Bismillahirrahmaanirrahiim
Apa kabar sahabat blogger semuanya? semoga senantiasa dalam lindungan-Nya ^^ Baiklah, beberapa bulan terakhir saya sangat jarang menulis mengenai kehidupan akademik, tidak sebanyak dulu saat di Malang ataupun awal-awal di Bogor, jujur sempat ada titik "takut" untuk menceritakan kisah akademik yang dijalani saat ini, karena belum selesai :') Tapi setelah saya renungkan, bukankah salah satu jalan adalah dengan menjadi jembatan informasi buat orang lain? Semoga saja tulisan ini bisa bermanfaat buat sahabat ya :')
Alhamdulillah, saat menulis ini, saya berada di benua baru, yang baru pertama saya datangi dan tak pernah terbayang sebelumnya bakal Allah kasih ijin ke sini, Australia. Banyak yang menanyakan, Ve kuliah apa di sana, jalur apa, dan sebagainya.
Alhamdulillah saya di sini sebagai visiting student jalur riset atau penelitian makanya visa saya visa 408 atau Temporary Activity Visa (saya bahas di link ini cara pengajuannya) dengan durasi 4 bulan. Host promotor saya adalah salah satu profesor di bidang soil science di Sydney Institute of Agriculture, The University of Sydney. Topik penelitian saya di IPB adalah mengenai irigasi mikro dan di sini akan fokus menulis publikasi ilmiah dengan sub topik micro climate dan soil modeling, masih dalam lingkup topik penelitian saya. Mohon doanya ya sahabat yang baik hati, semoga berkah ilmunya, bisa membawa publikasi ilmiah saat kembali ke Tanah Air tercinta, sudah submit semoga :') Doain juga bisa lulus pertengahan tahun 2019 :')
Alhamdulillah di sini dibiayai Allah, melalui Kemenristekdikti :') Beasiswanya namanya PKPI. Sudah pernah dengarkah mengenai PKPI? PKPI itu Peningkatan Kualitas Publikasi Internasional, jadi sudah mulai tau arah beasiswa ini kan :) Iya, beasiswa ini bertujuan untuk mendukung kontribusi mahasiswa S3 atau dosen untuk menghasilkan publikasi internasional yang berkualitas. Kegiatan selama PKPI bisa berupa nge-Lab (jika alat di perguruan tinggi asal misalnya tidak lengkap lalu host university yang dituju ada), dan juga pembimbingan penulisan ilmiah dari host promotor yang tentunya sudah banyak memiliki publikasi internasional (disyaratkan lebih tinggi H-indexnya daripada promotor di universitas asal).
Beasiswa PKPI ini ada 2 jalur tahun ini, ada beasiswa PKPI jalur reguler dan PMDSU. Jalur reguler itu untuk semua mahasiswa yang sekarang menempuh studi S3 (dengan syarat akademik berlaku), sedangkan jalur PMDSU, untuk mahasiswa yang sekarang menempuh studi S3 dengan beasiswa PMDSU. Jadi harus mahasiswa S3 ya? Iya benar sahabat, karena dalam syarat lulus S3 juga ada sks mengenai publikasi internasional, jadi beasiswa PKPI sangat mendukung, apalagi yang menginginkan tulisan ilmiahnya terbit di jurnal bereputasi, sehingga manfaat ilmunya lebih tersebar luas.
Beasiswa ini dibukanya bulan April, lalu seleksi berkas, wawancara dan lokakaryanya pertengahan tahun. Tahapan pertama adalah seleksi berkas, sahabat akan diminta mengupload LOA, surat ijin dari pascasarjana, surat-surat keterangan dan juga proposal rencana kegiatan. Ketika mendaftar beasiswa ini memang diharapkan sudah pernah kontak atau berkomunikasi dengan host promotornya, ada biaya atau tidak atau ada syarat tambahan atau tidak, diutamakan sekali yang tidak ada biaya, seperti misalnya saya di sini tidak diminta membayar tuition fee atau bench fee, berarti memang sudah ada kerjasama sebelumnya.
Bagan alir pendaftaran beasiswa PKPI (sumber: buku panduan PKPI)
Setelah mendaftar, tinggal menunggu pengumuman. Pengingat juga buat saya pribadi, jangan menjadikan ikhtiar sebagai Tuhan, misalnya kita sudah all out harusnya kita dapat ini..blablabla.. semoga kita tidak termasuk orang yang mengatur Allah ya, tetap Allah yang memiliki keputusan terbaik-Nya, kalau sesuai bersyukur, kalau tidak tetap bersyukur, sabar dan qana'ah, mungkin ada jalur lain yang lebih baik. Sambil menunggu, sambil minta doa ke semuanya, karena kita tidak tau doa siapa yang akan dikabulkan terlebih dahulu. Orang tua jangan lupa, saya yakin salah satunya doa ibu saya yang diijabah karena setiap detiknya kita didoakan oleh orang tua kita :')
Setelah itu nanti ada pengumuman yang lolos administrasi dan panggilan wawancara. Alhamdulillah saat itu rejekinya untuk mengikuti wawancara, saya ingat betul malamnya sebelum wawancara saya tidur sekitar beberapa menit, karena malamnya saya ada kelas Barista di STMK Trisakti, malamnya alhamdulillah ada Sekretariat Rintara Jaya jadi tidak perlu ke Bogor, dan malam itu mbak Septi, kak Icha, bang Boy dan Randi menemani begadang :') Paginya saya naik ojek ke hotel di daerah Blok M, sudah muka-muka grogi, wawancaranya bahasai inggris. Jujur saya sudah pupus harapan rasanya lihat kawan-kawan yang lebih kece dan keren :') Tapi mah namanya manusia ya, kalau punya harapan walaupun hopeless tetep saja diperjuangkan :') Tetep ngarep lah bahasanya :') Pulang dari sana saya naik busway, berkecamuk di pikiran dan sampai akhirnya ketiduran di busway. Hari itu rasanya walau pikiran kemana-mana, Allah banyak kasih pertolongan, mulai Gojek yang tau banget jalan jadi bisa menerobos kemacetan, walau bahasa inggris seperti ini saja tapi masih bisa jawab pertanyaan, walau gugup masih aja Allah kasih muka saya seperti tenang, ya Allah buanyaak banget yang harus saya syukuri :") Setelah wawancara itu sebenarnya saya tidak mau memikirkan hasilnya, sudah saya serahkan ke Allah, karena saya merasa, ada orang yang lebih pantas :')
Wawancara sudah, saatnya pengumuman hasil wawancara. Di suatu pagi saya sedang lari pagi keliling IPB, sendiri :') Sampai di area belakang IPB dekat kandang kuda ada WA masuk dari kawan saya di ITB, "Barakallah Vita" katanya. Saya masih tak paham dan tidak saya balas, saya lanjutkan lari dan ada WA juga dari mbak Riani, barulah saya mengecek grup ternyata Allah tulis nama saya di lembar pengumuman itu :') Ya Allah alhamdulillah wa innalillah...
Setelah pengumuman itu, ada pengumuman panggilan lokakarya pra keberangkatan, ya Allah itu teh bersamaan dengan trainingnya relawan Asian Games 2018, ya Allah serius selama bulan Agustus sampai berangkat kemarin, akhir Oktober, saya serahkan waktu saya kepada Allah, rasanya pengen nangis kalau ingat karena semuanya bertabrakan (menurut saya), akademik, non akademik semuanya rejekinya datang bersamaan T.T Seriusan, saya kadang random talk ke orang sekitar saya, karena speechless Allah mengatur waktunya. Misal saat lokakarya keberangkatan, pagi ada jadwal training di GBK, siang jam 1 lokakarya di Pal Merah, atau saat mengurus visa, itu bertepatan dengan Asian Games dan saya ada ujian T.T Alhamdulillah Lab-mates mbak Ri, bu Hilda, Lily dan juga mbak Septi yang di Kos sebagai perantara Allah banget di Bogor :')
Masyaa Allah itu GBK saksi sejarah benar, saya menginap di GBK, lapangan panahan khususnya, kalau tidak salah 5 hari dari berlangsungnya Asian Games, karena tidak memungkinkan untuk kembali ke Bogor sedangkan banyak yang harus dikerjakan, tapi supernya Allah, maha baiknya Allah, Allah mengatur waktunya sampai speechless, bahkan saya ada sesi harus mengambil visa dosen saya di Kuningan itu pas istirahat siang Asian Games (tidak sampai 30 menit PP lapangan panahan ke kuningan beserta antri dan pengambilan visa). Kalau bukan Allah yang mengatur mah tidak mungkin Gojeknya bisa cepat, antriannya tidak banyak dll. Pokoknya bulan Agustus - Oktober adalah titik balik buat saya untuk memperkuat keyakinan saya kepada Allah, dengan kuasa-Nya :')
Saat lokakarya, kami sudah di wanti-wanti sebelum di pesawat berarti belum tentu berangkat, dan benar saja prosesnya memang tidak semulus yang dibayangkan, mulai dari visa, SP Setneg dan beberapa dokumen keberangkatan lainnya. Lagi-lagi Allah berikan rejeki di Asian Paragames dan mirip Asian Games, banyak kuasa Allah yang tak terduga dan buat speechless ya Allah, apalagi sesi macet di Senayan saat menuju GBK dan saya harus mampir Kemenristekdikti, ya Allah itu 5 menit berharga betul saya minta Gojek menunggu, sampai ada bantuan mbak Sisca dan mbak Ganita :') Kalau diceritain bakal panjang dan saya yakin salah satu panitia Asian Paragames cabor Archery juga sampai bosen saya ceritakan proses keberangkatan ini :') Nuhun sadayana, yang sudah menjadi perantara Allah buat membantu at least menjadi pendengar yang baik untuk ke-random-an Vita kalau lagi keras kepala :')
Lapangan panahan sejarah, tempat menginap buat lembur :')
Alhamdulillah sampai akhirnya 25 Oktober 2018, SP Setneg saya keluar dan bisa berangkat tanggal 30 Oktober 2018, mendekati keberangkatan ada banyak cerita tapi ya sudahlah, memang segala sesuatunya butuh perjuangan, setidaknya untuk membuktikan ke Allah, ya Allah memang Vita niat, Vita mau berangkat, ini bermanfaat buat Vita dan bisa menjadi jalan Vita untuk memberi manfaat, berikanlah ridho dan keputusan terbaik-Mu ya Allah :") Ya kira-kira kalau menangis tiap hari itu seperti merasa ya Allah ini gimana lagi, ya Allah ini itu, sampai benar-benar tidak ada yang lebih mengerti dan memahami kita seutuhnya selain Allah, bahkan kita sendiripun belum tentu bisa :')
Alhamdulillah, akhirnya sekarang ada di sini, di salah satu kampus terbaik, untuk menimba ilmu dan berharap melalui jalur ini bisa berkontribusi untuk Indonesia tercinta :") Semoga ada manfaatnya ya, jika ada yang mau disharingkan, bisa kita diskusikan di komentar :') *saya bingung mau ceritakan yang mana lagi, karena sudah dini hari di sini :'D Terima kasih untuk semua pihak perantara Allah, mulai keluarga, Kemenristekdikti, sahabat dan semua yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu karena banyak, jazakumullah khair :')
Semoga impian dan harapan sahabat semua diijabah oleh Allah, diberikan keputusan terbaik-Nya, yakin gaes Allah bakal memberi yang terbaik, jangan iri sama takdir orang lain, syukuri takdir kita selama tidak melanggar ketentuan-Nya :')
Jangan pernah lelah berharap di tempat berharap yang tepat...Yang membedakan kita dengan orang lain salah satunya adalah seberapa sering kita ingat Allah, karena sejatinya semua pemberian adalah dari Allah, manusia atau instansi hanyalah perantara, dan percayalah rejeki dari-Nya tidak akan pernah tertukar, yakin :') Saya juga terus belajar buat apapun yang kita dapat yang harus diingat pertama adalah Allah, misal dapat beasiswa, itu dari Allah perantaranya ya instansi yang memberi beasiswa, jadi ibarat ceramah Aa teh mata kepada makhluk, hati kepada Pencipta (Allah). Saling ngingetin ya, semoga berkah semuanya :')
***
Alexandria, 18 November 2018
Vita Ayu Kusuma Dewi
Wah, mbak vhe, ini asli postingan pengingat buatku biar makin bersyukur juga sama apa yang aku alami selama ini. Dan iya emang bener banget, kadang aku bingung ngatur jadwal kuliah sama kerja, jam kelas sama jam rapat kadang bentrok, tapi sering banget malah 'diselamatkan', jadinya nggak ada yang dikorbankan huhuhu.
ReplyDeleteSemangat ya mbak, studynya di sana. Semoga semuanya lancar, aamiinn. Ditunggu cerita selanjutnya yaw~~
Aamiin Amiin ya Allah.. Mbak juga ya semoga studynya lancar dan berkah :')
DeleteAlhamdulillah iya banget mbak, aku ngerasa banget banyak momen yang memang cuma Allah yang bisa ngatur waktu dengan sangaaaaaaaaaaaaat rapi,huhu... Kalau dipikir nalar kek ga mungkin gitu padahal tapi kalau udah Allah, speechless :')