Bismillahirrahmaanirrahiim
Kemarin saat ke-hectic-an kehilangan data yang saya ceritakan di postingan sebelumnya, salah satu perantara Allah adalah Allah kirimkan penjual keliling dengan usia yang telah senja menjajakan dagangannya keliling kampus. Ceritanya saya usai menghadiri Monev di Pascasarjana. Saat di parkiran, bapak penjual tersebut menyapa, menanyakan arah tujuan saya. Lalu beliau meminta tolong untuk dibolehkan ikut sampai asrama putri karena di area Perpustakaan mahasiswa sepi, jadi dagangannya tidak terlalu laku.
Bagaimana perasaan saya? Campur aduk namun Allah hadirkan setitik bahagia. Awalnya saya sudah cemas dan ingin segera kembali ke Lab untuk berusaha menyelamatkan data, kali saja masih rejekinya. Eh...ternyata Allah hadirkan kakek penjual tersebut. Istighfarlah saya sambil bersyukur, ya Allah di tengah kecemasan masih Engkau amanahkan seperti ini...Apa maksudnya ya Allah?
Saat perjalanan menuju asrama putri, sang kakek bercerita sejak 2004 telah berjualan di IPB sampai renta ini juga tetap keliling, namun kadang raganya tak kuat lagi banyak berjalan. Ya Allah, cerita demi cerita membuat hati nyes seraya istighfar, apa yang saya alami belum seberapa. Ada yang lebih dalam lagi deritanya tapi tak pernah nampak di wajahnya.
Usai mengantar kakek tersebut, sayapun kembali ke Lab dan tak kuasa menahan air mata. Tumpahlah semua perasaan :'( Lalu sorenya saya mendapati seorang adik memposting ulang tulisannya Nadhira. Postingan Nadhira ini sepakat sekali saya :')
Mungkin salah satu perantara jawaban dari apa yang saya alami, setiap manusia itu istimewa, dari-Nya, jangan pernah merasa tak berharga dan putus asa begitu saja :')
***
Bogor, 10 Oktober 2019
Vita Ayu Kusuma Dewi
Comments
Post a Comment
Komentar dimoderasi, yuk sambung silaturahim, saya akan langsung berkunjung balik ke sahabat semua ^^