Terjun ke Dunia Investasi (Syariah), Yuk!

Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah, bersyukur Allah masih memberikan kesempatan untuk membagikan titipan ilmu yang pernah saya pelajari. Harapannya semoga dapat bermanfaat bagi sahabat khususnya yang sama sekali belum tau. Pada kesempatan kali ini sebenarnya saya ingin berbagi mengenai Reksadana tapi sebelum ke Reksadana, saya ingin bercerita dulu mengapa saya mulai menulis tentang investasi, salah satunya mengenai Vestifarm.

Jadi beberapa kali saya mencoba membuka diskusi mengenai investasi dengan beberapa rekan mahasiswa di kampus, namun sebagian besar memiliki pandangan bahwa investasi itu identik dengan “uang yang banyak” dan “orang kaya”. Lalu saya menceritakan pengalaman saya belajar sedikit mengenai investasi, alhamdulillah beberapa tertarik dan baru tau bahwa instrumen investasi bisa dijangkau oleh kaum seperti saya ini, mahasiswa.hehe….Berawal dari situlah saya ingin titipan ilmu ini tidak berhenti di saya. 

Sebentar, agar tidak terlalu jauh, pastikan investasi ini menggunakan dana yang bukan untuk kebutuhan pokok. Kalau yang saya baca di buku Sakinah Finance karya Pak Luqyah Tamanni dan Ibu Murniati Mukhlisin, kita memang harus mengatur keuangan kita berdasarkan prioritas dan memastikan semuanya menjadikan sakinah, atau perasaan tenang. Tenang karena asal uangnya dari jalan yang halal pun pengeluarannya juga tidak menyimpang dari aturan Allah. Pengelolaan uangnya salah satunya adalah perencanaan investasi. Tapi pastikan dulu urusan prioritas seperti hutang, zakat dan kebutuhan pokoknya sudah diselesaikan dengan baik. Jadi investasi ini masuknya ke kategori pengelolaan surplus atau dana lebih.  
Sumber gambar: bisnis-online47.blogspot.com

Salah satu hadits yang menginspirasi untuk melakukan investasi adalah “Allah akan memberikan rahmat kepada yang berusaha dari yang baik, membelanjakan dengan pertengahan dan dapat menyisihkan kelebihan (surplus) untuk menjaga pada hari ia miskin dan membutuhkannya (HR. Ahmad dan Muslim) 

Menurut saya pribadi, memang Islam sangat detail mengatur semuanya, termasuk keuangan, agar harta yang didapat selain halal juga baik, pengeluarannya juga di jalan yang diridhoi. Semua efeknya sebenarnya kembali ke masing-masing. 

Alhamdulillah, sejak saya kecil, orang tua saya membiasakan untuk mengatur detail keuangan, bahkan saya catat detail pemasukan dan pengeluaran secara rinci sejak SMA, apalagi dulu sudah kos dan berjualan pulsa untuk tambahan uang jajan. Selain orang tua, saya punya sahabat kecil dari belum sekolah sampai SMA sekelas terus, yang lebih dulu terjun ke dunia kerja, dan sejak saya kuliah, setiap mau lebaran khususnya pas ketemu pasti salah satunya membahas mengenai pengelolaan keuangan. Kalau dari orang tua hanya membahas bagaimana pengaturan keuangan sehari-hari dan sebatas menabung, tapi kalau sahabat kecil saya ini, lebih ke pengelolaan keuangan jangka Panjang yang tidak hanya menabung biasa tapi investasi. Nah, saya dengar pertama mengenai instrumen reksadana adalah dari sahabat kecil saya ini. Matur suwun ilmunya ya Mas bro :D

Perlahan saya mulai mempelajari sendiri dari buku, artikel, kelas online bahkan yang terakhir alhamdulillah bisa mengikuti Sekolah Pasar Modal Syariah di BEI, walaupun saya sudah telat itu baru ikut kemarin, disaat teman-teman saya sudah mengikuti dari 3 tahun yang lalu. Tapi bagi saya mah, tak ada kata terlambat untuk belajar. 

Pengalaman terjun ke dunia investasi sejak S1, tapi hanya berupa deposito di bank, jumlahnya ya mepet sama dengan batas minimal setor, lawong tabungannya juga mepet :D Eh...beda ya tabungan sama investasi? Iya beda. Secara singkatnya seperti tabel di bawah ini ya. 
Sumber gambar: google.com 

Pas kuliah S2, saya belum belajar mendetail mengenai Reksadana, tapi ada kakak tingkat saya yang sudah praktek, jadilah saya ikut praktek dengan modal kecil-kecilan hanya dibawah 100ribu, ceritanya learning by doing :D Ga papa kata saya, belajar. Mulai disitulah saya baru tau kalau banyak instrumen investasi. Lalu ketemu lagi sama sahabat saya di Malang yang sekarang di Jakarta, mbak Sekar namanya. Saat kita berdiskusi, tepatnya di Sarinah selepas saya ada simposium, eh saya nyeletuk  di tengah diskusi “emang ada saham Syariah?” dan dari mbak Sekarlah saya baru tau kalau ada saham Syariah :D Ya Allah, sayanya emang yang ga mau belajar :”( 

Sejak saat itulah saya mulai mempelajari instrumen investasi Syariah, yang harapannya Allah ridho dengan pengelolaan uang yang saya lakukan, agar semuanya berbuah berkah pokoknya. Ternyata, banyak jalan untuk invetasi Syariah, mulai dari bank Syariah yang mengeluarkan produk deposito, obligasi yang akadnya sesuai aturan syar’i, no riba pastinya dan beberapa akad lainnya. Reksadana juga ada yang Syariah, saham juga ada, dan stigma masyarakat yang semua investasi hanya untuk orang kaya itu kurang tepat, karena uang 50ribupun bisa jadi Reksadana dan saham. 

Begitulah kiranya prolog kenapa saya mengajak sahabat semua berinvestasi, kira-kira kita tidak tau apa yang akan terjadi di masa depan, dengan investasi misalnya seperti di Vestifarm kita juga turut berkontribusi bagi kesejahteraan petani dan peternak, seperti obligasi misalnya atau surat utang dari negara, sebagai bentuk kontribusi nyata untuk negara tercinta. Ya, intinya mah daripada uang “mengendap” kita tidak bermanfaat, jika dimanfaatkan dengan akad syar’i kan lebih berfaedah. Ohya, penting juga, bagi saya investasi bukan hanya sekadar return tapi lebih ke bagaimana kita memanfaatkan potensi yang telah Allah berikan, lalu digunakan untuk menganalisa, hingga memutuskan suatu keputusan yang berdasar, bukan asal. Setelah mencoba investasi, in syaa Allah sahabat akan mengetahui maksud saya, karena beberapa investor berpikir investasi hanya return saja, padahal esensinya bukan di hal tersebut.

Tapi mah jangan lupa juga ya, investasi akhiratnya, sedekah (kalau di Sakinah finance termasuk prioritas awal nih). Sekian dulu prolognya, in syaa Allah setelah Vestifarm kemarin, setelah ini mau sharing mengenai Reksadana ^^
***
Selasar Al Hurriyyah, 6 Juni 2018
Vita Ayu Kusuma Dewi

Comments

  1. Tergantung mas dikanya mau ke jalur apa, ada saham, reksadana, dll,

    ReplyDelete

Post a Comment

Komentar dimoderasi, yuk sambung silaturahim, saya akan langsung berkunjung balik ke sahabat semua ^^