Terima Kasih Ya Telah Berjuang, Aku!

Bismillahirrahmaanirrahiim
Ada hal yang saya sayangkan pagi ini dengan diri saya sendiri. Membuang waktu, iya "sesederhana" tidak memanfaatkan waktu yang akhirnya berlalu tanpa hasil apapun. Sepertinya memang diri ini tidak perlu dikasih waktu luang, agar tidak ada penyesalan akan waktu yang terbuang. Tadi malam saya sudah mempersiapkan rencana untuk hari ini, mulai pagi hingga malam nanti. Semua masih aman sebelum pukul setengah enam, setelah itu, "kemalasan" mulai hadir. Padahal sudah merencakan akan ada satu sharing pagi melalui tulisan. Ah payah pikir saya, lalu saya punya pelampiasan terbaik, cucian. Iya, satu ember cucian, karena sudah saya tambahi beberapa baju yang baru dipakai, sebenarnya belum waktunya mencuci, tapi biar saya bisa memanfaatkan waktu agar tak berdiam diri. Menulispun belum ada ide dan hasrat lagi.
Tak terasa, menyuci ini paling dramatis, sampai menjemurpun penuh iringan istighfar agar pikiran terasa tenang. Kini saya tau, perpaduan melankolis dan ke-ekstrovert-an dalam diri saya se"seru" ini. Setelah mencuci, menjemur, saya melanjutkan memasak. Walau hanya merebus dan berkreasi dengan ubi, hati saya bersyukur bahagia meski bagi orang lain masakan ini ala kadarnya. Setidaknya saya lega, saya tidak diam saja. Hasrat saya ke kampus sedikit "nakal" pagi ini, inginnya berangkat menjelang siang saja. Toh di sana kalau pikiran kemana-mana juga bakal tak ada hasilnya. Setelah memasak, barulah saya melanjutkan aktivitas yang sudah direncakan sebelumnya untuk hari ini. Sebuah drama pagi sekali dalam proses memahami apa yang diinginkan diri. 

Dari proses tadi pagi saya sedang mewanti-wanti diri, untuk tak lagi kembali berhenti. Sudah cukup hampir sebulan berhenti tanpa sebab, ya aslinya memang sayanya yang belum bisa mengontrol diri. Setidaknya hari ini saya tidak ingin bergantung dan mengikuti mood saya, saya harus produktif, harus bermanfaat. 

Pada akhirnya meski godaan silih berganti, meski mood kadang sesuka hati, aku bisa, aku pasti akan melalukan yang terbaik, seberat apapun tantangan aku pasti bisa sampai ke tujuan, terima kasih ya telah berjuang, aku!

Haha...kadang saya menertawakan diri sendiri, karena ternyata semangat bangkit itu ya dari diri sendiri. Sekalipun 99% orang memberi dukungan, menyemangati, kalau 1% nya tak mau dilengkapi oleh diri sendiri ya tidak jadi 100%. Baiklah sahabat, semangat yuk! Minimal semangat untuk kebaikanmu sendiri ^^

Semoga ke-absurd-an postingan ini tetap bisa diambil hikmahnya ya ^^
***
Sudut bumi, 10 Juli 2019
Vita Ayu Kusuma Dewi 

Comments