Tentang Keikhlasan

Bismillahirrahmaanirrahiim
 “Sesungguhnya, Allah tidak menilai bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah menilai keikhlasan hatimu” (HR. Muslim) 


Disuatu pagi di Kedai kopi internasional di Mall Kuningan City, saya berbincang dengan senior IPB. Beliau sudah menjadi ibu rumah tangga. Perbicangan kami berawal dari kuliah, penelitian hingga akhirnya berakhir dalam perbincangan rumah tangga. Tentang tugas seorang istri, tentang ibu yang mendidik anaknya, hingga tentang permasalahan kecil yang akan menjadi petaka jika dibiarkan saja. Dari sekian banyak obrolan menarik itu, saya tertarik saat membahas mengenai “keikhlasan”. 

Kata orang, ikhlas itu seperti surah Al-ikhlas, yang tidak disebut kata ikhlas di dalamnya. Lalu saya teringat dengan penggalan percakapan di film Ayat Ayat Cinta. Seingat saya Fahri pernah berkata “Ikhlas Aisha, dan itulah yang saat ini aku usahakan…dan untuk itu aku butuh kamu..” . Ada poin keadilan disitu namun saya ingin membahasnya untuk keikhlasan. Singkatnya, kata “aku butuh kamu” menjadikan pertanyaan besar untuk saya, kenapa butuh orang lain untuk itu, bukankah itu berasal dari dalam diri..? 


Pertanyaan saya tersebut sedikit terjawab saat berbincang dengan senior saya tersebut. Singkat cerita, senior saya tersebut mengalami penipuan puluhan juta, dan itu merupakan tabungan beliau sejak beliau bekerja saat usianya 20-an. Saat itu beliau dan rekan-rekannya yang mengalami penipuan yang sama mengusut kasusnya ke jalur hukum. Bukannya segera selesai, kasus tersebut malah terlihat semakin di ulur oleh oknum tertentu, yang ada malah keluar uang lebih dan pastinya waktu mengurus yang tak cukup pagi sampai siang, bahkan hingga larut malam. Saat itu belum ada keikhlasan karena beliau merasa masih bisa diurus, terlebih nominalnya besar. Hingga pada suatu malam, suaminya memanggil beliau untuk berbincang di meja makan. Dengan halus suaminya berkata “Ibu, ibu masih merasa kalau itu uang ibu? “. Beliau tertunduk, hingga kata selanjutnya terucap dari suaminya lagi, “sampai Ibu bela-belain, keluar malam, ninggalin suami. Ingat bu, semuanya titipan dari Allah, kalau ibu merasa itu titipan, serahkan saja sama Allah, ikhlaskan, pasti akan ada rencana lain dari Allah…”. Tutur suaminya itu langsung menyadarkan beliau, menegaskan beliau untuk ikhlas dengan apa yang beliau alami, untuk ikhlas untuk sesuatu yang hilang, untuk ikhlas menerima bahwa ada hikmah yang ingin Allah sampaikan melalui peristiwa tersebut. Beberapa tahun kemudian, beliau baru menyadari Allah merencanakan lain dan penggantinya berlipat-lipat ganda dari uang yang lenyap oleh penipuan tersebut.

Dari cerita beliau itulah saya menyadari ucapan Fahri, memang terkadang Allah hadirkan seseorang sebagai penguat dan pengingat untuk ikhlas. Yang terkadang dari kita belum ikhlas, dengan tutur kata orang tersayang, kita jadi bisa ikhlas. Iya, terkadang memang selain butuh waktu, keikhlasan itu butuh seseorang pilihan Allah untuk kembali mengingatkan, bahwa segala yang dimiliki adalah titipan semata dari-Nya, bahwa setiap apa yang telah terjadi adalah takdir-Nya. 

Adakah dari sahabat blogger yang belum diikhlaskan? :’) Semoga kita selalu ingat, apapun yang kita sembunyikan dalam hati, meski tak tampak di mata, Allah mengetahuinya. “…sekalipun Engkau semua sembunyikan apa-apa yang ada di dalam hatimu ataupun engkau sekalian tampakkan, pasti diketahui juga oleh Allah (QS. Ali Imran ; 29). Semoga senantiasa dikaruniai keikhlasan hati atas segala hal yang telah terjadi. Semoga senantiasa dalam ridho-Nya. 
*** 
Warung Improve, 8 Januari 2018 
Vita Ayu Kusuma Dewi

Comments

  1. Masih perlu banyak belajar untuk mengikhlaskan :)

    ReplyDelete
  2. Kadang suka bilang sudah ikhlas, tapi dalam hatinya belum sepenuhnya :')

    ReplyDelete
    Replies
    1. yang terjadi kebanyakan seperti itu mbak :") Semoga kita terus dituntun Allah buat ikhlas ya mbak :)

      Delete
  3. Amiin, semoga kita menjadi orang yang lapang dadanya dan senantiasa dalam ridho Allah :)

    ReplyDelete
  4. Lagi-lagi aku dibikin penasran akan film ayat-ayat cinta. Belum sempat nonton eung, sampe sekarang.

    Aamiin, semoga kita bisa bener-bener ikhlas seperti apa yang kita ucapkan. Terus belajar ya, Teh..

    ReplyDelete

Post a Comment

Komentar dimoderasi, yuk sambung silaturahim, saya akan langsung berkunjung balik ke sahabat semua ^^