Bismillahirrahmaanirrahiim
Satu persatu peserta berdatangan namun ada juga yang konfirmasi telat hadir. Peserta yang terdaftar ada 30 orang, beberapa diantaranya perempuan. Namun sampai dengan waktu acara akan dimulai yang perempuan baru datang adalah kak Septi. Setengah delapan pagi acara dimulai dengan upacara pembukaan, kemudian dilanjutkan dengan practice atau rambahan percobaan. Acara dibuka oleh pak Herman dari Dompet Dhuafa dan kang Epul dari Komunitas Panahan Berkuda Indonesia juga sedikit memberikan tanggapannya mengenai acara ini.
Jum'at, 16 Juni 2017. Selepas sholat isya' saya langsung menuju Parung menggunakan angkot. Saya harus berganti 3x angkot dari Kos. Kampus Dalam, angkot 32 dan trayek Bogor-Parung menjadi pilihan malam itu. Harusnya saya berangkat dari Dramaga siang harinya, namun karena beberapa agenda kampus yang tidak bisa ditinggalkan maka saya memilih malamnya menyusul. Agenda hari itu adalah persiapan terakhir Djampang Archery Ramadhan Competition.
Perjalanan Dramaga-Parung sekitar 1,5 jam karena alhamdulillah tidak macet. Sayapun turun di depan Dompet Dhuafa zona Madina yang letaknya di jalan raya Parung KM.42 daerah Jampang, Kabupaten Bogor. Saya baru pertama kali ke tempat ini dan ternyata luas sekali. Saya di jemput kak Septi di depan gerbang dan langsung menuju saung yang berada di dekat Masjid. Di saung sudah ada mbak Holi, mbak Mawar, dan mbak Ella. Ikhwannya masih di masjid. Masih terdengar juga kajian tentang bersama keluarga ke Surga. Eaaa..dengernya aja bikin mupeng, siapa yang ga mau bisa sekeluarga barengan ke Surga :')
Diiringi suara kajian yang terdengar jelas dari saung, kamipun sembari men-checklist peralatan dan mem-fix- kan beberapa hal. Setelah di rasa cukup kamipun berpisah. Ikhwan dan mbak Holi ke Masjid, dan kami berempat ke kantor karena beberapa dari kami ada yang sedang berhalangan. Nyatanya malam itu kami tidak langsung istirahat, kami bergantian berjaga untuk menyiapkan sertifikat, takut jika dicetak hari H akan ada masalah di printer. Sembari berburu malam lailatur qadar, semoga :')
Sabtu, 17 Juni 2017. Alhamdulillah pukul 2 pagi sudah selesai semua dan kamipun sejenak memejamkan mata, memberi hak fisik walau hanya beberapa menit sebelum bangun sahur. Ruangan yang kami tempati adalah studio siaran radio dan asyiknya murottalnya tetap jalan, nutrisi hati yang tak terelakkan :') Pukul 03.00 WIB mbak Ella membangunkan kami untuk sahur, alhamdulillah ikhwan mengantarkan makanan ke ruangan kami, dan mbak Holi menyusul ke ruangan, lalu berlanjut dengan bergantian untuk mandi, lalu sholat subuh dan kami sudah siap untuk cek lapangan.
Saya dan mbak Ella masih sempat main ayunan, berasa anak kecil yang kangen banget sama mainan di masa kecil.hehe... Pukul setengah enam para ikhwan sudah datang dan kami membagi tugas, mereka angkat-angkat bantalan, dan kami angkat meja.hehe...strong memang para srikandi ini. Setelah itu pukul setengah tujuh sudah ada peserta yang datang, dan saya serta mbak Ella bertugas di registrasi, yang lainnya di lapangan sebagai Director of shooting (DOS), scorer, wasit dan lain-lain.
Satu persatu peserta berdatangan namun ada juga yang konfirmasi telat hadir. Peserta yang terdaftar ada 30 orang, beberapa diantaranya perempuan. Namun sampai dengan waktu acara akan dimulai yang perempuan baru datang adalah kak Septi. Setengah delapan pagi acara dimulai dengan upacara pembukaan, kemudian dilanjutkan dengan practice atau rambahan percobaan. Acara dibuka oleh pak Herman dari Dompet Dhuafa dan kang Epul dari Komunitas Panahan Berkuda Indonesia juga sedikit memberikan tanggapannya mengenai acara ini.
Djampang Arhcery Ramadhan Competition ini merupakan lomba panahan tradisional khususnya horsebow dengan teknik thumb draw. Biaya pendaftarannya juga murah untuk kategori kompetisi panahan, hanya Rp50.000,-. Bulan juni ini banyak sekali lomba panahan baik skala Nasional maupun yang daerah, seperti DAQU, Bandung archery dan beberapa club lain.
Balik ke pertandingan Djampang. Saat rambahan percobaan sudah mulai terasa atmosfernya. Indahnya dari horsebow adalah keselarasan feeling dengan teknik. Kalau standart bow jika teknik bagus, ada bantuan fisir, tapi horsebow tetap pada kekuatan feeling. Ada 3 stage yang harus dilalui peserta dalam kompetisi kali ini, babak kualifikasi (30 peserta), stage 2 (15 orang) dan babak final 4 orang.
Pada rambahan percobaan kedua alhamdulillah ada satu lagi peserta perempuan, jadi mbak Septi tak sendiri lagi. Hal yang paling saya sukai saat pertandingan adalah suara arrow atau anak panah yang dilesatkan bersamaan, rasanya ak terdefinisikan.hehe...Satu persatu stage terlewati dengan sangat ketat persaingan, dan tibalah saat final ada 4 orang. Kang Eka,kang Arya, kang Iad dan mas Satria. Persaingan sangat ketat karena kang Arya ini katanya juga juara di kompetisi horsebow DAQU.
Ada kejadian yang menarik, busur kang Eka patah saat akhir babak semi final, itu busur horsebow harganya jutaan, tapi beliau tetap keep calm. Ya Allah memang ya kalau jiwa pemanah sudah mendarah daging, kejadian seperti itu tetap tenang, dan beliau langsung menggunakan busur cadangannya hingga akhir pertandingan.Kalau kata salah satu spanduk "busur boleh patah, persaudaraan tak boleh punah".
Pertandingan dimenangkan oleh kang Arya, juara 2 kang Eka dan juara 3 jauh-jauh dari Palembang, mas Satria. Selain peserta, salut juga buat panitia, baik scorer yang berpanas-panasan saat berpuasa, yang bertugas mengganti target face yang siap siaga dan kami para inputer yang dikejar segera rilis score akhirnya berapa, dan semuanya bekerja keras sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Saat akhir pertandingan, saya pamit pulang ke Dramaga terlebih dahulu dikarenakan ada agenda di Lab, yaitu presentasi dari Babe dan semua wajib datang. Alhamdulillah meski macet bisa sampai di kampus 2 jam setelahnya. Setidaknya bisa tidur di angkot. Alhamdulillah, salah satu agenda di bulan ramadhan adalah terus melaksanakan olahraga sunnah, panahan, semoga Allah ridho :)
Begitulah sedikit cerita mengenai Djampang Archery Ramadhan Competition di bulan ramadhan ini, dan semua foto-foto di atas hasil karyanya fotografer AAC yaitu Arseki atau biasa dipanggil Eki. Tetap semangat berlatih dan meniatkan segala aktivitas hanya karena-Nya ^^
***
Sumberbening, 23 Juni 2017
Vita Ayu Kusuma Dewi
Comments
Post a Comment
Komentar dimoderasi, yuk sambung silaturahim, saya akan langsung berkunjung balik ke sahabat semua ^^