Dia, Lebih dari Sekadar Atlet

Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah, apa kabar iman? Semoga engkau tetap pada sebaik-baik keadaan ^^. Alhamdulillah, masih diberikan kesempatan cari tanda tangan seminar di Kampus, mengurus tentang NRP, dan beberapa aktivitas lain. Semoga Allah ridho dengan kegiatan-kegiatan ini dan selalu memberikan perlindungan-Nya. 

Saya ingin sharing ketika latihan panahan kemarin, saya berlatih dengan orang-orang profesional, dan saya masih terus belajar teknik yang terkadang masih "patah". Kami berlatih mulai pagi, hingga pada akhirnya ketika siang hari hanya tinggal beberapa orang bertahan di lapangan. 

Awalnya masih normal, berlatih untuk terus grouping agar istiqomah pada satu pandangan, hingga berlatih akurasi jarak jauh. Kemudian, dari Masjid terdekat terdengar adzan dzuhur berkumandang. Kalian tau apa yang dilakukan salah seorang atlet? Yang awalnya dia telah siap menembak, tepat di shooting line, tiba-tiba mundur dan meletakkan busur panahnya ke bow stand. Ia kemudian melipir bersandar ke pagar dan menikmati adzan yang bergema dari beberapa penjuru. Disisi lain beberapa pemanah lain masih melanjutkan aktivitas menembaknya. 

Kemudian saat satu persatu adzan sudah mulai berhenti, ada salah satu atlet lain bertanya padanya, "kenapa tak jadi nembak?", dan ia menjawab "masih adzan, nanti ilmunya hilang". Masyaa Allah..sejuk yang mendengarnya. Seorang atlet yang tak hanya mengejar dunia, namun pribadinya benar-benar ingat akan kewajibannya kepada Allah SWT. 

Saya yang berdiri hanya beberapa meter darinya kemudian berpikir, selama ini terkadang masih abai dengan adzan, dalam artian masih banyak mengejar dunia dengan aktivitas-aktivitas, sedetikpun tak berhenti, padahan adzan tak ada 5 menit. Astaghfirullah..semoga Allah mau mengampuni hamba...

Saat itu pula saya belajar, kenapa ia dapat fokus, kenapa ia begitu tenang saat sudah berada di shooting line dan siap menembak target, kenapa anak panahnya diarahkan Allah ke sasaran, mungkin itu semua karena ia dekat dengan Allah, Sang Pemilik segalanya, termasuk anak panah dan diri kita sendiri. 

Ya Allah, sungguh hari-hariku akhir-akhir ini dipertemukan dengan orang-orang yang mendekat kepada-Mu, yang membuatku tertampar dan tercambuk untuk senantiasa berada di jalan-Mu, ya Allah tuntunlah hamba agar selalu dijalan-Mu hingga kembali pada-Mu dengan sebaik-baik keadaan atas ridho-Mu.. :")

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (QS. Ar-Ra’du: 28) 

***
Ruang Diskusi Pascasarjana TEP, 26  Januari 2017
Vita Ayu Kusuma Dewi

Comments