Bismillahirrahmaanirrahiim
Apa kabar sahabat? Semoga senantiasa dalam limpahan rahmat Allah ^^ Saya ingin berbagi cerita saat saya mengikuti Ekspedisi Nusantara Jaya 2017. Ini tahun ketiga saya mengikuti kegiatan ini, namun berbeda daerah dan berbeda regu, dan dalam perjalanannya saya malah dipertemukan dengan para inspirator yang membangkitkan kembali "masa lalu" saya.
Singkatnya, saya bergabung dengan tim Alumni dan dibentuklah panitia yang mostly berasal dari area Jabodetabek. Disitulah saya diperkenalkan dengan kawan - kawan ENJ Universitas Negeri Jakarta. Sebelumnya saya hanya mengenal koordinator dari ENJ UNJ yang merupakan kawan ENJ 2015, dan saat pertama kali rapat panitia ENJ tim Alumni, saya bertemu kawan-kawan lain dari UNJ, UIN dan UI. Panitia yang dari luar Jabodetabek adalah kawan ENJ 2015 lainnya, ada mbak Eni, mbak Mirbum, mas Syamsul dan mas Hakiki. Saya lebih banyak berkoordinasi dengan mbak Mirbum, yang awalnya kami menjadi "Satpol PP" di grup akhirnya jadi detektif yang mengamati kawan-kawan peserta ENJ tim Alumni.
Sebenarnya, seluruh peserta ENJ tim Alumni ini, yang notabene berasal dari perwakilan keberangkatan 34 provinsi, mereka sangat inspiratif dan saya banyak belajar dari mereka. Setiap pribadinya menjadikan saya mengambil bulir-bulir ilmu dari mereka, dengan bidangnya masing-masing. Pada kesempatan ini saya ingin menuturkan pembelajaran yang saya dapatkan dari koordinator ENJ tim Alumni. Low profile dan berwibawa, itulah kesan pertama. Seni, salah satu bidang yang sudah menjadi nafas dan gudang prestasinya. Saya belajar dari dia mengenai totalitas, terutama dalam pelaksanaan ENJ tim Alumni ini. Intinya mah all out, namun gaya kepemimpinannya berbeda dengan cara saya. Dia cenderung "mempercayakan" dan saya suka "mengontrol progres" namun kadang saya berlebihan. Jadilah saya bertanya, bagaimana bisa seperti itu, kalau tidak dikerjakan bagaimana? Itu pembelajaran pertama.
Hal berharga lain yang saya pelajari dari dia adalah tentang mengelola emosi di forum. Saya tergolong orang yang langsung menunjukkan emosi dengan ekspresi bahkan kadang lost control. Pernah suatu ketika, saya dan mbak Mirbum memperhatikan sikap peserta ENJ tim Alumni dan menemukan beberapa perubahan cara bicara atau yang lain ketika dalam forum, termasuk koordinator saya ini. Perubahannya saat dalam forum, yang awalnya konsisten dengan bahasa formal, tetiba berpindah ke "lo gue". Awalnya beranggapan mungkin keceplosan, namun ternyata perubahan itu berulang ketika ada something dalam pembahasan. Jadilah kami berdua memiliki hipotesa perubahan pemakaian kata itu terjadi karena ada unsur emosi, kadang tampak kadang tidak tampak. Sangat jarang bahkan hampir tidak pernah dia mengeluarkan emosinya di depan forum, pernah pada saat kondisi yang dinilai urgent yang saya tau. Walaupun pada akhirnya emosinya diungkapkan di lingkaran kecil yang mungkin menurutnya "terpercaya", saya banyak belajar untuk mengelola emosi pada saat di forum. Terima kasih mas Irfan telah membuat saya belajar dan mengevaluasi diri dalam forum.
Selanjutnya tentang anak-anaknya pak Koordinator, yang dari UNJ, keluarga yang super kompak. Bertemu mereka seperti ada nyawa yang kembali hidup. Meski bukan semua konsen di bidang seni, tapi entah, jika bersama mereka ada beberapa "masa lalu" yang benar-benar hadir. Puncaknya ada di pertunjukan Artemardika "Njai Dasima". Jadi, selama saya tinggal di Bogor saya sempat aktif kembali bergabung di tim talent Backpacker Jakarta khususnya dari awal terbentuknya tim tari. Disanalah jiwa yang saat masih kecil saya pelajari kembali hidup lagi. Sayangnya terakhir kali tampil dan latihan bersama adalah akhir tahun 2016. Setelah itu karena saya fokus penelitian dan kampus, saya tidak bisa PP Jakarta di jadwal latihan bersama. Entah ada angin apa, saat bertemu kawan-kawan UNJ ini serasa kembali lagi jiwa itu. Saya bingung menggambarkannya, intinya saya kembali memiliki harapan untuk bisa aktif lagi, terus belajar di bidang gerak dan lagu tersebut.
Saya merasa dipermudah Allah untuk hadir di pertunjukan "Njai Dasima" tersebut. Saat itu saya sedang ada agenda PMDSU di DIKTI Senayan. Selesai hampir magrib dan pertunjukan dijadwal pukul 19.00 WIB di teater Miss Tjitjih, Cempaka Putih. Pakai Gojek harganya 46ribu tapi saya kasihan dengan bapak Gojeknya, jauh. Akhirnya saya memutuskan dengan busway walaupun saat itu benar-benar macet dan kondisi hujan. Tapi qadarullah, tidak ada satu jam menggunakan busway yang transit 2x jam sudah sampai lokasi. Bonus di busway bertemu dengan senior UKM UNJ dan beliaupun berbagi kisahnya. Arahan Allah menggunakan busway sangat tepat karena di luar hujan deras yang mana saya akan basah kuyup kalau naik Gojek. Sesampainya di gedung teater tiket reguler sudah habis, akhirnya saya dan Salma mendapat tiket di tribun atas. Tak masalah bagi saya, masih bisa menonton. Beberapa saat setelah saya duduk, Shara mengirim pesan katanya ada tiket yang bisa ditukar di reguler karena orangnya tidak datang. Tiket temannya Nuzi yang tidak datang dan tiketnya ada 2. Rencana Allah memang..... :') Sayapun menemui mbak Isra untuk menukar tiket dan alhamdulillah pindah ke bawah.
Saat pertunjukan dimulai sayapun lupa mengabadikan karena teringat dengan momen menjadi tim tari dalam drama musikal yang yang pernah saya ikuti di gedung Wayang Orang Bharata Purwa. Rasanya bercampur seperti meletup dan dalam diri berkata "ayo dong upgrading diri lagi di tari". Pokoknya saya speechless saat itu dengan rencana Allah mengantarkan langkah saya di gedung teater tersebut. Banyak pertunjukkan dan entah mengapa sebelumnya saya menghindar karena tidak ingin baper ingat kawan-kawan di Jakarta yang memulai tim tari di BPJ. Sebab di BPJ tidak hanya belajar menari modern atau dance tapi kami juga pernah menampilkan tari daerah serta kreasi. Ah...rindu...
All cast dan penari drama musikal BPJ
Begitulah sedikit kisah di ENJ tapi berakhirnya memunculkan kembali "masa lalu". Saya bersyukur dipertemukan dengan mereka, karena dengan itu saya bisa kembali ke masa-masa yang saya rindukan itu. Saya masih berusaha hingga saat ini untuk bisa membagi waktu agar tetap belajar mengupgrade diri pada dunia itu lagi.
Terima kasih kawan-kawan semua, bersyukur mengenal kalian :')
***
Wisma Wageningen, 24 Desember 2017
Vita Ayu Kusuma Dewi
Wah, udah 3x aja ikut ENJ. Aku udah 3x nyoba ikut, tapi masih belum rejeki. Mudah2an pada kesempatan berikutnya aku bisa ikut ENJ. Pengen banget ikut ENJ :)
ReplyDeleteAlhamdulillah iya kak.. tetap semangat ya kak semoga rejekinya ditahun ini jika ENJ kembali dilaksanakan :)
DeleteDalam hal mengontrol emosi emang musti dijaga. Apalagi saat forum, bisa bisa suasana jadi ga kondusif jika pembahasan terbawa suasana hati yang meledak ledak. Namun pengalaman mengikuti ENJ sampai 3 kali luar biasa kak. Banyak suka dan duka yang ga bakal bisa dilupain
ReplyDeleteBener banget kak dan saya juga belajar itu di ENJ :) ENJ wilayah mana kak? Sudah gabung Rintara Jaya kah?
Delete