Bismillhirrahmaanirrahiim
Alhamdulillahi ladzi ahyaanaa ba’da maa amaatama wailaihin nusyuur...alhamdulillah bangun tidak kesiangan walau malamnya kena delay dan langsung dijemput menuju penginapan. Saya sudah menghubungi travel, dan pihak Ratu travel memberitahu jika travel akan sampai bandara pukul setengah 8 pagi. Lalu saya dan mbak Atik bergegas menyiapkan diri.
Kalau di Lampung saya terpikat dengan kampung budaya, karena ada yang dari Bali, Jawa, Sunda dan suku lain berdampingan, di Padang ini saya terpikat dengan alamnya yang masih asri. Hawa tenteram dan sederhana nampak elok. Ah... Assalamu’alaykum Ranah Minang....
Pada kesempatan naik travel ini pula saya merasakan sensasi naik roller coaster versi mobil.hehe...Bagaimana tidak, kecepatan tinggi di jalur yang sangat pres untuk 2 mobil, tak jarang harus mepet dengan lawan depannya. Takut juga sebenarnya...hehe...Tapi kata mbak Tiwi dan keluarganya memang cara membawa kendaraan kebanyakan seperti itu, tapi juga tidak semuanya. Inipula yang membuat angka kecelakaan khususnya di Pasaman Barat ini tinggi. Saya temui di jalan, ada warga yang mau belok tidak menyalakan lampu sign, ada yang tiba-tiba belok dan ada-ada saja. Cukup membuat jantung berdebar, tapi alhamdulillah Allah melindungi kami.

Setelah makan saya langsung masuk ke dalam mobil lagi dan kembali seperti naik wahana permainan. Pukul 10 kiranya kami sudah sampai Kinali, rumah mbak Tiwi, tapi kami memutuskan langsung ke lokasi resepsi di Kajai, karena takut mbak Tiwi sudah berangkat ke Kajai. Sebenarnya ada yang kami cari, ATM, yes ATM karena malamnya saya lupa ambil uang, dan stok hanya beberapa saja. Jadi selama di Kajai saya harus hemat-hemat jajan. Tapi sudah diestimasikan cukup in syaa Allah. ^^
Alhamdulillah, akhirnya kami sampai Kajai sekitar pukul 11 siang dan pas dengan rombongan mbak Tiwi. Alhamdulillah kita berada di Kajai, lerengnya gunung Talamau, berasa ingin mendaki.hehe...Siang ini mbak Tiwi belum make up dan ba'da dzuhur baru di make up, in syaa Allah make up nya diceritakan di part pernikahan ala Minang setelah ini.

Sesampainya di tempat durian, dik Tiva dan dik Injur menawar harga durian, saya tak paham apa yang mereka bicarakan, tapi intinya mah 50ribu 3 durian. Gila ya nawarnya,hehe...kalau di Jawa mah tidak akan dapat durian besar-besar yang harumnya menggoda iman seperti itu. Masak di pohon soalnya. Alhamdulillah dapat 50ribu 3, padahal kata mereka masih mahal itu, biasanya hanya 10ribu atau berapa gitu. Surga durian banget. Alhamdulillah juga sih murah, kan saya jadi merasakan nikmatnya durian tapi tidak sampai mencekik kantong.

Selanjutnya : Assalamu'alaykum Minang part 4....
***
Wisma Wageningen, 12 Juli 2017
Vita Ayu Kusuma Dewi
Comments
Post a Comment
Komentar dimoderasi, yuk sambung silaturahim, saya akan langsung berkunjung balik ke sahabat semua ^^