Diary Si Kecil, Luapan Emosi yang Melegakan

Bismillahirrahmaanirrahiim 
Salah satu yang membahagiakan adalah adanya anak-anak tetangga yang tak pernah habis semangatnya. Suatu ketika, saat kami berkumpul ada yang menggambar, menulis atau aktivitas lainnya. Saya melihat buku salah seorang anak, ternyata itu buku berisi gambar-gambarnya dia. Ia mengklaim tidak pandai mewarna tapi suka menggambar. Namun yang membuat saya salut bukan hanya itu, tapi catatan hariannya di beberapa lembar kertas tersebut. Luapan hati yang jujur, meski sekadar “aku kecewa ayah ummi marah karena aku menjadikan bak mandi berendam… ”

Lugu namun menyimpan hikmah luar biasa. Iya, salah satunya, ia dapat memahami perasaannya sendiri dan juga meluapkan emosinya, minimal cara ini mencegah ia mengalami gangguan mental di kemudian hari karena banyaknya sampah emosi. Coba lihat, berapa banyak orang dewasa yang memiliki gangguan mental dan memerlukan penangan berikutnya? Atau yang melampiaskan dendamnya dengan cara yang negatif? Bukan hanya satu dua, karena mereka tidak bisa mengenali diri dan emosinya serta cara yang tepat meluapkannya. Darimu aku belajar banyak, Nak…. Terima kasih 
***
Pasuruan, 23 Maret 2020 
Vita Ayu Kusuma Dewi

Comments