Yuk Bersyukur! (Episode Safari Laboratorium)

Bismillahirrahmaanirrahiim 
Sudah sangat terbiasa kami (eh saya aja deh :D) menghabiskan malam minggu alias satnight di Laboratorium, ataupun Kampus. Begitupula sabtu malam kemarin (14/01/17). Rutinitas sabtu kemarin adalah pagi dari Jakarta langsung ke tempat latihan panahan di Cibinong, sampai jam 11 siang, kemudian kembali ke Kampus dan harus melewati kemacetan panjang. Alhamdulillah sampai Kampus masih jam 2 siang. 

Saat di Wage (sebutan Laboratorium kami), saya masih mengerjakan sendiri, kemudian WA-lah saya ke Mbak Septi, ngajak nginep di Kampus mengerjakan hal lain, soalnya kalau di Kos ketiduran.hehe..dan ini sudah kesekian kalinya saya menginap di Kampus hanya untuk begadang mengerjakan tugas. Ini fenomena banget, ga tau kenapa kalau di Kos lebih sering ketiduran pas ngerjain, kalau di Kampus tidak seperti itu. Mungkin faktor mindset kalau Kos itu untuk istirahat, yap...mindset dari dulu sejak SMA.hehe...

Alhamdulillah Mbak Septi setuju dan kami numpang di Laboratorium Rudy, teman kami summer course, karena dia juga harus melakukan pengamatan terhadap dedek cendawannya sampai pagi. Tepat, kita lembur bareng. Sekitar setengah 9 malam, Rudy mengajak kami ke Laboratorium AGH terlebih dahulu, ke Laboratorium Nahoko, teman kami di summer course. Nahoko adalah mahasiswa Jepang yang melaksanakan riset S2nya disini. Sesampainya di Laboratorium Nahoko, kami membantu dia memisahkan kulit padi, batang, dan bagian lainnya tumbuhan padi. 
Yuk pisahkan bagian-bagiannya...hehe


Kau sadar kawan, urip iku mung sawang sinawang...hidup itu saling memandang, karena itulah kita terkadang tidak bersyukur terhadap kondisi kita. Malam itu saya tersadar, alhamdulillah ya penelitian saya tidak sebegitunya, pasti saya akan merasa kesepian kalau harus di Laboratorium sampai dini hari, memisahkan sampel sampel, sendiri...eh sebenarnya manusia tidak ada yang sendiri sih, lebih tepatnya tanpa teman kuliah. Nahoko bilang hari sebelumnya dia memisahkan padi hingga jam 3 dini hari tanpa teman di Laboratoriumnya yang berada di Lantai 4. Ya Allah... kuatkan dia...Lemes mendengarnya, gimana ya, walaupun hanya  memisahkan sampel, oven, menimbang itu lumayan capai loh, eh..lebih tepatnya juga bosen, apalagi tidak ada yang di ajak ngobrol.

“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl: 18)
Nahoko dan Daigo, teman kami sejak di summer course


Disitulah saya sangat-sangat bersyukur dengan penelitian sekarang, padahal awal-awalnya saya juga merasa tidak bersyukur dan meng-enteng-kan penelitian orang lain, edisi menghibur diri... Semoga Allah mengampuniku atas khilafku... Pukul setengah 11 alhamdulillah target sampel yang dipisahkan sudah selesai, akhirnya kami bersama-sama keluar Laboratorium. Aku, Mbak Septi dan Rudy mau ke Laboratoriumnya Rudy, Nahoko dan Daigo ke Asrama Internasional, tapi kami satu jalur, akhirnya jalan bersama.

Jurit malam...

Dipertigaan Seafast yang gelap gulita, kami berpisah menjadi 2 arah. Petualanganpun serasa dimulai. Setelah belok didepan Seafast, kami seperti mau jelajah malam.hehe..soalnya kanan kirinya pohon lebat kaya hutan..hihi...Ya sekitar 500 meter-lah. Sesampainya di Laboratorium Rudy, ternyata ada kakak tingkatnya juga sedang menginap, alhamdulillah ramai. Sesampainya disana sayapun langsung bergegas mengeluarkan laptop, kemudian merepair laptop sesuai dengan cerita di "Pentingnya relasi saat laptop tak bisa wifi" . 

Dedek cendawan...



Disela itu, saya dan Mbak Septi ikut-ikutan melihat Rudy yang melakukan pengamatan terhadap cendawannya. Wah, detail sekali, pengukuran morfologi, ekologi dan semacamnya yang saya tidak paham tapi mereka berdua nyambung.hehe... Tantangan lainnya adalah suhu lingkungan yang dingin, karena dedek cendawannya harus disesuaikan suhu lingkungannya. Pengamatan Rudy setiap 4 jam sekali, jadi jam 11 kami mengamati, kemudian nanti lanjut jam 3 dini hari lagi, kemudian pagi harinya lagi dan seterusnya. Ya Allah, betapa tak bersyukurnya aku selama ini yang masih bisa mengerjakan seperti analisa data di Kos, itupun sering ketiduran didepan Laptop, pengamatannya bisa menggunakan sensor yang kita tinggal memantau dan sebagainya....

Satnight kemarin sangat menyadarkanku bahwa setiap manusia akan menghadapi episodenya masing-masing, kita tidak boleh menganggap diri kita yang paling sulit, karena bisa jadi teman kita mengalami hal yang sama atau bahkan lebih sulit keadaannya daripada kita. Alhamdulillah, edisi safari laboratorium kemarin memberikan makna lebih untukku bersyukur. Memang harus direnew terus agar tidak sering mengeluh terhadap apa yang kita jalani. 
Kampus ketika ba'da subuh.... 

“Ingatlah kepada-Ku, Aku juga akan ingat kepada kalian. Dan bersyukurlah kepada-Ku, janganlah kalian kufur” (QS. Al Baqarah: 152)


Semoga saja kita termasuk orang yang selalu mensyukuri nikmat Allah (ya). Semoga kita dihindarkan dari sifat kufur nikmat dan api neraka..Aamiin.. 

 *** 
Puri Fikriyyah, 16 Januari 2017
Vita Ayu Kusuma Dewi

Comments