Belajar dari Teman yang Putus Cinta

Bismillahirrahmaanirrahiim
Kemarin pagi, saat saya mencuci gelas, teman saya juga di tempat yang sama, buat kopi. Lalu dia cerita dia baru saja diputusin pacarnya. Saya dengarkan dulu ceritanya, intinya mereka sudah 3 tahun, ini teman saya sedang menyelesaikan PhD dan mendapat beasiswa visiting student juga di USyd. 
Saya tidak akan membahas putusnya atau tentang mereka, tapi saling belajar bagaimana teman saya ini mengambil keputusan. Kamipun di Lab masih ada beberapa yang harus diselesaikan, dan dia bilang, ga mau waktunya habis buat sedih apalagi menangis. Benar saja, dia malah semangat, baca jurnal, nganalisa, ngedraft, sampai selesai. Benar-benar sangat produktif. Mungkin juga karena sudah dewasa, tahun terakhir PhD jadi pikirannya tidak seperti remaja yang masih labil :) 

Terlepas dari itu semua, memang begitulah seharusnya manusia, kalau hatinya dilanda gundah, sedih atau sakit hati, meluapkannya ke hal positif, energinya dibuang ke hal bermanfaat. Terbukti, kalau cewek yang sakit hati, tak selamanya mewek, justru semakin menunjukkan kekuatannya ^^ Intinya sebenarnya sakit hati itu karena cinta kita ke manusia lebih tinggi dari Allah :’) Jadi sudah tau kan bagaimana mengobatinya, kembalikan cinta seutuhnya pada-Nya.

Semoga selalu terjaga hati kita dalam genggaman Allah :')
***
Eveleigh, 15 November 2018
Vita Ayu Kusuma Dewi

Comments