Bismillahirrahmaanirrahiim
Hari kedua menjalankan tantangan level 10 ini saya kebingungan menentukan siapa lawan dongeng saya.hehe...Iya, dalam satu hari saya hanya di Lab dan tidak ada yang berpotensi untuk didongengi. Ba'da magrib, saya melakukan video call dengan rekan Lab. Lama kami berbincang, mulai dari penelitian, keseharian hingga pekerjaan yang berujung membahas rejeki. Namun tak sukses saya untuk membalasnya dengan dongeng. Akhirnya pada kesempatan berikutnya saya sedang bertukar pesan dengan sahabat dekat dan sayapun memberanikan diri bilang kalau saya ada tugas level 10 ini dan hari ini belum melaksanakan. Agak canggung ternyata kalau tidak natural :'D Oh ternyata gini rasanya ya, kalau natural kan dia cerita kita langsung balas, apalagi sama anak-anak, paling gak bisa berpaling dari sorot matanya T.T
Akhirnya selepas sholat isya', kami saling bertelepon. Diawali bercanda terlebih dahulu kemudian saya ceritakan kalau tadi sempat membahas rejeki dengan kawan Lab melalui video call. Saya ingin membangun karakter mengenai keyakinan kepada Allah sebenarnya, khususnya melalui pintu rejeki ini. Lalu saya sampaikan, terkait rejeki saya teringat dengan kisah nabi Sulaiman, nabi paling kaya. Kala itu, nabi Sulaiman ingin memberi makan penduduk di bumi dengan kekayaannya. Nabi Sulaiman menyiapkan makanan yang sangat banyak sekali untuk menjamu semua yang diundang. Allah sebenarnya telah memperingatkan bahwa nabi Sulaiman tidak akan bisa mengurus makan makhluk, namun nabi Sulaiman masih terus yakin bahwa ia bisa. Lalu, Allah utus seekor binatang dari jenis ikan untuk memakan jamuan tersebut. Qodarullah, semua makanan habis dimakan ikan tersebut bahkan masih kurang. Saya dan sahabat saya tersebut saling menyimpulkan, bahwa mengenai rejeki memang urusan Allah yang tidak bisa kita yang mengatur.
Kamipun juga melanjutkan dengan bahasan pandangan orang jika pekerjaan yang enak dan terjamin adalah p*s. Dilain sisi kami berpikir bahwa jika salah niat persepsi ini bisa menjerumuskan ketidakyakinan kepada Allah, Yang Maha memberikan rezeki. Padahal dalam ayat Al Qur'an QS. Hud ayat 6, Allah menjamin rezeki setiap makhluk Allah tanpa terkecuali. Sayapun menambahkan, harusnya kita tidak dihantui rasa khawatir mengenai rezeki finansial, karena Allah sudah mengatur rezeki lengkap dengan kadarnya, asal kita tidak berhenti berikhtiar dan tawakal. Sayapun menimpali, betapa Allah sudah menenangkan hamba-Nya dengan beberapa opsi seperti orang yang shalat 2 rakaat sebelum sholat subuh adalah lebih baik dari dunia dan seisinya, yang sholat dhuha akan dilancarkan rezekinya, yang mengamalkan Al Waqi'ah setiap malam akan dihindarkan kemiskinan. Lalu apalagi yang kita takut dan khawatirkan. Harusnya tidak ada!
Sampai dicerita tersebut kamipun melanjutkan pembicaraan masih tentang rezeki di rumah tangga. Panjang ceritanya.hehe...Nah, akhirnya bisa menyelesaikan tantangan hari kedua walau tidak seformal mendongeng malah terkesan diskusi.
Alhamdulillah, ternyata memang benar, membentuk karakter dapat melalui dongeng atau cerita. Semoga ini menjadi bekal buat nanti jika saya sudah menikah dan Allah amanahkan anak. Seru ya ternyata :') Terima kasih juga sahabat hidup saya sudah mau merespon dongeng ala ala ini :')
#GrabYourImagination
Akhirnya selepas sholat isya', kami saling bertelepon. Diawali bercanda terlebih dahulu kemudian saya ceritakan kalau tadi sempat membahas rejeki dengan kawan Lab melalui video call. Saya ingin membangun karakter mengenai keyakinan kepada Allah sebenarnya, khususnya melalui pintu rejeki ini. Lalu saya sampaikan, terkait rejeki saya teringat dengan kisah nabi Sulaiman, nabi paling kaya. Kala itu, nabi Sulaiman ingin memberi makan penduduk di bumi dengan kekayaannya. Nabi Sulaiman menyiapkan makanan yang sangat banyak sekali untuk menjamu semua yang diundang. Allah sebenarnya telah memperingatkan bahwa nabi Sulaiman tidak akan bisa mengurus makan makhluk, namun nabi Sulaiman masih terus yakin bahwa ia bisa. Lalu, Allah utus seekor binatang dari jenis ikan untuk memakan jamuan tersebut. Qodarullah, semua makanan habis dimakan ikan tersebut bahkan masih kurang. Saya dan sahabat saya tersebut saling menyimpulkan, bahwa mengenai rejeki memang urusan Allah yang tidak bisa kita yang mengatur.
Kamipun juga melanjutkan dengan bahasan pandangan orang jika pekerjaan yang enak dan terjamin adalah p*s. Dilain sisi kami berpikir bahwa jika salah niat persepsi ini bisa menjerumuskan ketidakyakinan kepada Allah, Yang Maha memberikan rezeki. Padahal dalam ayat Al Qur'an QS. Hud ayat 6, Allah menjamin rezeki setiap makhluk Allah tanpa terkecuali. Sayapun menambahkan, harusnya kita tidak dihantui rasa khawatir mengenai rezeki finansial, karena Allah sudah mengatur rezeki lengkap dengan kadarnya, asal kita tidak berhenti berikhtiar dan tawakal. Sayapun menimpali, betapa Allah sudah menenangkan hamba-Nya dengan beberapa opsi seperti orang yang shalat 2 rakaat sebelum sholat subuh adalah lebih baik dari dunia dan seisinya, yang sholat dhuha akan dilancarkan rezekinya, yang mengamalkan Al Waqi'ah setiap malam akan dihindarkan kemiskinan. Lalu apalagi yang kita takut dan khawatirkan. Harusnya tidak ada!
Sampai dicerita tersebut kamipun melanjutkan pembicaraan masih tentang rezeki di rumah tangga. Panjang ceritanya.hehe...Nah, akhirnya bisa menyelesaikan tantangan hari kedua walau tidak seformal mendongeng malah terkesan diskusi.
Alhamdulillah, ternyata memang benar, membentuk karakter dapat melalui dongeng atau cerita. Semoga ini menjadi bekal buat nanti jika saya sudah menikah dan Allah amanahkan anak. Seru ya ternyata :') Terima kasih juga sahabat hidup saya sudah mau merespon dongeng ala ala ini :')
#GrabYourImagination
#KuliahBunSayIIP
#Level10
#MembangunKarakterAnakMelaluiDongeng
#Tantangan10hari
#Level10
#MembangunKarakterAnakMelaluiDongeng
#Tantangan10hari
***
Wisma Wageningen, 14 Juli 2019
Vita Ayu Kusuma Dewi
Comments
Post a Comment
Komentar dimoderasi, yuk sambung silaturahim, saya akan langsung berkunjung balik ke sahabat semua ^^