Ketika Ikhlas Tak Ada Nominalnya

Bismillahirrahmaanirrahiim
Beberapa hari yang lalu, sebuah momen pembelajaran kembali terjadi. Malam itu, gelapnya jalanan Cornwallis mendukung suasana dan keinginan untuk menangis sepuasnya. "dekap ya Allah, kuatkan" sembari saya tepuk pundak dan bercerita pada-Nya sepanjang jalan. Iya, saya sudah tidak bisa menceritakannya kepada siapa-siapa lagi, ingin sholat masih dalam periode tanggal merah, jadilah setiap langkah, saya biarkan semuanya terucap meski terisak.

Saya teringat kepada momen pembelajaran hingga kehilangan sahabat. Saat seorang teman menanyakan berapa batas nominal meminjamkan uang yang saya ikhlas, saya jawab, ikhlas tidak dibatasi nominal. Cukup dua kejadian yang membuat saya mengatakan ini. Perkara finansial memang menjadi salah satu perkara yang kadang membuat diri lupa jika semuanya adalah milik Allah dan kapan saja mau diambil, diri ini harus siap.

Sahabat, sungguh 2 ucapan ini yang coba saya amalkan untuk menguatkan diri atas ijin Allah. Pertama Laa haula wa laa quwwata illa billah, tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah. Rasanya optimis kalau mengucap kalimat ini, karena hanya Allah yang Maha Berkehendak atas segala sesuatu. Sebuah hadits menyatakan “Wahai ‘Abdullah bin Qois, katakanlah ‘laa haala wa laa quwwata illa billah’, karena ia merupakan simpanan pahala berharga di surga” (HR. Bukhari no. 7386).
Kedua, Laa ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minadzolimin yang artinya bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang dzalim [QS Al-Anbiya’ (21) : 87]. Doa ini diucapkan nabi Yunus saat berada di perut hiu dan melalui doa ini, Allah ijinkan beliau terbebas dari 3 kegelapan. Saat saya terisak saya menguatkan diri, baik pikiran dan hati, bahwa hanya karena Allah semua terjadi, dan mungkin kejadian itu ada karena kezaliman saya terhadap diri sendiri, maka satu-satunya cara memohon kepada Allah agar mengampuni segala perbuatan saya yang tak berkenan.

Dua amalan diatas benar-benar ampuh, masih di jalan, belum sampai juga di kos, isak tangis saya berkurang hingga saya tepuk pundak saya sendiri dan berkata "sudah, ikhlas, Allah sudah mengatur semuanya, ikhlas ya sayang". Sebuah momen menguatkan diri, atas ijin-Nya bisa kembali tenang hingga hari-hari berikutnya. 

Saya yakin ada diantara sahabat yang pernah di posisi tersebut dan pastinya mempunyai cara tersendiri agar bangkit dari duka dan mensyukuri apa yang ada, apapun caranya, tetap kembali kepada Allah adalah tujuannya :')

Semoga sharing ini bermanfaat dan bisa bersama-sama kita amalkan 2 dzikir di atas, in syaa Allah dapat menguatkan keyakinan kepada Allah :')

Semoga sahabat blogger semua senantiasa dalam lindungan dan rahmat Allah ^^
***
Eveleigh, 4 Januari 2018
Vita Ayu Kusuma Dewi

Comments