Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah setelah acara ngunduh mantu versi Minang selesai, kamipun beristirahat tentunya bersih-bersih dulu. Saya menginap bersama keluarga mbak Tiwi jadi satu kamar isi banyak, alhamdulillah luas sekali kamarnya. Beberapa saat setelah landing di kasur semua tanpa suara, sepertinya capai sekali setelah seharian acara.
Kami terlelap dan sayapun tanpa mimpi, begitu bangun sudah mau Subuh, ibu mbak Tiwi sudah bersiap mandi, dan kamipun antri. Di Kajai jam 5 masih berasa jam 4, maklum Subuhnya juga jam 5 lebih, sangat berbeda dengan di Jawa Timur. Jadi jam 6 pagi juga masih agak gelap, apalagi tertutupi oleh bukit-bukit mataharinya. Tapi sebelum jam 6 semua sudah mandi, yeay...
Pagi itu pula saya hendak meet up dengan kawan FC 8 Forum Indonesia Muda atau FIM, kak Wawan namanya, Saya baru tahu kalau Pasaman Barat ini kampungnya kak Wawan sehari sebelum berangkat ke Sumatera Barat. Alhamdulillah bisa bersiaturahim, mengingat selama di Sumatera Barat tidak ada destinasi lainnya karena waktu terbatas.hehe... Namun pagi itu saya WA centang satu, saya DM instagram masih belum dibaca, sepertinya HPnya masih mati. Alhamdulillah sekitar setengah tujuh ada SMS dari nomor baru, ternyata kak Wawan pakai nomor keluarganya. Sayapun menyampaikan kalau belum bisa bertemu di Kinali, sebab bersama keluarga mbak Tiwi baru bertolak dari Kajai sekitar jam 10. Akhirnya kak Wawan meng-iya-kan kita meet up sejenak di Kajai.
Sekitar pukul delapan lebih kak Wawan sudah sampai di Kajai. Jadi jarak rumah kak Wawan, Paraman Ampalu-Kajai sekitar satu jam, lebih dekat dibandingkan ke Kinali. Kamipun sejenak berbincang di teras samping rumah bang Pendra. Lalu bang Pendra tampak keluar dari rumahnya menghampiri kami. Mbak Tiwi bilang kalau bang Pendra sudah bicara pasti nanti cerita, seperti saya yang banyak ngomong.hehe... Mereka nyambung karena tergabung dalam IMAMI (Ikatan Mahasiswa Minang), kak Wawan kuliah di Jogjakarta soalnya. Sayapun roaming ketika mereka asyik berbincang.hehe...
Setelah itu kami diajak sarapan bersama, lalu setelah itu bersiap kembali ke Kinali. Ternyata ada rencana ke Pantai, ya sudah saya tawarkan bagaimana, kak Wawan ikut atau pulang. Akhirnya Ia ikut tapi harus tukar motor di rumah Omnya sebab motor yang dibawa tak ada plat nomornya. Diapun melaju lebih dulu dan menunggu di Simpang Empat. Oh iya, tujuan pantainya adalah pantai Sasak.
Lalu, kamipun pamit dengan keluarga bang Pendra. Mobil kami dikendalikan oleh bang Pendra dan mbak Tiwi di depan, uhuy pengantin baru. Hehe... Lalu sembari jalan, bang Pendra dan mbak Tiwi mengenalkan gunung Talamau. Sayangnya belum bisa mendaki gunung ini, in syaa Allah di kemudian hari, semoga bisa kembali.
Telaganya cantik...mupeng.. (sumber gambar disini)
Gunung Talamau atau gunung Ophir ini kata mbak Tiwi disebut pula dengan nama gunung emas. Bang Pendra pernah mendapatkan momen area puncak gunung Talamau berwarna keemasan karena sorotan cahaya matahari. Mbak Tiwipun menunjukkan fotonya. Masyaa Allah, kuasa Allah sekali. Istimewanya, Talamau ini memiliki 13 telaga di puncak, Allahu Akbar... Tak terbayang bagaimana indahnya. Tepat di depan gunung Talamau ada gunung Pasaman yang katanya angker. Pendaki yang mendaki Pasaman merasa tak pernah menemukan puncaknya, sebab semakin didaki semakin tinggi. Wallahu a’lam. Bang Pendrapun menunjukkan pintu masuk pendakian, dekat ternyata dengan rumah beliau.
Bang Pendra dan mbak Tiwi berbaik hati melewatkan kami dengan kantor Bupati Pasaman Barat, karena kemarin travel yang membawa kami ke Kajai tidak lewat kantor Bupati. Di area ini ada taman kota, kebun binatang, area perkantoran dan pemandangan Talamau – Pasaman clear dari jalur ini. Jalannya masih mulus sekali, tapi Bang Pendra berpesan kalau malam hati-hati sebab ada kejadian kecelakaan. Oh iya, area Sumatera Barat ini juga banyak perkebunan kelapa sawit, baik yang milik perorangan maupun yang milik Negara. Di Kinali sendiri ada PTPN dan pabrik pengolahannya. Wah..kaya ya pemiliknya.
Tak terasa kamipun sampai di Simpang Empat, kami janjian dengan kak Wawan bertemu di masjid arah pantai Sasak. Lalu sayapun berpindah armada bersama kak Wawan. Mau tau bagaimana indahnya kebersamaan di pantai Sasak? Tunggu cerita selanjutnya ya ^^
Koridor AGH IPB, 13 Juli 2017
Vita Ayu Kusuma Dewi
Comments
Post a Comment
Komentar dimoderasi, yuk sambung silaturahim, saya akan langsung berkunjung balik ke sahabat semua ^^