIM baru pulang dari kawasan penggusuran Kampung Aquarium, Pasar Ikan Penjaringan Jakarta Utara. Miris, sedih dan semua beraduk jadi satu terhadap kondisi disana. Saat detik itu pula aku berpikir, bagaimana menjadi engineer yang bisa merangkul sosial dan tidak terjerumus ke Neraka karena ada pihak yang terdzolimi terhadap rencana proyek yang akan kita lakukan. :'( Noted buat diri sendiri..
Foto dari facebook Bunda

Sekian dulu curcol pagi, disaat semua bersiap ke Kampus, kami akan meninggalkan Kampus... ijinkan aku menulis (lagi) ya Allah...
***
Ruang Inspirasi sudut Kampus IPB, 15 April 2016
Vita Ayu Kusuma Dewi

Comments