Refleksi Satu Bulan Pernikahan

Bismillahirrahmaanirrahiim
Tepat di tanggal ini, tanggal 8, sebulan yang lalu, saya resmi menyandang status "istri". Qodarullah, satu minggu setelah pernikahan, saya dan suami harus LDM alias long distance married sampai detik ini. Iya, satu minggu kami lalui berdua dalam satu atap, tiga minggunya hanya berjumpa lewat gawai, itupun setiap malam atau pagi sebelum kerja. Namun, dibalik itu semua, saya tetap bersyukur walau menahan getir memikirkan kak suami yang ada di beda provinsi, tepatnya di Jawa Timur dan saya di Jawa Barat.

Saat hari awal pernikahan, saya baru ngeh banyak pemikiran yang berubah, yang awalnya saya keukeuh dengan pemikiran untuk ini itu akhirnya luluh. Seperti, saat saya memutuskan untuk kembali ke Bogor H+5 menikah, ternyata karena sesuatu hal yang di Bogor diundur, akhirnya di hari itu juga saya berpindah haluan untuk ikut kakak ke Pasuruan, walau saya harus bermalam di Ngawi dan besoknya baru berangkat ke Pasuruan. Ternyata naluri sebagai istri yang ingin mendampingi suami itu melekat. Ya, walaupun kami tetap harus LDM juga karena beberapa kewajiban yang belum usai.

Hal lainnya terkait pekerjaan rumah, ternyata insting perempuan juga terkait ini. Awalnya saya hopeless dan sudah meminta ijin ke suami terkait hal ini. Kalau saya tidak mau memasak, dll. Tapi saat serumah, tinggal berdua, naluri itu kembali hadir. Tanpa paksaan, tanpa disuruh, sayapun melakukan beberapa hal rumah tangga, sebelum akhirnya kami LDM.

Termasuk saat LDM, saya sudah optimis bisa untuk bertahan, tapi ternyata tetap saja kepikiran, suami di sana bagaimana, makan apa, rumah bagaimana, dll. Saya menyadari, ternyata banyak hal yang berubah setelah menikah. Semakin harus memahami dan berkompromi. Banyak hal lain, dan terlalu banyak untuk direfleksikan :"

Di satu bulan pernikahan ini, semoga visi keluarga untuk terhindar dari siksa api neraka dapat diijabah dan diridhoi oleh Allah. Ada banyak hal yang belum bisa saya ungkapkan, namun satu bulan ini penuh arti. Dear kak suami, terima kasih untuk semuanya, semoga senantiasa dalam lindungan dan keberkahan. Akan banyak orang mencibir dan mencela karena kita memilih jalan LDM sementara, hingga mengaitkannya dengan hak Allah untuk memberikan amanah buah hati tercinta. Semoga kita yakin, bahwa jalan Allah, adalah yang terbaik dan kita tidak meragukan-Nya, sedikitpun. Kalau ada yang mencela, semoga kita ingat, kadang sesuatu terjadi di depan kita bukan untuk kita cela namun harusnya kita gali hikmah berharga di dalamnya... Love you my lovely husband, hold my hand and our family into jannah :")
***
Sudut Bogor, 8 Maret 2020
Vita Ayu Kusuma Dewi

Comments