Edisi Kejar Kereta yang Kedua Kali

Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah hari Kamis, 20 Juli 2017 kemarin bisa pulang sejenak ke Jawa. Setelah agenda mengerjakan kerjaan selesai, sayapun bergegas menuju stasiun Bogor dengan menggunakan Gojek. Alhamdulillah tidak macet, tetapi di guyur berkahnya hujan. Allahumma shoyyiban nafi'an...Meskipun hujan alhamdulillah saya sampai stasiun Bogor masih tepat seperti yang saya rencanakan. Sekitar setengah 3 saya sampai di stasiun Bogor dan masih menunggu keberangkatan KRL pukul 3 sore kurang 5 menit. Secara hitungan lancarnya KRL, jam setengah 5 harusnya sudah bisa sampai stasiun Gondangdia.

Qadarullah, KRL yang saya naiki berhenti lama di stasiun Bojonggede dan Citayam sehingga kalau dihitung bisa telat hampir 20 menit. Sudah mulai tidak tenang tapi terus mengusahakan tenang, sembari mem-plan jika tertinggal kereta akan ikut kereta selanjutnya. Pasalnya tiket kereta saya menuju Caruban pukul 17.00 WIB.hehe...dasar Vita kebiasaan mepet..Sewaktu sampai di Cikini sudah pukul setengah 5, lalu sesampainya di Gondangdia pukul 17.40 WIB. Masih ada 20 menit tapi Gojek tak kunjung datang. Ternyata kami miss komunikasi, beliau menuju di pintu jalan kaki pintu MNC, saya di stasiun dan sore itu Jakarta sangat macet. Stag..tepat kurang 10 menit dari keberangkatan saya baru sampai pintu gerbang stasiun Senen. 

Saya coba lari dan mas-mas yang jalan di depan saya malah slowly..Akhirnya saya lebih dulu sampai di mesin cetak tiket, eh..nengok ke sebelah ternyata mas-mas yang slowly tadi. Ealah satu kereta kita mas.. Alhamdulillah di mesin cetak mandiri tidak ada kendala. Sebenarnya ini kali kedua saya naik kereta yang mepet banget sampainya jadi buru-buru. Dulu pertama kali mepet naik Brantas juga, dan saat itu mesin cetaknya ada kendala sampai akhirnya ada mas-mas petugas baik hati langsung menuju ke dalam ruangan counter mencetak tiket saya. Alhamdulillah yang sekarang tidak menyusahkan karena boarding passnya sudah bisa dicetak sendiri. Nah, sayapun masih lari-lari ke peron 2 karena kereta sudah mau berangkat beberapa menit kemudian, bukan berarti identitas saya tak diperiksa ya, prosedur pemeriksaan tetap dijalankan petugas. Lalu saya turun-naik tangga peron 2 yang lumayan membuat lahap minum ketika sampai di kursi saya, gerbong 3 10E. Alhamdulillah, selang 1 menit saya duduk kereta berangkat karena sudah pukul 17.00 WIB. Alhamdulillah tiket tak jadi hangus, dan saya masih beruntung bisa pulang kampung sejenak.hehe...Atas ijin Allah tentunya.

Alhamdulillah sekitar pukul 05.00 WIB saya sampai di stasiun Caruban dan langsung menuju rumah Dik Tika, yang akan melangsungkan akad dan walimah pada hari itu juga (21/07/2017). Saya berencana langsung kembali ke Bogor di hari yang sama namun pukul 22.30 WIB. 

Nah, guys jangan seperti saya ya, kalau misal ini di Jepang saya rasa aman, karena transportasi Jepang itu tepat waktu, baik KRL maupun bis jadi tidak terkendala macet, tapi kalau di Indonesia, faktor macet ini yang tidak bisa diprediksi. Seperti perhitungan waktu saya yang akhirnya meleset. Kalau memang ada waktu  lebih, bisa berangkat lebih awal, tapi kalau seperti saya harus menyelesaikan sesuatu dulu di Bogor, lebih perhitungkan lagi saja waktunya ^^.

Kalaupun sudah dirasa waktu mepet, jangan grusa-grusu soalnya pikiran jadi tidak fokus. Saya mencoba untuk tetap tenang walau sebenarnya dalam hati tidak tenang, tapi saya coba tidak memburu-buru sopir Gojek atau main tabrak orang di depan kita. Semoga sharing ini bermanfaat ya kawan, fii amanillah bagi yang sedang dalam perjalanan. 
***
Puri Fikriyyah, 23 Juli 2017
Vita Ayu Kusuma Dewi

Comments