Bismillahirrahmaanirrahiim
Semangat pagi semua, setelah mendapat 3 inspirasi dari 3 bahasan kemarin, sekarang saya mau membagikan kisah dari pilar filantropi. Kak Angkie Yudistia namanya, pertama kali ketemu beliau di Resto juga, sebelum workshop dimulai. Ramah sekali kak Angkie ini, dan pendengar yang cermat saat orang lain berbicara. Santun dari cara pembawaannya dan humble sekali beliaunya.
Ada yang sudah kenal kak Angkie? Ketika pertama kali bertemu, kak Angkie seperti halnya kita, terlahir normal. Namun ternyata kak Angkie harus memakai alat bantu dengar karena sebuah peristiwa yang dialaminya. Beliau kehilangan fungsi indera pendengarannya saat usia 10 tahun, saat itu kak Angkie sedang sakit dan meminum antibiotik yang diberikan dokter, namun usai meminum antibiotik tersebut, fungsi indera pendengarannya semakin menurun. Bukan hal yang mudah untuk mengembalikan kepercayaan diri kak Angkie, hingga akhirnya melalui proses yang panjang, kak Angkie kembali percaya pada dirinya sendiri.
Hebatnya, meski kak Angkie harus menggunakan alat bantu dengar, kak Angkie terus bersemangat menempuh pendidikannya hingga magister, karena menurut kak Angkie, beliau membutuhkan ilmu terupdate dan pada era saat ini pendidikan S2 sangat dibutuhkan. Setelah lulus kuliah barulah kak Angkie mulai dilema dengan dirinya sendiri, kira-kira apa yang bisa dilakukan untuk sekitarnya, minimal untuk disabilitas. Salah satu problem utama disabilitas adalah tidak banyak tempat kerja atau perusahaan yang menerima karyawan difabel. Padahal difabel maupun normal adalah sama, sama-sama punya potensi, punya skill dan berhak mendapatkan tempat pekerjaan yang sesuai.
Berawal dari hal tersebut, kak Angkie membuka "Thisable Enterpreneur" yang memberikan ruang bagi teman-teman difabel berkarya. Melalui inisiasinya kak Angkie bukan hanya menebar inspirasi bagi orang lain, namun juga memberikan akses para difabel untuk bekerja di perusahaan ternama. Kak Angkie membuka jalan kerjasama dengan PT. Gojek dan beberapa perusahaan lainnya seperti bank CIMB Niaga. Kebanyakan sahabat difabel ditempatkan di Go Clean, Go Auto atau customer service. Saat ini tunarungu dan tunadaksa yang banyak bekerja dalam sektor tersebut. Impian kak Adalah sektor-sektor di Indonesia dapat ramah terhadap teman-teman difabel.
Bukan hanya itu saja, kak Angkie juga menuliskan kisah di buku Perempuan Tunarungu Menembus Batas. Selain itu beliau juga merupakan None Jakarta Barat tahun 2008 dan menerima penghargaan The Most Fearless Female Cosmopolitan 2008. Ya Allah inspiratif sekali.. bahkan rekan mentor, Tamara yang saat kak Angkie memaparkan di depan, mata Tamara sudha berkaca-kaca. Saya dan Tamara sepemikiran, kita yang diberikan fungsi indera yang lengkap sudah berkontribusi apa? :")
Kak Angkie mengajarkan semangat yang tak pernah putus, tidak menyerah serta memanfaatkan peluang yang ada. Untuk berkontribusi sesuaikan dengan bidang yang kita tekuni dan perlahan dirintis hingga komitmen akan membawa kita pada kebermanfaatan.
Semoga inspirasi pagi dari kak Angkie dapat menambah semangat kita untuk menebar kebaikan dan kebermanfaatan terhadap sesama ^^
Semoga inspirasi pagi dari kak Angkie dapat menambah semangat kita untuk menebar kebaikan dan kebermanfaatan terhadap sesama ^^
***
Puri Fikriyyah, 13 April 2018
Vita Ayu Kusuma Dewi
Comments
Post a Comment
Komentar dimoderasi, yuk sambung silaturahim, saya akan langsung berkunjung balik ke sahabat semua ^^