Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah setelah sampai di Bandara Narita, tepatnya di terminal 2, aku langsung menuju stasiun kereta yang letaknya satu lantai dibawah lobby kedatangan. Ya Allah, nostalgia ya Allah, terakhir berada di tempat ini Juli 2014. Awalnya aku sudah merencanakan beberapa hal untuk eksplore Bandara Narita melalui hasil googling sebelumnya, namun karena sedang musim dingin alias winter which is jam lima sore saja sudah berasa ba'da magrib, akhirnya kuputuskan untuk segera menuju ketempat Mbak Aini untuk menginap selama 2 malam sebelum akhirnya bertolak ke Ibaraki. Di Narita ini sudah moslem friendly, ada tempat sholat yang nyaman. Tapi hari aku sedang berhalangan, jadi berharapnya sewaktu akan kembali ke Indonesia bisa sholat di Bandara Narita.
Mbak Aini adalah Lab-mate di Wageningen, senior PMDSU periode 1 yang sedang menempuh program sandwich di Tokyo University. Alhamdulillah tidak jadi menginap di Bandara. Tapi guys kalau kalian hanya butuh menginap semalam saja, aku sarankan tetap stay di area Narita, soalnya ke Tokyo biayanya juga lumayan.hehe.. Atas rekomendasi mbak Aini aku memanfaatkan website www.hyperdia.com untuk melihat jadwal kereta terdekat dengan kedatangan. HyperDia juga ada aplikasinya, dan ini recomended banget menurutku. Alhasil jadwal kereta yang paling dekat setelah mengurus bagasi, imigrasi, lihat kurs money changer dan istirahat sejenak adalah keberangkatan 17.30 waktu bagian Jepang.
Nah, info di HyperDia itu lengkap banget termasuk waktu dan biayanya, jadi bisa menyiapkan biayanya sebelum menuju counter. Seperti yang tertera diatas, untuk menuju Stasiun Hon-Komagome (Stasiun terdekat dari Apatonya mbak Aini), aku harus transit 2 kali dengan jenis kereta berbeda. Ohya, yang aku pilih adalah yang low fare.hehe... Jadi pertama aku beli tiket Keisei Skyliner , alhamdulillah petugasnya baik banget, aku langsung bilang ke Hon-Komagome, tapi tidak ada kereta langsung (sama seperti apa kata HyperDia). Jadi dari Narita Terminal 2 naik Keisei Skyliner sampai stasiun Nippori (1170 yen), nanti di Nippori beli tiket lagi ke JR Yamanote Line sampai stasiun Komagome (140 yen). Di stasiun Komagome transit ke Namboku Line menuju stasiun Hon-Komagome (170 yen). Nah, bisa dilihat kan beda harganya? hehe..kenapa yang hanya 5 menit malah mahal. Ohya, kursnya 1 yen = 119 rupiah, untuk 9 Desember 2016.Jadi kira-kira untuk Narita - Hon-Komagome Rp176.120,- rupiah. Lumayan banget kan guys..bisa buat belanja di Daiso dapat 13 item 100 yen.hehe
(1) Tiket Keisei (2) Keisei Counter (3) Narita Express Counter (4) Petunjuk jalan
WIFI everywhere...
Setelah mendapatkan tiket, aku bergegas menuju platform Keisei Skyliner. Kereta masih berada di Narita Terminal 1 dan estimasinya jam 17.30 akan berangkat dari tempatku menunggu. Aku senang ya Allah, tanpa beli wifi portable aku masih bisa berinternet ria. Terima kasih kepada penyedia free wifi di Bandara dan Stasiun.hihi...Kalau ketika di Lobi kedatangan aku masih memanfaatkan wifi Bandara, tapi setelah di Stasiun ternyata Keisei juga menyediakan free wifi. Traveler bisa hemat nih, gimana ga betah kalau fasilitasnya seperti ini. Ternyata free wifi ini juga ada di bus, tapi tertentu juga busnya. Akhirnya aku berkomunikasi dengan Mbak Aini memanfaatkan free wifi tiap stasiun. Alhamdulillah ya Allah...sambil berkhayal fasilitas di Indonesia seperti itu juga...
Ontime, Comfortable and For Everyone
Alhamdulillah keretanya ontime banget..nget..nget.. sama seperti apa yang tertulis di website. Aku jadi ingat lagi 2013, 2014 saat naik transportasi umum tidak pernah molor, ada satu kali molor itupun tidak sampai 5 menit. Sangat disiplin. Saat dikereta aku belum dapat tempat duduk, tapi agak malu juga ketika mau duduk karena banyak yang sudah sepuh tidak duduk. Akhirnya aku bertahan untuk berdiri dan menerapkan etika orang Jepang saat di kereta (yang sebelumnya kubaca di kereta). Tidak banyak bermain HP, meletakkan tas, dan beberapa etika lain. Tenang sekali, nyaman rasanya di transportasi umum. Ada juga yang difabel tapi mendapatkan ruang yang nyaman didalam kereta, sekalipun penuh keretanya. Ah..kan tambah jatuh cinta jadinya sama pelayanan di Negara ini...Dari jendela kereta terlihat hari sudah gelap padahal baru jam 6, dan yang didalam kereta mayoritas baru pulang kantor, kalau lihat pakaiannya.
37 menit kemudian akhirnya aku sampai di Stasiun Nippori. Kalau sahabat semua ingin ke Tokyo Sky Tree, ikuti saja Keisei Skyliner sampai stasiun terakhir. Nah, jujur disini aku bingung, banyak jalurnya.hehe... Aku harus menuju JR Yamanote Line. Akhirnya daripada bingung mau kemana, aku tanya kepada petugas, tapi petugas tersebut tidak bisa lancar bahasa Inggris. Aku tunjukkan tiketku dan kutegaskan dengan sedikit bahasa Jepang "Yamanote Line doko desu ka?", bisanya bahasa Jepang yang umum-umum saja tapi alhamdulillah sangat membantu. Alhamdulillah akhirnya ketemu dan aku harus mengganti tiketku. Setelah membeli tiket aku langsung menunggu kereta menuju Stasiun Komagome. Aku sepakat bertemu Mbak Aini di Stasiun Komagome.
Kurang dari 10 menit, kereta sudah sampai di Komagome, nah ini masih memanfaatkan free wifi untuk bertemu Mbak Aini. Setelah melalui pencarian naik turun,hehe...akhirnya bertemulah kami. Alhamdulillah bertemu lagi. Sebelum menuju Hon-Komagome, Mbak Aini mengajakku mengisi ulang kartu SUICAnya.
SUICA I'm in Love
SUICA, satu kartu sejuta manfaat.hehe..Ya, alhamdulillah Mbak Aini hari ini mengenalkanku dengan SUICA, kartu yang akhirnya menarik perhatianku untuk memilikinya, sekalipun ada pilihan lain PASMO. SUICA ini multifunction card, bisa untuk kereta, bus, main game, atau bayar di Kantin kata Mbak Aini.
Seperti kartu kredit berjalan ya,hihi...katanya kalau pakai SUICA lebih murah tiketnya, akhirnya aku beli kartu SUICA. Harganya kita yang menentukan, aku membayar 1000 yen, tapi hanya 500 yen isinya. 500 yen-nya jadi jaminan kalau nanti SUICAnya dikembalikan. Seperti kartu KRL tapi ini lebih banyak fungsinya. SUICA bisa dibuat secara self service di Stasiun-stasiun besar atau transit. Ada bahasa Inggrisnya jadi sangat memudahkan pemakainya. Alhamdulillah...
Perjalanan Stasiun Komagome menuju Stasiun Hon-Komagome hanya 5 menit, dekat sekali. Sesampainya di Stasiun Hon-Komagome aku mengikuti Mbak Aini. Aku baru sadar kalau sejak tadi aku berada dibawah tanah.hehe.. Kami harus naik lift untuk menuju jalan raya. Jalan dari rel menuju lift ada penanda untuk yang difabel termasuk yang buta. Adalah tenji blocks, alat bantu peraba bagi yang berkebutuhan khusus. Sebenarnya garis berpolkadot ini bukan hanya kutemukan di jalan atau stasiun, hampir di toko juga ada. Salut sama pelayanannya, merata sampai seluruh kalangan. Kalau mereka yang berkebutuhan khusu, aku melihat sendiri kalau mereka mandiri, tidak merepotkan orang lain, walaupun tak bisa melihat mereka bisa naik turun kereta sendiri dan pulang ke rumahnya. Tapi aku bingung antara harus sedih atau salut kepada mereka...
Selanjutnya kami berjalan kaki, fix dingin ya Allah.hehe...Di hari pertama aku sengaja membiasakan diri tanpa jaket, agar nantinya kedepannya tidak terlalu kedinginan, tapi pasti malam ini akan flu.hehe.. Anginnya lumayan sekali.. Jarak rumah dengan stasiun sekitar 500m. Alhamdulillah sesampainya di Tiger House, aku langsung meletakkan koper dan mengambil jaket. Kami bersiap untuk pergi ke Asakusa dan Tokyo Sky Tree...
Alhamdulillah, sepanjang perjalanan masih bisa meraup pundi-pundi hikmah. Masih bisa merasakan bersyukur, masih bisa merasakan kesempatan dan nikmat yang Allah berikan. Terima kasih ya Allah...
***
*Winter Course Story
2. Day 1: Perjalanan Narita ke Hon-Komagome
Ditulis ulang dari buku diary selama di Jepang
Tokyo, 9 Desember 2016
Vita Ayu Kusuma Dewi
Vita Ayu Kusuma Dewi
Perjalanan yang menyenangkan ya mba.
ReplyDeletealhamdulillah..iya mbak :)
ReplyDeleteWah, seru yah ke Jepang... disana berapa lama ka?
ReplyDelete